Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Pentingnya Branding Image Building Organisasi Melalui Publikasi Media
N/a
Selasa, 11 Februari 2014 pukul 14:22:15   |   3840 kali

Jakarta – Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat Tavianto Noegroho membuka acara capacity building public relations yang diikuti oleh seluruh pegawai Subdirektorat Humas dan tim kreatif Direktorat Jenderal kekayaan Negara (DJKN) yang terdiri dari beberapa direktorat teknis pada Jumat (7/2) di Kantor Pusat DJKN, Jakarta. ”Branding Image Building Organisasi Melalui Publikasi Media” merupakan tema yang disampaikan oleh pakar komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi.

“Keterbukaan yang bertanggung jawab itu akan memudahkan control kita, internal termasuk control masyarakat terhadap kinerja kita, makanya kita sedang bersiap-siap berusaha mengembangkan dengan keterbatasan orang,” ujar Tavianto dalam penyampaiannya mengawali acara. Ia juga menyampaikan bahwa walaupun memiliki jumlah Sumber daya Manusia (SDM) yang terbatas, namun Subdirektorat Humas tetap berusaha secara optimal dalam menjalankan fungsinya dengan memanfaatkan media yang ada untuk bisa menjangkau daerah-daerah.

Di tempat yang sama, Pakar Komunikasi UI Ari Junaedi menyampaikan materi yang komprehensif mengenai branding organisasi. “Kerja di humas menurut saya merupakan tantangan yang terbesar, bagaimana sebuah institusi mau dibawa kemana dan dikenal oleh publik ada di humasnya,” ungkap Ari. Pria yang pernah menjabat sebagai staf ahli salah satu mantan Presiden RI ini menyampaikan bahwa ke depan, kekuatan terbesar media adalah di social media seperti twitter dan youtube. Untuk itu, ia menyarankan agar seluruh kegiatan DJKN harus muncul di youtube.

Dalam menyampaikan materinya, Ari mengungkapkan jika saat ini branding image sangat dipengaruhi oleh iklan di media televisi. Ia memberikan contoh begitu gencarnya iklan dari para calon presiden untuk membangun image menjelang pemilu. Social TV menentukan sebuah personality, produk, atau korporat menjadi komoditi atau berevolusi menjadi brand. Brand yang baik mempunyai daya pikat pasar yang kuat, lebih dipercaya, dan membuat pelanggan rela membayar lebih.

Saat ini, televisi telah menjadi aktor penting dalam mengubah peradaban manusia sejak abad 20. “Placement-nya iklan dari DJKN mau tidak mau harus dialokasikan ke televisi, karena mainstream media kita tetap masih di TV sehingga branding image DJKN nantinya akan dapat terbentuk dengan baik,” ucap Ari. Pria yang dikenal humoris ini juga menyampaikan bahwa seseorang ataupun institusi seperti DJKN kalau belum tampil dan menjadi perhatian publik di televisi maka belum menjadi brand dan masyarakat luas tidak akan mengenalnya.

Brand yang baik akan mempunyai daya pikat pasar yang kuat, lebih dipercaya, dan menghasilkan value creation yang tinggi serta cenderung mudah dimaafkan bila melakukan kesalahan. “Kita hidup bukan hanya dalam peradaban televisi biasa melainkan peradaban social tv yakni televisi saling terkait  dengan media-media lainnya yg bersifat personal dan sosial. Akibatnya upaya membangun branding menjadi sangat complicated,” ujarnya.

Gaya Ari Junaedi yang cair dalam membawakan materi membuat peserta menjadi antusias dalam mendengarkan presentasinya. Setelah penyampaian materi selesai, dilakukan sesi tanya jawab kepada para peserta. Dengan adanya capacity building ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai branding institusi (niko/bas/putra/pandu-humas)

 

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini