Pangkalpinang – Kementerian Keuangan Provinsi Bangka
Belitung mengadakan media briefing “Perkembangan Data Fiskal/Ekonomi Regional
Provinsi Bangka Belitung “ pada Jumat, (27/1) secara hybrid.
Kepala
Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Bangka Belitung Edih Mulyadi memaparkan
Kinerja fiskal regional untuk Triwulan IV Tahun 2022. Edih mengungkapkan
realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional pada Provinsi
Bangka Belitung s.d 31 Desember 2022 dengan rincian total pendapatan Rp4,09 triliun
dan total belanja sebesar Rp10,72 triliun sehingga menghasilkan defisit
regional sebesar Rp6,63 triliun. sementara itu untuk realisasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) s.d 31 Desember 2022 mencapai pencapaian
Rp9,64 triliun, Belanja dan Transfer sebesar Rp8,74 triliun, Pembiayaan Daerah
Rp1,17 triliun, dan akumulasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sebesar
Rp2,07 triliun. Berhubungan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Babel di
Triwulan III sebesar 4,51persen.
“Di
sisi lain untuk 5 isu strategis yang terjadi di Provinsi Bangka Belitung
meliputi rencana pelarangan ekspor timah murni Batangan, konsep NPWP ke depan,
isu gaji 5 juta kena pajak, imbauan lapor SPT, penanganan inflasi menjelang
peringatan imlek,” ungkapnya.
Edih
juga menjelaskan pendapatan negara pada Realisasi APBN Regional Kepulauan
Bangka Belitung masih tetap terjaga tumbuh sebesar 35,07persen yang didorong
oleh peningkatan realisasi penerimaan perpajakan sebesar 36,31persen dengan
belanja negara yang juga tumbuh sebesar 8,97persen.
Pendapatan
negara, lanjutnya, yang terdiri dari penerimaan pajak dengan realisasinya
mencapai Rp3,63 triliun atau 119,72persen dari target yang ditetapkan yang
disebabkan peningkatan aktivitas ekonomi, dampak implementasi UU Harmonisasi
Peraturan Perpajakan (HPP), dan harga komoditas (timah dan sawit yang masih
tinggi).
Selain
itu, pendapatan negara meliputi penerimaan Bea dan Cukai, Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dan realisasi penerimaan hibah langsung. Penerimaan Bea dan
Cukai mencapai Rp257,89 M atau 122,28persen dari target yang disebabkan oleh
kenaikan Bea Keluar dan Bea Masuk. Di sisi lain untuk realisasi PNBP berhasil
mencapai Rp199,33 M atau 169,81persen dari target yang didominasi oleh layanan
administrasi dan penegakan hukum, pendidikan, budaya, riset dan teknologi.
Serta realisasi penerimaan hibah langsung sebesar Rp4,38 M yang berisi Hibah
dari Pemda seperti untuk pengamanan G20 dan Pilkades.
Di
sisi lain untuk Belanja Negara mencapai Rp10,72 T atau 108,30persen dari target
yang pertumbuhannya didominasi oleh Dana Bagi Hasil (DBH) karena terdapat
penyaluran kurang bayar DBH berdasarkan PMK Nomor 127/PMK.07/2022.
Sementara
untuk kinerja Ekspor-Impor Desember 2022, Edih menjelaskan kinerja ekspor di
wilayah Regional Bangka Belitung turun sebesar 40,89persen secara yoy, tetapi
naik sebesar 50,71persen secara mtm, sedangkan untuk kinerja impor secara yoy
naik sebesar 454,94persen dan turun sebesar 66,29persen secara mtm. Sektor
terbesar penyumbang ekspor yaitu Pertambangan dan Penggalian sebesar
68,10persen dari total ekspor yaitu US$ 1.754,94 jt. Sementara sektor terbesar
penyumbang impor yaitu berasal dari pembangkitan tenaga listrik sebesar US$ 28,94
jt sebesar 38,75persen dari total impor.
Selain
Kepala Perwakilan Kemenkeu Babel, narasumber lainnya yakni Perwakilan dari Bank
Indonesia Fatchurrochman memaparkan Kinerja moneter Triwulan IV 2022 Provinsi
Bangka Belitung, Kepala BPS Provinsi Bangka Belitung Toto Haryanto Silitonga memaparkan
Kinerja ekonomi Triwulan IV 2022 Provinsi Babel dan Dekan FEB UPB Devi
Valeriani yang memberikan insight tambahan terkait kondisi fiskal, moneter atau
ekonomi dan isu-isu di Provinsi Bangka Belitung. (Tim KIHI – 02)