Jakarta -(detikFinance, Rabu, 27/01/2010 16:40) PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) memastikan akan masuk ke tiap proyek infrastruktur, dengan porsi 25% dari total keseluruhan dana yang dianggarkan. Porsi tersebut ditujukan hanya sebagai penyeimbang pembiayaan, disamping pinjaman yang akan lebih banyak diberikan kepada pihak perbankan.

"IIF akan ambil porsi 25% dari setiap project cost. Kalau swasta kan biasanya sekitar 20-30%," kata Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Emma Sri Martini di kantornya, Gedung BRI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/1/2010).

Menurutnya, dengan hadirnya IIF tidak serta merta menghapus peran serta perbankan sebagai lembaga pembiayaan di bidang infrastruktur. Justru dengan IIF akan terjadi kolaborasi diantara keduanya.

"Kita kan sudah dapat komitmen long term loan dari World Bank dan ADB. Dengan demikian, akan ada marjin kolaborasi dengan perbankan. Ada kalanya celah gap yang bisa kami isi," paparnya.

Sampai saat ini IIF belum dapat beroperasi, karena pembentukkan manajemen masih sedang dikerjakan. Targetnya pada bulan April 2010, mereka telah siap mendanai sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia.

"Itu butuh waktu, administrasi. Bulan April sudah siap penyaluran pembiayaan. Namun kembali ini tergantung proyeknya," imbuhnya.

(wep/ang)