Pontianak – Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachamatarwata menegaskan
bahwa sebagai pengelola aset, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) harus bisa membuat suatu cara/mekanisme yang
membuat satker menyadari kewajibannya
untuk memelihara, mengamankan, dan memperbaiki aset yang dimiliki. “Pengelola aset
harus proaktif dan progressif, tidak dapat saling menyalahkan karena satker dan
DJKN adalah Republik Indonesia yang seharusnya dapat bekerja sama,” tegasnya
saat memberikan pengarahan kepada seluruh pegawai Kanwil DJKN Kalimantan Barat
dan KPKNL Pontianak pada Jumat, (15/2) di aula Lantai III Kanwil DJKN
Kalimantan Barat.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan menjadi asset manager bukan hanya mencatat namun
memiliki rasa peduli dan penasaran. “Kita butuh suatu yang gila, kita butuh
kegilaan yang membuat kita berfikir waras,” kata Isa. Dengan mempertimbangkan opportunity, cost , dan benefit, DJKN
terus melakukan challenge dan memiliki wawasan out of the box. Menurutnya, melihat tantangan bisa digunakan sebagai alat/motivasi
menjadi lebih baik.
“Saat menyerahkan aset harus ditelusuri juga untuk
optimalisasi aset tersebut, identifikasi kontribusi bukan hanya finansial
tetapi juga dengan non finansial sehingga memiliki dampak terhadap ekonomi. Bekerja
silently but surely,” pesan Isa.
Terkait open space, ia mengatakan open space tidak hanya
menghemat tempat tetapi juga dapat menekan pengeluaran sehari hari, dengan satu
prasarana yang dapat digunakan bersama sama tentu lebih murah dibandingkan
dengan satu pegawai satu prasarana. Meja kerja satu bisa digunakan secara bergantian
antara pegawai yang satu dengan lainnya, tidak harus satu meja satu pegawai. “Selain
itu open space juga menghilangkan
sekat sehingga terjalin sinergi satu visi, misi, goal dan dapat bekerja dalam satu tim,” ujarnya.
Sebagai contoh adalah
permohonan penilaian penghapusan BMN, antara Seksi Pengelolaan Kekayaan
Negara (PKN) dan Seksi Penilaian bisa duduk dalam satu meja yang sama sehingga
dicapai kesepakatan dan ini tidak harus menggunakan nota dinas ke tiap
bidang/seksi namun dibuktikan dalam notulensi kegiatan tersebut.
Kepatuhan Internal dan Hukum menjadi benteng dan rem
terhadap stabilitas kantor. “Kepatuhan Internal bukan mencari kesalahan namun
mencegah kesalahan,” tutur Isa. Selain itu, ia juga menyampaikan pentingnya
komunikasi kepada stakeholder sehingga dapat tersampaikan dengan baik maksud
dan tujuan DJKN serta informasi tidak disalah artikan. Dalam menggunakan medsos
harus dengan bijak, medsos dipakai sebagai sarana diskusi online dan menjawab berbagai pertanyaan dari satkeholder. “Medsos
merupakan salah satu sarana bagi DJKN untuk memberikan informasi tentang DJKN
itu sendiri dan juga mendukung kebijaksanaan Kementerian Keuangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kegiatan diawali dengan penyampaian capaian
kinerja Kanwil DJKN Kalimantan Barat oleh Kepala Kanwil DJKN Kalimantan Barat
Edih Muyadi dan capaian kinerja serta profil pegawai KPKNL Pontianak oleh
Kepala KPKNL Pontianak Agus Hari Widodo.
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama
serta penanaman pohon di halaman Kantor Kanwil DJKN Kalimantan Barat.
(KIHIKanwilKalbar)