Jakarta (31/1) – Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) siapkan pegawai untuk menghadapi tantangan global. Setelah sebelumnya pada 9 November 2017 lalu gelar English Day DJKN : Personal Transformation for a Better Institution, di tahun 2018 ini giatkan English Club DJKN dengan tema Awakening Global Mindset di seluruh unit DJKN. Hal tersebut menjadi perhatian Sekretariat DJKN dalam pengembangan kompetensi pegawai agar siap menghadapi tantangan global dengan memiliki kompetensi bahasa Inggris.
Kantor Wilayah DJKN DKI
Jakarta mendapat kehormatan pertama, disambangi Tim dari Bagian Kepegawaian,
Setditjen KN yang diwakili oleh Kepala Subbagian Pengembangan Pegawai Neil
Prayoga. Pada kesempatan tersebut, Neil berharap agar kegiatan English Club
dapat berjalan secara berkesinambungan setiap bulannya. Diawali dari
Kanwil DJKN DKI Jakarta berlanjut ke KPKNL Jakarta I hingga V dengan tema yang
akan ditentukan oleh Setditjen KN. Sedangkan masing-masing unit/kantor
diberi kewenangan untuk menentukan pola kegiatannya.
Kali ini, English Club
DJKN di Kanwil DJKN DKI Jakarta menerapkan dua pola, pertama diawali dengan
speech review boss Facebook Mark Zuckerberg saat memberikan pidato sambutan
kelulusan mahasiswa di Universitas Harvad USA (25/5/17).
Acara yang diikuti oleh
para pegawai Kanwil DJKN itu berlangsung cukup komunikatif, apalagi pegawai On
the Job Training (OJT) yang masih segar karena baru lulus dari bangku kuliah
piawai berkomunikasi dalam bahasa asing tersebut. Wagino, Duta KN Kanwil Jakarta
pun turut unjuk kompetensi mewakili kelompoknya menyampaikan review pidato Mark
Zuckerberg .
Dari hasil review
peserta Englih Club DJKN ada beberapa poin penting yang disampaikan Mark
Zuckerberg. Mayoritas dari pidato Zuckerberg berisi ajakan untuk berbuat baik
terhadap orang lain. Tidak hanya kepada orang terdekat, namun juga kepada
orang-orang lain yang mungkin tidak kita kenal sebelumnya. Ia pun mengingatkan
para mahasiswa Harvard untuk terus melakukan hal-hal yang berpotensi menjadi
besar, dan jangan pernah berpikir kalau nantinya akan ada orang atau perusahaan
besar lain yang akan melakukannya. Selain itu, juga harus mengajak orang lain
untuk mempunyai tujuan besar yang sama. Ia menceritakan bagaimana para pimpinan
Facebook sempat bimbang untuk menjual media sosial tersebut ketika ada
perusahaan lain yang memberikan penawaran besar. Menurutnya, kebimbangan itu
bisa muncul karena ia gagal menularkan tujuan besar yang ingin ia capai kepada
orang lain.
Menurut Zuckerberg, ide tidak
akan hadir secara tiba-tiba. “Kamu harus bekerja keras, tahap demi tahap,
hingga nantinya bisa menemukan solusi yang tepat untuk masalah yang ingin kamu selesaikan”. Sang CEO Facebook tersebut juga
menyatakan kalau kesuksesan besar baru bisa diraih setelah kamu berkali-kali mengalami
kegagalan. Ia mencontohkan dirinya yang sempat membuat game, aplikasi chat,
hingga pemutar musik, Ia sendiri merasa beruntung karena tidak punya kewajiban
untuk mendukung keluarganya secara finansial. Ia pun tetap merasa aman, bahkan
jika ia gagal dengan Facebook.
Poin penting lain yang bisa
dipetik adalah membantu orang lain tidak harus dengan uang. Zuckerberg juga
menyatakan kalau kamu tidak harus mengeluarkan uang untuk membantu orang lain.
Kamu juga bisa membantu mereka dengan mengorbankan waktu dan tenaga kamu.
Untuk menyegarkan suasana, diterapkan pola kedua yang sekaligus menutup acara dengan permainan teka-teki silang dalam bahasa Inggris yang dipandu MC Dhika dan Kiki. Siapa yang berhasil menjawab dengan benar mendapat souvenir cantik dari Kepegawaian. (teks/foto: Asya)