BOGOR – “Kita (Kementerian Keuangan) ini memiliki budaya yang luar biasa,” Direktur Jenderal Kekayaan Negara mengawali sambutannya pada rangkaian pembukaan Rapat Pimpinan Terbatas Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Rapimtas DJKN) pada (2/7) di Bogor. Acara ini mengambil tema “Transformasi DJKN Menuju Budaya Melayani yang Lebih Baik”. Seluruh pejabat Eselon II dan beberapa Eselon III DJKN menjadi peserta pada kegiatan Rapimtas ini.

Dalam arahan itu, Dirjen Kekayaan Negara memberi pemahaman mengenai urgensi transformasi mulai dari tata kelola Sumber Daya Manusia (SDM), proses bisnis, pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan pentingnya menciptakan ekosistem dan budaya kerja berdasarkan nilai-nilai Kementerian Keuangan. Dirjen KN berharap jajaran pimpinan DJKN harus bisa merumuskan kebijakan strategis berkelanjutan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat khususnya dalam pelayanan.

“Transformasi DJKN diperlukan untuk menjadi pelayan publik yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Dirjen KN menekankan pentingnya memiliki budaya diskusi terbuka yang konstruktif. Menurutnya, dalam bertugas, pasti berinteraksi dengan budaya-budaya instansi atau organisasi lain yang berbeda dengan budaya instansi sendiri. Perbedaan tersebut adalah kesempatan melakukan refleksi diri.

“Kita suka mencemaskan diri kita saat kita bercermin pada orang lain. Dengan mengendalikan diri, kita bisa menyelesaikan permasalah dengan baik,” terangnya.

Rapimtas DJKN dilaksanakan secara intensif selama dua hari membahas upaya-upaya DJKN dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan DJKN. Quick Win program 2023/2024 antara lain SIMAN v2, reengineering portal lelang Indonesia; peningkatan kualitas layanan penilaian dan piutang negara melalui pengembangan lanjut Sistem Informasi Penilaian dan FocusPN. Guna melakukan respon secara cepat, layanan Halo DJKN juga perlu menjadi prioritas agar pelayanan menjadi lebih transparan, seamless dan terjaga kualitasnya.

Untuk itu, pada hari pertama Rapimtas mengundang Direktur Retail dan Bisnis Perusahaan Listrik Negara (PLN), Edi Srimulyanti untuk berbagi dan bertukar insight terkait penguatan inovasi layanan.

Edi menekankan pentingnya merubah persepsi budaya digitalisasi dari berorientasi pada kuantitas aplikasi yang dimiliki menjadi pengembangan aplikasi yang berorientasi pada customer experience, yaitu menanggapi umpan balik pelanggan dengan perbaikan secara berkelanjutan.

“Budaya pelayanan kami dipaksa berubah dengan teknologi. Dengan mengubah berorientasi pada pelanggan, kami menciptakan sistem di mana pelanggan bisa langsung memantau progress pelayanan PLN,” jelasnya.

Sebelum ditutup pada hari kedua, akan dibahas dalam segmen khusus. Digitalisasi Proses Bisnis, Peningkatan Kualitas Layanan, Isu Strategis dari Instansi Vertikal, Isu Strategis dari Direktorat Teknis.

Rapimtas juga membahas hasil monitoring dan evaluasi tindak lanjut Rapimtas dan Rakernas DJKN 2022, Pola Mutasi, pembinaan dalam rangka Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK RI serta Survei Penilaian Integritas. (Tim Humas)