Makassar – Perwakilan Kementerian Keuangan
Sulawesi Selatan mengadakan konferensi pers APBN Regional Sulawesi Selatan
secara luring di hadapan awak media pada Kamis, (26/01) di Jalan Gunung
Bawakaraeng, Makassar. Acara ini dihadiri oleh seluruh perwakilan eselon II Kementerian
Keuangan yaitu Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara, Kanwil DJBC
Sulawesi Bagian Selatan, Kanwil DJKN Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat dan
Kanwil DJPB Sulawesi Selatan. Kepala Balai Diklat Makassar menjadi moderator
dalam perilisan data APBN tersebut.
Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan
Sulawesi Selatan, Supendi memaparkan secara menyeluruh kondisi perekonomian di
Sulawesi Selatan dengan dua topik utama yakni perkembangan perekonomian tahun
2022 dan realisasi (sementara) pelaksanaan APBN tahun 2022. Dari aspek ekonomi
makro di Sulawesi Selatan, disebutkan pertumbuhan ekonomi secara year on year
pada triwulan III tubuh sebesar 5,67 persen. Pada tahun 2022 inflasi lebih
fluktuatif dibandingkan tahun sebelumnya, terutama karena pengaruh geopolitik
konflik internasional. Kinerja ekspor semakin menguat sehingga membuat neraca
perdagangan surplus USD173,69 juta.
Dari sisi realisasi APBN Sulawesi
Selatan, diketahui pendapatan tahun 2022 naik 24,6 persen dari tahun 2021,
dengan rincian penerimaan perpajakan sebesar Rp13,13 triliun dan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp2,69 triliun. “Kinerja pendapatan sayangnya
kurang diikuti dari sisi belanja. Pada belanja ada kontraksi,” ungkap Supendi.
Data menunjukkan penurunan belanja sebesar 0,58 persen dari tahun sebelumnya
dengan realisasi sebesar 98,08 persen yang terdiri atas belanja pemerintah
pusat sebesar Rp20,17 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar
Rp29,64 triliun.
Dalam presentasi mengenai kinerja Kanwil
DJKN Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat khususnya untuk provinsi Sulawesi
Selatan, Supendi mengatakan capaian sertifikasi sebesar 386 persen dengan
realisasi 1.162 bidang tanah. Tingkat kesesuaian penggunaan BMN sesuai standar
barang dan standar kebutuhan tercapai 81,1 persen dari target 65 persen.
“Ada beberapa proyek strategis nasional
yang didanai dari Lembaga Manajemen Aset Negara, seperti Bendungan Pamukkulu,
Bendungan Passelloreng, Irigasi Baliase dan kereta api Makassar-Parepare,
dengan total realisasi pendanaan sebesar Rp203,63 miliar,” terangnya.
DJKN juga, lanjutnya, menyelesaikan
beberapa Aset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) yakni penetapan status
menjadi Barang Milik Daerah untuk SDN Sangir Makassar, penetapan status menjadi
BMN untuk asrama Kodim 1408/Makassar, pelepasan penguasaan kepada Universitas
Muhammadiyah dan pelepasan penguasaan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Veteran Palopo.
Terkait kinerja pelayanan lelang,
dijelaskan bahwa nilai pokok lelang tercapai sebesar Rp1,8 triliun atau 132
persen dari target. “Selama empat tahun terakhir ada tren kenaikan realisasi
pokok lelang, puncaknya tahun 2021 sebesar Rp2,2 triliun,” lanjut Supendi.
Untuk pengurusan piutang negara, di
tahun 2022 terdapat 141 berkas yang terselesaikan dengan nilai Rp13,48 miliar.
Dengan demikian, outstanding piutang negara per 31 Desember 2022 adalah sebesar
Rp207,47 miliar dan USD1,4 juta. Dalam pelaksanaan crash program, keringanan
utang yang diberikan adalah untuk 27 debitor dengan nilai piutang negara
sebesar Rp0,32 miliar.
“Capaian PNBP yang dikelola DJKN dalam
empat tahun ini tertinggi di tahun 2022 ini sebesar Rp89,17 miliar, jauh lebih
tinggi dibandingkan sebelum masa pandemi,” tegas Supendi. PNBP DJKN di provinsi
Sulawesi Selatan terealisasi 160,5 persen dari target, yang bersumber dari
pengelolaan aset sebesar Rp53,11 miliar, pelayanan lelang sebesar Rp35,83
miliar dan piutang negara sebesar Rp0,21 miliar.
“Kami mohon dukungan dan informasi dari
teman-teman media, sampaikan ke kami hal-hal yang perlu diperbaiki. Kami akan
berbagi informasi yang ada berkenaan dengan keterbukaan pengelolaan APBN di
Sulawesi Selatan,” ujar Supendi menutup acara.