Program Wealth
Accounting and Valuation of Ecosystem Services (WAVES) secara berkala
menyelenggarakan Annual Partnership Meeting. Tahun ini, Rwanda
menjadi tuan rumah Annual Partnership Meeting WAVES ke-7,
mulai tanggal 5 Juni – 8 Juni 2017.
Delegasi Indonesia yang
terdiri atas dua perwakilan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian
Keuangan turut hadir mengemukakan visi dan perkembangan terkini serta saling
bertukar pengalaman dengan negara-negara pelaksana lainnya. Annual
Partnership Meeting WAVES Rwanda menggarisbawahi pentingnya
keterlibatan Kementerian Keuangan dan kerja sama lintas kementerian dalam
implementasi akunting sumber daya alam. Kementerian
Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) diwakili oleh Direktur Piutang Negara dan Kekayaan Negara
Lain-lain (PNKNL), Purnama T. Sianturi bersama dengan Tenaga
Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas KND, Arik Hariyono.
Annual Partnership Meeting Program WAVES ke-7 di
Kigali‑Rwanda juga diikuti
oleh dari seluruh negara mitra WAVES, negara donor, lembaga PBB, organisasi
kemasyarakatan internasional, diantaranya dari Rwanda,
Filipina, Afrika Selatan, Botswana, United Kingdom, Australia, Colombia, dan
Costa Rica.
Dalam WAVES annual
partnership meeting ke-7 tersebut
disampaikan progress dan kendala-kendala di setiap negara
dalam pengakuntansian neraca Sumber Daya Alam, pengalaman di masing-masing
negara terkait kehadiran WAVES, dan mengukur efektivitas penggunaan kebijakan Natural
Capital Accounting (NCA).
Beberapa negara anggota WAVES telah berhasil melaksanakan
pengakuntansian sumber daya alam, walaupun untuk akun tertentu. Colombia telah
berhasil membuat natural capital accounts pada tingkat
nasional atas tanah, hutan dan air. Rwanda juga telah berhasil membuat natural
capital accouts untuk land accounts, water
accounts, dan mineral accounts. Kosta Rika fokus membangun water
accounts. Guatemala mengimplementasikan dan mengintegrasikan NCA
kedalam perencanaan dan dialog kebijakan.
Kementerian Keuangan cq. DJKN sedang mempersiapkan Laporan Potensi
Fiskal Sumber Daya Alam yang memuat akun-akun energi dan mineral, kayu, lahan, water
resources, aquatic resources, dan sumber daya alam lainnya. Sumber data atas akun-akun tersebut di atas diperoleh dari Badan
Pusat Statistik, kementerian/lembaga yang tugas fungsinya mengelola sumber daya
alam, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah lainnya. Kebutuhan analisa
potensi fiskal sumber daya alam menjadikan Laporan Potensi Fiskal SDA sebagai
informasi eksekutif bagi pengambilan keputusan di bidang SDA.
Dengan diadakannya pertemuan dimaksud akan menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam mencapai tujuan tersusunnya Laporan Potensi Fiskal Sumber
Daya Alam, sebagai bahan awal pengakuntansian sumber daya alam di Indonesia
yang akan dimulai untuk akun mineral tertentu.