Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) memiliki sembilan kunci inisiatif strategis dalam menghadapi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan dampaknya terhadap perekonomian. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas dalam Rapat Pertanggungjawaban Kinerja Tahunan Tahun Buku 2019 di Kantor LPEI, Selasa (30/6). “Kami masuk ke dalam sembilan key initiatives untuk survive menghadapi gelombang yang sangat berat ini, dan bekerja berdasarkan gugus tugas,” ujarnya.

Sembilan key initiatives tersebut mulai dijalankan pada tahun 2020 dan telah ditetapkan sebagai Project Management Initiative yang terdiri dari pengelolaan dan perbaikan pembiayaan Non Performing Loan (NPL), pengelolaan likuiditas LPEI yang sustainable dan efisien; pelaksanaan relaksasi pembiayaan terdampak COVID-19, peningkatan pembiayaan National Interest Account (NIA), penjaminan, asuransi dan trade finance, penerapan cost efficiency secara optimal, penguatan organisasi kelembagaan, penguatan komunikasi kepada stakeholder, pemenuhan rekomendasi auditor internal, dan penguatan operasional, tata kelola, risk management.

Menurut James, selama masa pandemi, LPEI praktis mengadaptasi diri.  Penerapan strategi pun tidak hanya difokuskan pada satu unit, melainkan beberapa unit sekaligus untuk mewujudkan sinergi antar pegawai. “Kita crossing. Cuma memang dengan sistem seperti ini pekerjaannya jadi semakin banyak dan cukup intens,” katanya.

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata mengimbau LPEI untuk tetap melakukan koreksi pada masa pandemi ini. “Masa seperti sekarang ini, membukukan apapun harus ada excuse, jadi lebih baik kalau masih harus melakukan koreksi, lakukanlah koreksi,” pungkasnya. (rk/Humas DJKN)