Pontianak - Menteri Keuangan Republik Indonesia,
Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Pemulihan Ekonomi Indonesia masih
dalam momentum yang kuat sebagaimana disampaikan dalam Rilis APBN KiTa edisi
April 2023. Sampai akhir April 2023, APBN masih berkinerja baik.
Sebagai
implementasi Keputusan Menteri Keuangan Nomor 395/KMK.01/2022 tentang Program
Penguatan Regional Chief Economist dalam Rangka Kesinambungan Fiskal Berbasis
Kewilayahan, dan dalam rangka memberikan informasi kepada public terkait
kinerja pelaksanaan APBN serta sebagai wujud akuntabilitas pengelolaan APBN di
Wilayah Kalimantan Barat, Perwakilan Kementerian Keuangan di Provinsi
Kalimantan Barat (Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat, Kanwil DJP Kalimantan
Barat, Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat, Kanwil DJKN Kalimantan Barat, dan
BDK Pontianak) kembali mengadakan kegiatan Konferensi Pers APBN Kalimantan Barat Edisi Bulan Mei Tahun 2023 secara hybrid pada Jumat, (26/05)
untuk membahas dan memaparkan informasi kepada publik mengenai kinerja APBN
Kalbar realisasi hingga April 2023 dengan agenda kegiatan berupa Press Release
APBN KiTa Regional Kalimantan Barat Edisi bulan Mei 2023.
Kepala
Bidang Piutang Negara Rohmat yang mewakili Kantor Wilayah DJKN Kalimantan Barat
menyampaikan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari DJKN
Kalimantan Barat untuk realisasi capaian sampai dengan April 2023 total sebesar
Rp10.909.071.396 atau 28,65 persen dengan rincian PNBP aset BMN sebesar Rp8.244.168.927. “Sedangkan PNBP dari Biad
Piutang Negara dengan total sekitar
Rp9.154.612,05 dan PNBP Bea Lelang sebesar Rp2.935.149.232,” ujarnya.
Sebagai
informasi, Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada Triwulan I-2023 mengalami
pertumbuhan sebesar 4,65 persen (yoy). Dari sisi produksi, lapangan usaha
pengadaan listrik dan gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 27,58%. Dari
sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dialami oleh komponen pengeluaran
konsumsi pemerintah sebesar 14,05 persen. Apabila dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi regional Kalimantan yang tumbuh sebesar 5,79 persen (yoy),
Kalimantan Barat berada di urutan ketiga setelah Kalimantan Timur dan
Kalimantan Selatan. Kalimantan Barat memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,72
persen dari 5,79 persen atau sebesar 12,43 persen dari total pertumbuhan
ekonomi Pulau Kalimantan yang didominasi oleh Industri Pengolahan, Konstruksi,
Pertambangan, dan Penggalian.
Pada
April 2023, tingkat inflasi (gabungan 3 kota IHK di Kalimantan Barat) adalah
sebesar 4,36 persen (yoy) atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen dari
110,89 pada April 2022 menjadi 115,72 pada April 2023. Sedangkan, inflasi dari
bulan ke bulan (April 2023 terhadap Maret 2023) di Kalimantan Barat adalah
sebesar 0,48 persen. Penyumbang utama inflasi bulanan, di antaranya adalah
komoditas angkutan udara 0,19 persen, minuak goreng 0,05 persen, dan telur ayam
ras 0,04 persen.
Sampai
dengan 30 April 2023, belanja negara dalam APBN Kalbar tercapai sebesar
Rp8.775,88 miliar atau sebesar 29,05 persen dari total pagu anggaran. Realisasi
belanja ini terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (K/L) sebesar Rp2.670,07
miliar dan Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp6.105,81
miliar. Serapan belanja yang meningkat dibanding tahun 2022 diharapkan dapat
menjadi stimulus ekonomi Kalimantan Barat.
Pendapatan
negara dalam APBN Kalbar melanjutkan kinerja baik hingga April 2023. Hingga
akhir April 2023, pendapatan negara dalam APBN Kalbar tercapai sebesar
Rp3.922,90 miliar atau sebesar 32,47 persen dari target APBN Kalbar 2023.
Penerimaan ini masih didominasi oleh penerimaan perpajakan, yaitu dari PPN dan
PPh masing-masing sebesar Rp1.532,93 miliar dan Rp1.710,43 miliar.
Sampai
dengan tanggal 30 April 2023, penyaluran KUR di Kalimantan Barat mencapai
Rp896,50 miliar untuk 12.088 Debitur. Sama seperti tahun sebelumnya, penyaluran
KUR terbesar terdapat di Kabupaten Kubu Raya dengan total penyaluran Rp135,68
miliar dan diikuti oleh Kota Pontianak dengan penyaluran Rp117,68 miliar.
Sedangkan,
jumlah penyaluran pembiayaan Ultra Mikro (UMi) sampai dengan 30 April 2023
mencapai 3.049 debitur dengan total penyaluran sebesar Rp14,06 miliar. Kota
Pontianak menjadi wilayah dengan jumlah debitur UMi paling banyak yaitu 624
debitur dengan total penyaluran sebesar Rp2,49 miliar dan diikuti oleh
Kabupaten Sanggau sebesar Rp2,74 miliar. Sementara itu, berakhirnya bulan April
2023 belum terdapat penyaluran UMi di Kabupaten Melawi. (Ditulis oleh: Arya
Putra/ Bidang KIHI Kanwil DJKN Kalbar)