Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Wujudkan DJKN Hijau!
N/a
Selasa, 17 Juni 2014 pukul 14:42:27   |   720 kali

Denpasar - Masih dalam bulan memperingati Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 5 Juni 2014, Kantor Wilayah DJKN Bali dan Nusa Tenggara (Kanwil DJKN Balinusra) bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Raya (UPT Tahura) Ngurah Rai mengadakan penanaman pohon bakau (mangrove) di Kawasan Konservasi Mangrove Denpasar pada 13 Juni 2014. Seluruh pegawai Kanwil DJKN Balinusra, KPKNL Denpasar, dan KPKNL Singaraja mengikuti program penanaman pohon bakau ini.

Para peserta mengawali kegiatan dengan jogging bersama mengelilingi kawasan konservasi hutan bakau, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pegawai dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Usai penanaman pohon bakau, Kepala Kanwil DJKN Balinusra Etto Sunaryanto memberikan sambutan. “Mudah-mudahan langkah kecil yang telah kami laksanakan yaitu penanaman bibit mangrove bisa memberikan inspirasi bagi unit instansi pemerintah baik pusat dan daerah, swasta maupun masyarakat luas dapat mengikuti jejak kami untuk peduli lingkungan,“ harap Etto. Kepala Kanwil juga berharap hal ini dapat meningkatkan keinginan manusia untuk hidup serasi dengan alam. Oleh karena itu alam semesta harus bisa dirawat sebaik-baiknya. Di akhir sambutannya, Etto menyampaikan bahwa kegiatan ini juga sebagai wujud partisipasi Kanwil DJKN Balinusra dalam gerakan DJKN Hijau yang mulai dicanangkan tahun ini sebagai upaya mendukung pelestarian alam.

Kepala Seksi Program pada Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I Denpasar Esti Mening Saraswati memberikan penjelasan mengenai kawasan hutan bakau yang dikelolanya. Esti menjelaskan bahwa  tahun 1992 kerja sama antara Pemerintah R.I. dengan pemerintah Jepang melalui JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) mengawali rehabilitasi kawasan Tahura Ngurah Rai yang saat itu kondisinya memprihatinkan. Bantuan Jepang tersebut berbentuk rehabilitasi kawasan, gedung dan fasilitas, serta peningkatan kemampuan SDM.

Kawasan hutan mangrove di Bali tersebar di 4 kabupaten dan 1 kotamadya, yaitu di Denpasar, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, kawasan Taman Nasional Bali Barat, dan Jembrana. Khusus Tahura Ngurah Rai memiliki luas 1.373,5 ha. “Selain berfungsi sebagai penyedia air minum untuk daerah Kuta dan Nusa Dua, kawasan hutan bakau ini juga sering dilaksanakan pelatihan pengelolaan mangrove, pengolahan buah mangrove, pendidikan lingkungan untuk anak-anak seperti lomba melukis pohon bakau, lomba bahasa Inggris dan Jepang, hingga summer camp untuk anak-anak berprestasi,” ujar wanita yang telah bertugas di Bali selama 25 tahun ini. Dari penjelasan Esti ternyata tanaman bakau tidak hanya bermanfaat sebagai pencegah abrasi laut. Tanaman ini juga dapat diolah menjadi sabun, puding, selai, roti, dan sirup. Pengolahan buah mangrove dilakukan oleh masyarakat di sekitar Kawasan Konservasi Mangrove dan dapat membantu menambah penghasilan mereka. “Beberapa banjar dan kelompok tani sudah membentuk Forum Peduli Mangrove yang sudah menjalankan pengolahan buah mangrove dengan baik,” tambah Esti.

Di akhir acara, Etto berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan secara berkelanjutan pada masa yang akan datang demi bumi yang lebih hijau. (Teks: Vina, Foto: Qoswara)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini