Jakarta- PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI)
melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun Anggaran
2019. Proyeksi Laba Bersih 2019 mencapai 100,33% di atas RKAP 2019. Hal ini
disampaikan oleh Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad pada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Tahunan dalam rangka Pengesahan RKAP 2020 pada Kamis, (19/12) di
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Beberapa agenda yang dibahas
pada RUPS ini adalah Pelaksanaan RKAP tahun 2019, termasuk prognosa capaian
target perusahaan hingga akhir tahun 2019 dan Pembahasan dan
Persetujuan/Pengesahan RKAP PT SMI Tahun 2020.
Dalam laporannya Dirut PT SMI menyampaikan bahwa
proyeksi laba bersih 2019 sebesar Rp 1.638.224 juta atau 100,33% dari RKAP
2019. Sementara pencapaian pendapatan usaha total sebesar Rp 4.993.691 juta
atau 100,86% di atas RKAP 2019 yang sebesar Rp 4.951.015 juta. Jumlah ini
terdiversifikasi melalui tiga pilar bisnis yaitu pembiayaan dan investasi, jasa
konsultasi dan pengembangan proyek. Pada proyek pembiayaan dan investasi, PT
SMI membiayai 166 proyek komersial dengan nilai Rp 609,7 triliun dan 47 proyek
pemda dengan nilai proyek Rp 56,1 triliun. “Dalam pengembangan proyek, PT SMI
telah membiayai 34 proyek KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha-red), Non
KPBU, dan geothermal dengan nilai proyek Rp 10,8 triliun,” jelas Edwin. Sementara
untuk bisnis jasa konsultasi PT SMI membiayai 52 proyek dengan total nilai Rp 591,8
triliun.
Dari pencapaian tersebut, tercatat PT SMI telah
berhasil menciptakan multiplier effect 6,16 kali terhadap total komitmen
dan 19.77 kali multiplier effect terhadap modal disetor. Edwin
menambahkan bahwa 97% porsi komitmen pembiayaan berada di luar Jawa. Sementara
sektor pembiayaan terbesar adalah sektor jalan dan jembatan. “PT SMI
melaksanakan mandat sebagai katalis percepatan infrastruktur,” ujar Edwin. Hal
ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyediakan konektivitas antar daerah
melalui pembangunan infrastruktur seperti jalan, pasar, RSUD, akses penerangan,
dan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Edwin menyampaikan bahwa
dari segi pendanaan, PT SMI melakukan penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi
ini cukup mendominasi pembiayaan PT SMI pada tahun 2019. pada tahun 2019 PT SMI
tergolong menjadi penerbit obligasi terbesar dalam konteks perusahaan BUMN di
Indonesia dengan total penerbitan sebesar Rp 11,9 triliun.
RUPS ini juga membahas target penghimpunan dana PT
SMI pada tahun 2020, yaitu sebesar Rp 15,0 triliun (terdiri dari Rp 7,0 triliun
penerbitan obligasi, Rp2 triliun sukuk dan Rp6,0 triliun pinjaman bank) dan US$
570 juta (termasuk dana multilateral US$70,3juta). Penghimpunan Dana (Fund Raising)
disesuaikan dengan strategi fund raising Perseroan dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas pembiayaan maupun antisipasi hutang jatuh tempo.
Sementara guna mengantisipasi dampak negatif dari
adanya potensi resesi tahun 2020 terhadap penghimpunan dana sekaligus
memastikan manajemen likuiditas yang tepat untuk mencapai target kinerja dan
pemenuhan kewajiban finansial, PT SMI membuat strategi untuk diterapkan.
Menanggapi laporan Edwin, Direktur Kekayaan Negara
Dipisahkan DJKN Meirijal Nur menyampaikan bahwa PT SMI perlu mengantisipasi
melemahnya ekonomi dunia pada tahun 2020. “Saya kira kita perlu juga memetakan
proyek yang dampaknya besar pada pelemahan ekonomi Indonesia guna antisipasi
resesi tahun 2020, jangan sampai terlambat,” ujar Mei.
RUPS ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Kekayaan
Negara Isa Rachmatarwata, Dewan Komisaris dan Direksi PT SMI beserta Notaris,
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan DJKN Meirijal Nur, Tenaga Pengkaji
Restrukturisasi Privatisasi dan Efektivitas DJKN Arik Haryono, dan sejumlah pemegang saham PT SMI. (TS/FZ-Humas)