Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
DJKN 2025 Starts From Here!
N/a
Selasa, 21 Januari 2014 pukul 15:23:40   |   828 kali

Jakarta - “The biggest motivator” untuk perubahan sebenarnya adalah mimpi. Sesederhana apapun mimpi, setiap manusia harus memilikinya karena mimpi itu adalah driver untuk melakukan perubahan. Beberapa mimpi jika dikumpulkan dalam sebuah organisasi harus menjadi sebuah kebutuhan bersama, yang dengan itu organisasi tersebut mempunyai energi dan memanfaatkan banyak hal untuk melakukan perubahan. Demikian disampaikan Chief Executive Officer (CEO) General Electric (GE) Indonesia Handry Satriago saat mengisi sharing experience dalam acara Retreat Transformasi Kelembagaan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Jumat (17/1) di Aula Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Jakarta. Ia juga menegaskan pentingnya eksekusi dalam melakukan perubahan. ”What is the important thing about change is execution, because many times peoples talk about change, they only talk about plan of changing, dan kebanyakan organisasi  menghabiskan waktu yang lama dalam perencanaan perubahan. Sehingga ketika perubahan itu ingin dilakukan, dunia sudah berubah lagi,” ujarnya.

Acara yang mengambil tema Change With Enthusiasm ini diselenggarakan pada 17-18 Januari 2014 bertempat di dua lokasi, Aula DJKN untuk acara pembukaan dan sharing experince sedangkan acara Roleplay dan Exhibition “DJKN 2025” serta outbond diselenggarakan di Grand Pesona Hotel dan Resort Bogor. Peserta acarat retreat transformasi kelembagaan adalah eselon II, III dan IV serta pelaksana Kantor Pusat DJKN.

Pembukaan dan Sharing Experience

Dalam membuka Retreat Transformasi Kelembagaan DJKN, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto menjelaskan bahwa leadership itu terdiri dari 4 hal yaitu pertama, pemimpin harus mampu memberikan arahan kepada bawahannya.”Dia lead di depan dan ke depan harus bagaimana leader yang mengarahkan,” tegasnya. Kedua, pemimpin harus berani mengambil keputusan. “Leadership tanpa berani mengambil keputusan tidak ada gunanya,” ujarnya. Ketiga, Pemimpin harus bisa memotivasi bawahannya. "Kalau tidak bisa, maka leadership hanya untuk dirinya saja dan ia tidak mampu menumbuhkembangkan potensi yang ada di stafnya. Sehingga stafnya akan merasa demotivasi,” tandasnya. Keempat, Leader harus menjadi panutan/rolemodel  untuk  bawahannya.

Hadiyanto berharap retreat ini bisa menyatukan DJKN sebagai satu organisasi, satu team untuk menyukseskan transformasi kelembagaan on the right  track dan tepat waktu sesuai dengan timeline yang telah ditentukan. Selain itu, retreat ini juga diharapkan bisa menumbuhkan sense of urgency, sense of ownership dan sense of team work untuk menjadikan kualitas DJKN yang distinctive, tidak sama dengan unit lain.”Saya selalu ingin DJKN one step a head dari instansi yang lain,” imbuhnya.

Di hadapan peserta retreat, Handry Satriago mengutarakan ada 5 faktor perubahan yang harus dicermati yaitu pertama, needs (kebutuhan). “You need to know why you need to change,” tandasnya. Kebutuhan untuk berubah dan mimpi memiliki peranan penting di dalamnya. Mimpi akan memberikan energi untuk melakukan perubahan. Kedua, Acceptance , kebanyakan perubahan selalu berbicara dari segi teknis, padahal yang berperan penting dalam perubahan adalah dukungan dari seluruh pihak. Perubahan teknologi semodern dan secepat apapun tidak akan berefek pada perubahan jika tidak diterima oleh seluruh pihak. “Untuk membangun dukungan yang tinggi, maka perlu dibangun culture ready to change anywhere and anytime. Dan perubahan ini tidak dibangun dalam semalam, namun dibangun melalui beberapa dekade,” tegasnya.

Faktor ketiga adalah creativity (Kreativitas). “Jika perubahan dilakukan dengan sudut pandang yang berbeda dengan yang lain, maka kemungkinan besar perubahan yang dilakukan lebih cepat berhasil,” ujarnya. Keempat, risk (risiko). Risiko sangat penting untuk di-manage dengan baik. Ketika melakukan perubahan pasti akan menemui risiko-risiko yang dihadapi karena ketika melakukan perubahan tidak akan selalu berhasil semuanya. Kegagalan atau kesalahan pasti akan hadir dan hal itu harus menjadi pelajaran. Kelima, Speed (Kecepatan). Keberanian untuk mengeksekusi rencana-rencana yang telah ditetapkan akan mempengaruhi keberhasilan perubahan. Sebuah penelitian menyebutkan cost karena terlambat melakukan perubahan jauh lebih mahal daripada cost melakukan perubahan, mengalami kegagalan kemudian belajar dari kegagalan tersebut. Di dalam perusahaan bisnis, cost terlambat perubahan yang paling besar berupa kehilangan kesempatan, kemudian kehilangan customer karena memberikan peluang kompetitor mengambil customer perusahaan tersebut. Sedangkan untuk instansi pemerintah seperti DJKN, selain kehilangan momentum berubah, cost yang timbul adalah menggunungnya biaya-biaya yang ditimbulkan dalam perencanaan perubahan.

Roleplay dan Exhibition “DJKN 2025” dan outbond

Mengawali acara Roleplay dan Exhibition “DJKN 2025”, Hadiyanto menayangkan video mengenai gambaran perkembangan teknologi ke depan yang memvisualisasikan bahwa dunia sudah borderless dan membuka imaginasasi peserta untuk menggambarkan DJKN 2025. Ia menggambarkan bahwa ke depan, aktivitas bisnis, komunikasi sosial dan lingkungan dapat dibantu dengan teknologi bahkan hambatan bahasa juga dapat teratasi. “Teknologi harus mampu membantu kita untuk mempercepat proses bisnis dan proses pengambilan keputusan sebagai sistem informasi manajemen,” tegasnya. Selain itu, ke depan teknologi akan berkembang menuju ke teknologi ramah lingkungan. Teknologi bukan tanpa risiko, tetapi risiko tersebut dapat dimitigasi dengan berbagai cara. Melihat hal tersebut, DJKN harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dengan cepat.

Pada sesi ini, peserta dibagi ke dalam tiga kelompok besar untuk berdiskusi memvisualisasi DJKN di pada tahun 2025. Agar diskusi lebih fokus kelompok besar tersebut dibagi kembali menjadi 3 kelompok kecil yang masing-masing berdiskusi mengenai visualisasi visi dan organisasi, visualisasi visi dan proses bisnis serta visualisasi visi dan manajemen SDM. Hasil diskusi tersebut dituangkan dalam flow chart yang akan dipresentasikan dengan cara gallery walk. Melihat flowchart hasil diskusi kelompok, Dirjen KN mengapresiasinya karena semuanya telah menggambarkan secara lengkap visualisasi DJKN 2025 ke depan. “Melihat ini semua, Transformasi Kelembagaan DJKN 2025 bukan hal yang, impossible tetapi I am possible (dapat terwujud-red). Lompatan besar DJKN di 2025 itu sudah kita mulai dari sekarang,’’ ujarnya dengan penuh semangat yang diikuti oleh tepuk tangan seluruh peserta.

Menutup acara pada Roleplay dan Exhibition “DJKN 2025”, seluruh peserta mengikuti acara api unggun yang dipimpin oleh Dirjen Kekayaan Negara. Namun, sebelum api unggun menyala, ia menyalakan lilin yang diberikan kepada para peserta lain  yang menandakan komitmen bersama dalam mewujudkan transformasi kelembagaan DJKN 2025. Dengan menyalanya lilin ini, menandai pijaran lilin walaupun belum terang namun dirinya yakin dengan komitmen bersama seluruh elemen DJKN lilin-lilin yang lain akan terus menyala bersama pegawai DJKN sehingga rencana transformasi kelembagaan DJKN 2025 dapat diwujudkan. “Melalui lilin ini, transformasi kelembagaan DJKN secara estafet dari komitmen kita pada malam hari ini terus kita jalankan dan laksanakan sekembalinya dari sini dengan dukungan spirit, antusiasme untuk perubahan DJKN menjadi organisasi yang lebih baik lagi,” pungkasnya sembari memberikan nyala api lilin kepada para pejabat eselon II di bawahnya yang dilanjutkan ke semua peserta.

Gerimis yang turun pagi itu (18/1), tidak menyurutkan semangat peserta retreat untuk mengikuti outbond yang diselenggarakan panitia. Peserta begitu antusias mengikuti setiap permainan yang dimainkan yang membutuhkan kekompakan setiap tim. Peserta pria tidak mau kalah dengan peserta perempuan saat menjalankan lomba memasak, mereka bahu-membahu untuk menyajikan makanan dan minuman yang enak. Dalam penjurian, Dirjen mengungkapkan bahwa memasak ini bila diimplementasikan dalam public sector, bagaimana DJKN dapat menciptakan produk layanannya sehingga memuaskan stakeholders dalam bisnis proses DJKN.

“Kalau yang memasak tadi, baik yang mengiris bawang, cuci piring semua punya peran. Semua pihak punya peran yang sama tidak ada yang lebih penting antara satu dan lainnya,” ungkapnya. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa teamwork merupakan sesuatu yang penting dan harus dijalankan. Tantangan terbesar DJKN, lanjutnya, bagaimana bisnis proses dan cara menyajikan layanan publik dengan spirit yang sama.

Menutup acara outbond, peserta retreat ditantang tiga permainan yang saling berkaitan yang puncaknya peserta ditantang untuk menyalakan obor dengan berbekal dua lilin dan di perjalanan dihadang oleh hambatan berupa lemparan air. Dengan semangat dan berjuang bersama-sama peserta mampu menyelesaikan games ini walaupun dengan kondisi pakaian basah kuyup.

Menutup acara ini, DJKN menegaskan one goal DJKN telah berubah yang 5 tahun sebelumnya goal DJKN untuk LKPP sekarang berubah transformasi kelembagaan. Dirjen Kekayaan Negara Hadiyanto menegaskan sekarang ada pergeseran dari one goal untuk LKPP WTP menjadi transformasi kelembagaan DJKN 2025. Dalam melaksanakan proses transformasi kelembagaan menuju 2025, tantangannya akan besar karena pasti ada pihak-pihak yang ingin menggagalkan transformasi kelembagaan. “DJKN 2025, dimulai dari di sini untuk itu kita harus berbekal diri, proses bisnis dan perencaan diperbaiki, governance dan mitigasi risiko kita tingkatkan,” pungkasnya.

Bravo DJKN, One Team, One Spirit, One Goal DJKN Yes, Change With Enthusiasm! (Humas DJKN)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini