Jakarta – Transformasi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) dari Asset Administrator menjadi
Asset Manager membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.
“Saya sangat mendukung pengembangan SDM dalam berbagai bentuk termasuk short
course ke luar negeri yang akan dilakukan ini,” ujar Direktur Jenderal
Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata dalam acara StuNed Tailor Made
Training Pre Departure Session,(28/9) di Aula DJKN.
SDM yang berkualitas,
lanjut Isa, akan membantu kecepatan proses transformasi DJKN. Tantangan Menteri
Keuangan agar DJKN berkontribusi signifikan dalam penerimaan negara melalui
pengelolaan aset negara harus direalisasikan secepatnya. “Untuk itu, Sekretaris
DJKN saya challenge menyusun roadmap DJKN sebagai aset manager
yang lebih realistis,” imbuhnya.
Isa sangat berharap 20
pegawai DJKN yang mendapatkan beasiswa ini dapat menimba ilmu sebanyak-banyak
kemudian dapat melakukan knowledge sharing kepada
pegawai lain. “Agar kualitas SDM DJKN merata dan menambah pengetahuannya,”
harapnya
Sebelumnya, Sekretaris
DJKN Dodi Iskandar melaporkan bahwa short course yang bertajuk
Tailor Made Training (TMT) ini adalah kali ketiga yang dilakukan dalam 3 tahun
belakangan ini. 20 pegawai yang diberangkatkan telah diseleksi
berdasarkan hubungan pekerjaannya dengan tema training, kemampuan
bahasa inggris, potensi kontribusi dalam short course dan
motivasinya.
Sekretariat DJKN terus
berkomitmen melakukan pengembangan kualitas SDM sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Hal ini agar pendidikan dan latihan yang dilakukan mampu memberi
manfaat ke organisasi baik DJKN maupun Kementerian Keuangan dan dapat
berkontribusi untuk Indonesia.
Sementara itu,
perwakilan Kedutaan Besar Belanda Sarah Ida Spronk mengatakan, infrastruktur
dan keadaan di negeri belanda tentu berbeda dengan Indonesia baik teknik
pembuatan, manajemen dan kondisi alamnya. “Namun, tantangan yang dihadapi tidak
jauh beda dan tujuannya tetap sama yaitu mencari solusi terbaik dalam mengelola
infrastruktur publik,” tuturnya. Dengan demikian, banyak hal yang dapat
dipelajari dan berbagi informasi mengenai tema TMT.
Sarah mengatakan Negara
Belanda sangat terhormat menjadi tujuan DJKN dalam mempelajari mengenai
analisis highest and best use pada infrastruktur. Proses tukar
menukar informasi dan pengetahuan akan memperkaya dan meningkatkan teknologi
yang berguna untuk kedua negara.
Dalam kesempatan ini
juga, perwakilan Nuffic Neso Indy Hardono memberikan selamat kepada DJKN karena
tiga tahun berturut-turut mendapatkan beasiswa dari StuNed Scholarship
Programme yang didanai oleh Pemerintah Belanda. “Selamat kepada DJKN karena
proposal yang dikirimkan ke kami terpilih mendapat beasiswa dari ratusan
proposal yang diajukan oleh berbagai organisasi. Saya tegaskan bahwa beasiswa
ini bukan penunjukan/penawaran tetapi kami menyeleksi proposal yang diajukan.
Yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana program yang diajukan
bermanfaat, sustainability dan tindak lanjutnya setelah pulang
dari Belanda,” ujarnya.
Indy menceritakan bahwa short course ini akan diselenggarakan di
Nyenrode University, Breukelen, Belanda. “Nyenrode University merupakan sekolah
bisnis terkemuka di Belanda. Sebagian besar trainernya merupakan praktisi
berpengalaman di bidangnya masing-masing. Pendekatannya langsung dan aktif
melibatkan peserta dalam diskusi,” ujarnya. Breukelen adalah kota yang cocok
untuk belajar karena tergolong kota yang sepi dan tentram. (Humas DJKN)