Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Dukung Penyelesaian Masalah Sampah, Enam SMV Kemenkeu Luncurkan Program WE CARE
Nanang Ansari
Selasa, 28 November 2023 pukul 15:40:05   |   249 kali

Yogyakarta - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban meresmikan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa Pengelolaan Sampah Berbasis Sirkular Ekonomi sinergi enam Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bertajuk WE CARE (Waste Management for Circular Economy) di Yogyakarta, Selasa (28/11).

 

"Saya mengapresiasi SMV Kemenkeu yaitu PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) (PT PII) sebagai inisiator program, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia  (LPEI), PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (PT SMF), PT Geo Dipa Energi (Persero) (PT GDE), dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF) yang telah bersinergi mendukung penyelesaian masalah sampah di Indonesia", kata Rionald dalam sambutannya pada seremonial peluncuran program WE CARE.

 

WE CARE adalah bentuk dukungan SMV Kemenkeu untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia. Dukungan tersebut berupa pembangunan sarana prasarana dan capacity building bagi pengembangan inti plasma budidaya Black Soldier Fly (BSF) atau maggot di Kota Yogyakarta serta optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dewanata Dieng di Kabupaten Banjarnegara.

 

"Ke depannya, kita harapkan program ini terus dikembangkan hingga produk-produk tersebut nantinya mungkin melalui LPEI dapat didukung untuk dapat diekspor sehingga mampu menciptakan peningkatan ekonomi untuk masyarakat dan memberikan devisa kepada negara", tambah Rionald. Selain itu, potensi lain dari pengelolaan sampah juga dapat dikembangkan, salah satunya menjadi renewable energy seiring telah dimulainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di beberapa kota.

 

"Kepada SMV dan pihak-pihak yang telah melaksanakan program ini, agar terus diperluas ke daerah lainnya, sehingga program ini mampu memberikan dampak sirkular ekonomi ke masyakarakat secara lebih luas lagi", kata Rionald. Dirinya juga berpesan agar masyarakat turut serta menjaga plasma-plasma yang telah dibangun dan berkomitmen untuk tidak hanya mengolah sampah namun juga mulai mengurangi sampah yang dihasilkan.

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT PII M. Wahid Sutopo mewakili pimpinan SMV Kemenkeu menjelaskan bahwa program WE CARE dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Kota Yogyakarta dan Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara dan didukung oleh Waste4Change dan Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) sebagai mitra pelaksana.  

 

Program Pengembangan Inti Plasma Budidaya Maggot (BSF) di Kota Yogyakarta, merupakan program pengelolaan sampah organik melalui pengembangan inti plasma budidaya maggot yang meliputi studi pendahuluan dan 5 tahap capacity building, yaitu mengenai BSF secara umum; Teknis Operasional dan Workshop; Kelembagaan dan Peraturan; Keuangan, Bisnis Model, Ekspor; dan Branding. Program ini juga didukung dengan pengadaan sarana prasarana melalui pembangunan fasilitas dan perlengkapan pendukung budidaya pada enam plasma yang ditentukan melalui hasil penilaian dan assesment yang berlokasi di Kelurahan Karangwaru, Bumijo, Winongo Asri, Bener, Wirobrajan, dan Badran kota Yogyakarta. 

 

“Sasaran program ini adalah membuat skema yang optimal dalam pengelolaan sampah organik melalui biokonversi maggot di enam plasma hingga mencapai target pengurangan sampah organik sebesar 84,6 ton per tahun, menghasilkan maggot fresh yang dapat dijadikan pakan ternak sebanyak 25,2 ton per tahun, pupuk kasgot 42 ton per tahun dan menghasilkan nilai ekonomi dari penjualan pupuk dan pakan tersebut sebesar Rp215 juta per tahun” ungkap Sutopo.

 

Adapun target estimasi outcome yang akan dicapai dari Kandang Maggot Jogja (KMJ) dan enam plasma, lanjut Sutopo, adalah  penyerapan sampah organik sebesar 153,6 ton per tahun, produksi maggot fresh sebesar 59,6 ton per tahun, produksi kasgot sebesar 38,4 ton per tahun, dan pendapatan ekonomi dari hasil penjualan maggot fresh dan kasgot sebesar Rp472.689.000,- per tahun.

 

Sutopo juga menambahkan bahwa pada Program Optimalisasi Pengelolaan Sampah TPST Dewanata di Banjarnegara yang merupakan sinergi antara PT PII dengan PT GDE dilakukan riset dan studi awal serta capacity building pengelolaan TPST Dewanata dari lima aspek persampahan, yaitu peraturan, teknis operasional, kelembagaan, keuangan, dan partisipasi masyarakat.  “Program ini nantinya juga akan didukung dengan pengelolaan residu dan limbah sampah melalui pembangunan IPAL serta akan dilanjutkan dengan Pembangunan fasilitas TPST hingga diharapkan dapat menjadi TPST percontohan di Kabupaten Banjarnegara serta di daerah lain di Indonesia,” tambahnya. (abh/foto PII)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini