Makassar - Pandemi
Covid-19 yang berkembang dengan adanya varian Omicron menjadi tantangan dalam
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun demikian,
optimisme pemulihan ekonomi terus dilakukan oleh Perwakilan Kemenkeu Sulawesi
Selatan pada kegiatan konferensi pers yang diadakan Jumat (25/2). Kepala
Perwakilan Kemenkeu Sulsel Ekka S. Sukadana menjelaskan bahwa konferensi pers
lingkup kinerja APBN Sulawesi Selatan dilakukan sebagai amplifikasi atas
konferensi pers APBN KiTa yang dilaksanakan Menteri Keuangan. "Sebagaimana
dalam konferensi pers dimaksud, sampai dengan 31 Januari 2022 realisasi
pendapatan mencapai Rp156 Triliun dan realisasi belanja negara mencapai Rp127,2
triliun," jelas Ekka.
Ekka selaku Kepala Kanwil DJKN Sulawesi Selatan, Tenggara,
dan Barat juga menyampaikan, nilai barang milik negara (BMN) di wilayah
Sulawesi Selatan sampai dengan Januari 2022 mencapai Rp220,96 triliun.
Selanjutnya, untuk memberikan kepastian hukum atas BMN berupa tanah, memberikan
perlindungan hukum kepada pemegang Hak Atas Tanah, melaksanakan tertib
administrasi BMN berupa tanah, dan mengamankan BMN berupa tanah, Kanwil DJKN
Sulseltrabar telah melaksanakan program sertipikasi BMN berupa tanah dengan
capaian Tahun 2021 sejumlah 2.009 bidang dan target sertipikasi Tahun 2022
mencapai 1.170 bidang.
Dari sisi PNBP Pengelolaan BMN di wilayah Sulawesi Selatan,
Tenggara, dan Barat, lanjutnya, sampai dengan Januari Tahun 2022 menghasilkan penerimaan
negara bukan pajak (PNBP) dari aset BMN sebesar Rp1,303 miliar atau tercapai
34,76 persen. Sedangkan PNBP Lelang,
telah tercapai Pokok Lelang Rp45,8 Miliar (Realisasi 3,2 persen); PNBP Lelang Rp765 juta (Realisasi
3 persen); PPh : Rp224,7 Juta; dan BPHTB
: Rp399,7 Juta.
"DJKN juga melaksanakan kegiatan lelang produk UMKM,
sebagai bentuk sinergi serta inovasi yang dilakukan pemerintah untuk memajukan
pelaku UMKM dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional serta
mendorong pelaksanaan lelang hak menikmati barang sehingga dapat meningkatkan
nilai manfaat suatu barang," tambah Ekka.
Untuk memberi dukungan kepada rakyat dan para pelaku UMKM,
DJKN mempunyai Program Keringanan Utang dalam upaya memulihkan ekonomi nasional,
meredakan beban para debitur kecil yang terdampak pandemi Covid-19, sekaligus
mempercepat penyelesaian Piutang Negara pada instansi pemerintah. Selanjutnya
dalam rangka pemanfaatan berupa sewa dan pemindahtanganan berupa penjualan,
sampai dengan Januari 2022 telah diselesaikan sebanyak 34 laporan.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Sulawesi Selatan Syaiful menyampaikan bahwa varian baru omicron menjadi
tantangan dalam mendukung pertumbungan ekonomi regional maupun nasional,
meskipun angka kematian telah menurun. Hingga 10 Februari 2022, jumlah orang
yang telah divaksinasi dosis 1 di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 5,78 juta
orang (81,96 persen dari target
vaksinasi), dosis 2 telah mencapai 3,74 juta orang (53,033 persen dari target) kemudian dosis 3 mencapai
82,85 ribu.
“PDRB mencapai 59,66 persen dan nilai tukar petani di
Sulsel sebagai salah satu daerah lumbung padi mencapai 98,55 di bawah target
yang ditetapkan APBD Pemprov Sulsel. Hal tersebut akan menjadi evaluasi dan
tantangan Kanwil DJPb Provinsi Sulsel,” ungkapnya. Sedangkan Indeks Pembangunan
Manusia berada 72,24 persentase penduduk miskin pada September 2021 sebesar
8,53 persen, menurun 0,25 persen poin terhadap Maret 2021 dan menurun
0,46 persen poin terhadap September
2020.
Sedangkan belanja K/L bulan Januri 2022 sebesar Rp538,85
miliar deviasi -28,38 persen disebabkan satker
masih melakukan penyesuaian terhadap aplikasi SAKTI yang dilaksanakan untuk
pembayaran mulai Januari 2021. TKDD bulan Januri 2022 sebesar Rp2,48 T deviasi
17,49 persen karena peningkatan alokasi
dan realisasi Dana Alokasi Umum dalam rangka kompensasi operasional penanganan
Covid-19 yang dilaksanakan oleh TNI/POLRI.
Selain itu, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC)
Sulawesi Bagian Selatan, Nugroho Wahyu Widodo menjelaskan telah tercapaianya
target bea masuk 16,67 persen dari target rata-rata satu tahun. Sedangkan bea
keluar telah tercapai meskipun adanya dilematis bea keluar untuk CPO. Namun hal
tersebut untuk membatasi keluarnya CPO dari dalam negeri. Cukai mencapai 5,3
persen, sedangkan secara keseluruhan tercapai 17,14 persen untuk Sulawesi
bagian Selatan.
"Pentingnya memberantas rokok ilegal untuk itu
diharapkan bantuan teman-teman media agar terdapat peluang di pasar untuk rokok
legal dan adanya peluang penambahan cukai," tambah Nugroho. Pajak dalam rangka
impor dari Sulawesi Selatan telah tercapai Rp518 Miliar atau 17,14 persen dari
target.
Eko mewakili Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan
Tenggara menyampaikan Program Pengungkapan Sularela sebagai program pemerintah
untuk memberi kesempatan kepada wajib pajak yang belum menyampaikan pajaknya
secara sempurna. Berkaitan dengan kinerja penerimaan sampai dengan Januari
2022, tumbuh dari tahun lalu sebesar 16,59 persen dibanding penerimaan Januari
2021. Pertumbuhan 58,97 persen dibandingkan penerimaan Nasional dan menunjukkan
tren yang positif. Capaian untuk Sulsel Rp773 Miliar dari Rp9,9 Trilin atau
7,74 persen. Dari sisi pertumbuhan mencapai 23,91 persen meskipun masih di
bawah pertumbuhan nasional 58 persen. (Teks/foto: Bidang KIHI, Kanwil DJKN Sulseltrabar)