Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Kondisi Makro dan Fiskal Sulut Tahun 2022 Tunjukan Tren Positif
Ayutia Nurita Sari
Rabu, 25 Januari 2023 pukul 06:00:49   |   145 kali

Manado - Kondisi perekonomian global di penghujung tahun 2022 masih dibayangi oleh isu perlambatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang masih tinggi. Harga berbagai komoditas di pasar global relatif tinggi meskipun beberapa komoditas lainnya sudah tercatat mengalami penurunan harga.

Di sektor energi, harga gas alam dan minyak bumi turun meskipun untuk batubara menunjukkan tren sebaliknya. Di sisi lain, kedelai dan CPO naik karena cuaca buruk dan isu geopolitik sementara untuk gandum dan jagung terjadi penurunan harga. Di tataran domestik, kondisi perekonomian relatif menunjukkan ke arah tren positif.

Ekonomi nasional diperkirakan akan terus bertumbuh sejalan dengan penguatan dan pemulihan ekonomi hingga kuartal ketiga 2022. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan tren surplus dan konsumsi domestik menguat. Secara umum, perekonomian nasional diwarnai optimisme dan keyakinan konsumen yang tinggi di tengah gejolak ekonomi dunia.

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Utara sekaligus Kepala Kanwil DJKN Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Suluttenggomalut) Arif Bintarto Yuwono dalam kegiatan Bacarita APBN Sulawesi Utara Periode s.d. 31 Desember 2022 pada Rabu, (25/1) menyampaikan bahwa Kondisi Makro Suluawesi Utara menunjukkan tren pemulihan yang terus membaik dan kuat ditopang oleh semakin meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat dan impresifnya kinerja sektor eksternal. “Mayoritas indikator ekonomi provinsi terus membaik,” kata Arif.

Dalam Press Conference tersebut, Arif menuturkan bahwa ekonomi di Sulawesi Utara mencatatkan pertumbuhan positif di triwulan III tahun 2022 dengan pertumbuhan 2,49 persen secara Q to Q dari triwulan II tahun 2022 dan 6,62 persen secara year on year dari triwulan III tahun 2021.

“Untuk APBN telah teralisasi pendapatan sebanyak Rp4,98 triliun atau sekitar 108,11 persen dari target pendapatan. Pendapatan APBN meningkat 1,21 persen secara year on year dari tahun 2021,” tutur Arif.

Arif menyampaikan dari sisi belanja telah terealisasi sebesar 99,51 persen dari pagu, dengan nilai sebesar Rp22,69 triliun.

“Belanja APBN mengalami penurunan -3,86 persen secara year on year dari tahun 2021. Dana Transfer ke Daerah, Belanja Pegawai dan dan Belanja barang menjadi komponen belanja terbesar,” ungkapnya.

Arif menuturkan bahwa TKDD merupakan salah satu bentuk dukungan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah yang menjadi pendapatan TKD di APBD. Pada bulan Desember tahun 2022, APBN di Sulawesi Utara mencatatkan defisit sebesar Rp17,71 triliun.

“Untuk APBD, pendapatan daerah telah teralisasi sebanyak Rp16,32 triliun, sekitar 96,84 persen dari target dengan komponen TKDD menempati proporsi yang cukup signifikan dari total PAD,” imbuh Arif.

Turut disampaikan bahwa untuk komponen belanja, belanja pegawai masih mendominasi komponen belanja, dari realisasi sebesar Rp13,81 triliun, belanja pegawai menempati posisi terbesar senilai Rp 5,6 triliun, diikuti belanja barang sebesar Rp3,6 triliun dan Belanja Modal Rp2,5 triliun. “Dari data yang kami peroleh, APBD Konsolidasi Regional Sulawesi Utara menghasilkan SiLPA sebesar Rp3,4 triliun,” ujar Arif.

Secara umum, kondisi fiskal regional Sulawesi Utara menunjukan Kinerja yang terus membaik, namun Tingkat kemandirian APBD sebesar 12,96% tentu harus menjadi perhatian setiap Pemda, dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada, sehingga bisa meningkatkan PAD nya. (ayu)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini