Jakarta – "Apakah jalan ditempat, langkah tegap, atau langkah
cepat?” demikian ungkapan menarik Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Isa
Rachmatarwata saat memimpin rapat koordinasi bersama para Kepala Kantor Wilayah
DJKN di seluruh Indonesia. Rapat yang diselenggarakan di lantai 10 Utara Gedung
DJKN ini dilaksanakan melalui video
conference (vicon), Kamis (28/9/2017).
Rapat
koordinasi ini merupakan sarana untuk monitoring dan evaluasi perkembangan
pelaksanaan revaluasi Barang Milik Negara (BMN). Hadir
dalam rapat tersebut Sekretaris Ditjen Kekayaan Negara, Direktur Penilaian, Direktur
PKNSI, Direktur Hukum dan Humas, Direktur Lelang serta para Tenaga Pengkaji di
Kantor Pusat DJKN.
"Saya
ingin memantau perkembangan aktivitas Revaluasi yang telah dimulai beberapa
waktu yang lalu. Sebelumnya saya juga memantau aktivitas para Penilai di
lapangan untuk mengetahui problem dan permasalahan secara langsung,” ujar Isa saat
pembukaan rapat.
“Biasakan komunikasi apabila ada kesulitan
teknis dalam pelaksanaannya, biasakan memantau perkembangan kinerja, dan biasakan
dalam mengatasi problem dengan men-share bagi
yang punya pengalaman mengatasinya,” tambah Isa.
Pada Kesempatan
selanjutnya, Direktur Penilaian Meirijal Nur memaparkan progres data perkembangan
pelaksanaan revaluasi BMN. Meirijal menyampaikan data yang dimiliki dengan posisi
sampai Rabu (27/9/2017), pukul 15.00 WIB. Posisi data menjadi pembatasan oleh
Meirijal karena data pada SIMAN bersifat real
time dan akan berubah setiap waktunya.
“Terdapat
8 tahapan proses dilakukan dalam revaluasi ini, mulai tahap persiapan, cek
fisik, update data, kirim LHI,
penilaian selesai, LHIP selesai, koreksi, hingga BAR-IP,” ujar Meirijal. Dikemukakan
ada dua skema perhitungan untuk monitoring perkembangan pelaksanaan Revaluasi
ini, yakni perhitungan dengan membandingkan antara aset yang sudah diproses
dengan target, dan menggunakan pembobotan.
Dengan skema
perhitungan yang pertama, disebutkan 5 Kanwil yang menduduki 5 besar dengan persentase
progres NUP tertinggi. kanwil yang tertinggi capaiannya hingga 72,10% dari
target dan kanwil persentase progres NUP terendah hanya 7,16% dari target. Secara
Nasional yang sudah diproses Kanwil DJKN di seluruh Indonesia rata-rata 35,08%
dari total target.
Skema
perhitungan yang kedua menggunakan pembobotan dengan asumsi semakin tinggi
tahapan yang telah dilakukan, diberikan bobot yang lebih besar. Disebutkan
untuk capaian sampai dengan Rabu (27/9/2017) pukul 15.00 WIB secara Nasional tercatat
10,59 % dari keseluruhan NUP yang sudah proses IP. Persentase capaian tertinggi
Kanwil 24,73% dan terendah 1,65% dari target.
Lebih
lanjut Meirijal menjelaskan, jika dilihat dari porsi tanggung jawab Kanwil
terhadap target Nasional, rata-rata persentase capaian per Kanwil terhadap
capaian Nasional baru 2,06% selesai dalam proses pelaksanaannya.”Nanti kita
lihat apa permasalahannya, dan ini merupakan signal bagi kita harus akselerasi melihat
capaian ini, ” pungkas Meirijal.
Pada sesi identifikasi permasalahan, diberikan kesempatan masing-masing Kanwil untuk memberikan penjelasan terkait permasalahan yang terjadi di lapangan. Disimpulkan kendala yang terjadi adalah rendahnya pemahaman satker terhadap proses revaluasi BMN, dan masalah dengan koneksi jaringan, disamping faktor kondisi geografis dan cuaca yang buruk.
Di akhir
rapat, Isa menyimpulkan perlunya diskusi lebih lanjut terkait permasalahan yang
terjadi. Dan sebelum menutup rapat Isa berpesan agar perencanaan secara detail
dan sejak dini bisa dilakukan, mengingat kondisi geografis dan cuaca. Selain
itu, perlu menyesuaikan target dengan kecepatan gerak, atur prosesnya dengan
baik, lakukan sharing hal-hal yang
bagus dengan kanwil-kanwil lainnya. “Mudah-mudahan pada kesempatan berikutnya,
capaian bisa lebih baik dari yang kita lihat sekarang," tutupnya.
(humas
DJKN)