Jakarta - “PMO harus ada untuk
mewujudkan perubahan atau reformasi,” ujar Dodi Iskandar saat membuka acara Kick Off
Meeting Tim Project
Management Office (PMO) Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan
(RBTK) DJKN. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang juga sebagai
Ketua PMO DJKN ini PMO harus ada untuk mewujudkan peningkatan kualitas layanan di lingkup Kementerian
Keuangan.
Kegiatan ini yang dihadiri anggota Tim PMO DJKN tersebut dilaksanakan
pada Jumat (23/2) pukul 09.30 WIB di aula gedung Syafruddin Prawiranegara II
lantai 5 Selatan.
Dodi berpesan bahwa
meski terdapat kesibukan masing-masing tetapi urgensi RBTK ini merupakan hal
penting yang tidak dapat ditinggalkan. Tujuan dari RBTK adalah untuk membawa
perubahan positif bagi organisasi dan untuk memperbaiki pelayanan kepada stakeholder. Anggapan yang terdapat
dalam masyarakat adalah pelayanan publik cenderung lebih memakan waktu dan
lebih birokratis jika dibandingkan dengan pelayanan swasta. Hal tersebut
terjadi karena pelayanan publik kurang bersifat kompetitif dan stakeholder
tidak memiliki pilihan lain. Pelayanan pada swasta bersifat kompetitif karena
masing-masing ingin mengambil pasar, melakukan inovasi, dan memaksimalkan
profit. Menyikapi itu, pelayanan publik harus terus ditingkatkan untuk
memberikan kemudahan bagi stakeholder.
Selanjutnya, Dodi juga memaparkan mengenai delapan
area perubahan reformasi birokrasi yaitu; pertama, organisasi dengan hasil yang
diharapkan adalah organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran; kedua, Tata laksana dengan hasil
yang diharapkan sistem dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur
dan sesuai dengan prinsip good governance;
ketiga, Peraturan Perundang-undangan dengan hasil yang diharapkan regulasi yang
lebih tertib; keempat, SDM dengan hasil yang diharapkan Sumber Daya Manusia
yang berintegritas, kompeten, capable
dan profesional; kelima, pengawasan dengan hasil yang diharapkan meningkatnya
penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN; keenam, Akuntabilitas dengan hasil
yang diharapkan meningkatnya kapasitas dan kapabilitas kinerja birokrasi;
ketujuh, Pelayanan Publik dengan hasil yang diharapkan pelayanan prima sesuai
kebutuhan; kedelapan, Mindset dan Cultural Set pegawai. “Manajemen perubahan sama
dengan kita harus berubah,” tutur Dodi. Mengakhiri paparannya, Dodi mengajak Tim PMO DJKN untuk
melaksanakan program RBTK Tahun 2018 sekaligus mengingatkan untuk selalu
menerapkan budaya Kementerian Keuangan.
Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan, Arik Hariyono yang juga selaku Ketua Pelaksana Harian PMO DJKN menyampaikan reviu implementasi Inisiatif Strategis Transformasi Kelembagaan DJKN tahun 2017, highligh capaian implementasi Inisiatif Strategis tahun 2014 sampai dengan 2017, dan target inisiatif strategis tahun 2018. Di sela-sela paparannya, Arik meminta kepada pegawai yang namanya masuk ke dalam tim PMO DJKN supaya bekerja maksimal. “Siapa saja yang masuk Tim PMO supaya mendedikasikan diri secara maksimal,” ujar Arik.
Selanjutnya, secara rinci Arik menjelaskan highligh kegiatan change management
PMO Tahun 2014 sampai dengan 2017, antara lain: pembentukan Duta Transformasi
dan Duta KN Tahun 2016 dan 2017, minilab
dan leading change Training, digital day
2015, pemberian penghargaan inovasi layanan, roadshow Transformasi Kelembagaan, pembangunan engagement channel, dan Pekan Transformasi tahun 2017.
Sementara itu, mengenai Tim PMO, Kepala Subbagian Organisasi dan Perencanaan
Kinerja, Suhendi menjelaskan bahwa tim PMO terdiri dari tiga sub tim yaitu sub
tim Inisiatif Strategis, sub tim Transformasi Organisasi, dan sub tim Manajemen
Perubahan. Lebih lanjut Endi juga menjelaskan bahwa tim Inisiatif Strategis bertujuan
untuk memastikan inisiatif strategis berjalan sesuai sasaran. Sub tim
Transformasi Organisasi bertujuan untuk merumuskan arah organisasi yang
mendukung visi organisasi. Sub tim Manajemen Perubahan bertujuan untuk
mengarahkan stakeholder baik internal
maupun eksternal agar dapat mendukung program Reformasi Birokrasi dan
Transformasi Kelembagaan.
Rapat ditutup oleh Arik dengan harapan bahwa dengan adanya Kick Off Meeting ini, semua anggota
PMO DJKN telah mengetahui tugas masing-masing. Anggota PMO juga diharapkan
untuk menyadari bahwa perubahan baik itu simplifikasi maupun percepatan proses
bisnis yang dilakukan adalah untuk kepentingan organisasi. “fungsi PMO harus dimaksimalkan maka kesepakatan para
anggota Tim PMO untuk bekerja dengan semangat luar biasa” pungkas Arik. (PMO DJKN-Humas DJKN)