Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani
menyampaikan realisasi pembiayaan investasi pemerintah sebesar Rp75,1 triliun. Terhadap
realisasi ini, ia meminta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dan
Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan untuk terus memantau kinerja penyertaan
modal negara (PMN). Hal ini disampaikannnya bersamaan dengan perkembangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai dengan periode September 2021
dalam konferensi pers APBN Kita yang diselenggarakan secara virtual pada Senin
(25/10).
“Kami sekarang akan minta Dirjen
Kekayaan Negara dan Pak Itjen untuk terus memantau kinerja PMN dan
bantuan-bantuan ini kepada instansi-instansi tersebut agar penggunaannya dapat akuntabel,”
ujarnya.
Menkeu menyampaikan bulan September 2021 ini Pemerintah telah menyalurkan
investasi sebesar Rp13,32 triliun berupa PMN kepada beberapa BUMN dan BLU
seperti PT. PLN (Rp5,0 triliun), PT. Sarana
Multigriya Finansial (Rp2,25 triliun), BLU Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan
Pemerintah (Rp2,62 triliun), PT Kawasan Industry Wijayakusuma (Rp0,97 triliun),
PT Pelindo III (1,2 triliun), dan PT Penataran Angkatan Laut (Rp1,28 triliun).
Sri Mulyani juga memaparkan tentang
perkembangan penanganan pandemi covid, keuangan negara Indonesia, lalu
dihubungkan dengan dampak pandemic covid dan penanganannya terhadap kondisi
APBN Indonesia sampai pada periode September 2021.
“APBN hadir dengan sangat
cepat dan responsif, APBN hadir untuk membantu masyarakat di tengah pandemic.
Hal tersebut terlihat dari bagaimana APBN berfokus pada pengeluaran sosial dan
subsidi untuk membantu masyarakat terdampak pandemi,” terangnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa
dalam periode sampai dengan September
2021 belanja barang K/L meningkat sampai dengan 42,4 persen, namun belanja
tersebut sebagian besar merupakan belanja yang dinikmati langsung oleh
masyarakat seperti pelaksanaan vaksinasi 107,3 juta dosis, perawatan 511,7
pasien covid, bantuan langsung tunai kepada 12,7 juta pengusaha UMKM, dan
bantuan dana bos kepada 7,7juta pelajar.
Selain itu, ia juga
menegaskan bahwa belanja pemulihan ekonomi nasional (PEN) sampai 22 Oktober
2021 telah mencapai 433,91 T (53,8 persen dari pagu) yang direalisasikan untuk
kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan korporasi, program prioritas
dan usaha. (pera)