Pelaksanaan lelang melalui tromol pos merupakan salah satu upaya dalam meminimalisir adanya “permainan” di antara makelar lelang dan juga merupakan upaya dalam optimalisasi penerimaan negara bukan pajak. Hal ini disampaikan oleh Sri Wahyuni, salah satu peserta Lomba Menulis Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dari Kanwil Semarang pada acara Grand Final Lomba Menulis DJKN di Gedung Syafrudin Prawiranegara Kantor Pusat DJKN, Jl. Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat.

“Pelaksanaan lelang melalui tromol pos ini sudah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta. Ternyata hasil lelang dapat meningkat dan praktek makelar lelang dapat dikurangi,” jelasnya di hadapan panelis yang terdiri Direktur Piutang Negara, Supomo, Tenaga Pengkaji Harmonisasi Kebijakan, Purnama T. Sianturi, Kepala sub Direktorat Barang Milik Negara (BMN) IB, A. Yanis Daniartho, Kepala Bagian Organisasi dan tata Laksana, Dedy Syarif Usman dan Kepala sub Direktorat Bina Lelang I, Ida Novianti.

Sedangkan Nugroho Dwi Muriawan, peserta dari KPKNL Banda Aceh berpendapat bahwa di era teknologi informasi yang semakin pesat dimana ruang dan waktu bukan menjadi hambatan, lelang melalui internet sangatlah mungkin untuk dilakukan. Dengan perubahan jaman yang semakin pesat, lanjutnya, internet telah memegang peranan yang sangat krusial dalam berbagai bidang.  “Lelang Online dapat menjadi suatu langkah yang sangat positif mengingat semakin tingginya tingkat pemahaman masyarakat tentang internet dan meningkatnya kepercayaan masyarakat akan transaksi bisnis secara online,” paparnya.

Lebih lanjut Nugroho merinci ada sembilan hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan lelang secara online antara lain: penjual, regional, penawar, jenis lelang, penawaran dan penyetoran uang jaminan, pasca lelang, risalah lelang, peran pejabat lelang, dan faktor keamanan. “Sembilan hal tersebut merupakan hasil pengamatan dan pengalaman penulis atas proses lelang dan tentang pengelolaan sebuah situs internet,” ungkapnya

Selain itu untuk kategori state asset management terdapat beberapa isu atau topik yang diangkat, salah satunya tulisan dari Jose Arif Lukito. Meningkatkan peran manajemen aset negara yang semakin signifikan melalui asset management scorecard merupakan judul tulisan yang disampaikan oleh Jose Arif Lukito, peserta dari Direktorat Kekayaan Negara Lain-lain. Dalam tulisan ini dikupas bagaimana peran manajemen aset negara bagi unit pengelola yaitu DJKN dan unit pengguna.

Peserta selanjutnya Naf’an Widiarso Rafid mengungkapkan betapa pentingnya state asset management dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: adanya reformasi keuangan negara, belanja modal yang terlalu tinggi dan nilai aset yang besar, sehingga peserta dari KPKNL Teladan Semarang ini membuat judul tulisannya State Assets Management dengan Pendekatan Asset Performance: Tinjauan terhadap Existing Assets-Future Assets dan Akuntansi Akrual.

Grand final ini dibagi menjadi dua kategori yakni kategori piutang negara dan lelang kategori strategic assets management. Satu kategori terdiri dari lima peserta dan lima panelis. Kategori piutang negara dan lelang diketuai oleh Direktur Piutang Negara, Soepomo dan kategori strategic assets management diketuai oleh Direktur BMN I, Pardiman. Sedangkan anggota panelis kedua yaitu: Kasubdit Peraturan Perundangan, Sudarsono, Kasubdit BMN ID, Chalimah Pujiastuti, Kasubdit BMN IID, Meirijal Nur dan Kasubdit Penilaian Real Property, Arik Hariyono. 

Adapun sepuluh peserta Final lomba Menulis DJKN ini adalah:

 Pengumuman pemenang acara Grand Final lomba menulis DJKN 2010 akan diumumkan besok Jumat tanggal 31 juli 2010 bersamaan dengan penutupan Lomba tersebut.