Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Uji Petik Penilaian SDA Hayati pada TWA Pula Kembang Kalsel
N/a
Rabu, 11 Mei 2011 pukul 01:10:12   |   1000 kali

Banjarmasin - Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu (capacity building) bagi para penilai internal di lingkup Kanwil XII DJKN Banjarmasin, khususnya penilaian sumber daya alam, Bidang Penilaian Kanwil XII DJKN Banjarmasin mengadakan kegiatan uji petik Penilaian Sumber Daya Alam Hayati pada pada 26 – 29 April 2011 di Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Kembang, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Kegiatan ini diikuti oleh para penilai di Lingkup Kanwil XII DJKN Banjarmasin, perwakilan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan dan akademisi dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat selaku narasumber.

Acara  diawali sambutan oleh Kepala Bidang Penilaian XII DJKN Banjarmasin Hermanadi dan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Kepala Kanwil XII DJKN Banjarmasin Suhadi.  Dalam sambutannya, Suhadi menyampaikan bahwa uji petik kali ini diharapkan dapat memberikan pembekalan bagi para penilai dikemudian hari dan kesempatan ini perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan ini dapat membuahkan hasil.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembekalan materi Penilaian SDA yang disampaikan oleh perwakilan dari BKSDA Kalimantan Selatan Titik Sundari dan Kusdania Handiyani yang  meliputi Pengenalan Hutan, Jenis Hutan, Status pengelolaan Hutan dan Teknik Survei Flora&Fauna.  Pada sesi berikutnya, materi dilanjutkan dengan pengenalan Teknik Penilaian Sumber Daya Alam Hayati, yaitu Metode Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value) yang disampaikan oleh Prof. Dr. Mochammad Arief Soendjoto, Msc (Universitas Lambung Mangkurat) selaku narasumber.

Dalam pemaparannya, ia menyampaikan bahwa nilai ekonomi total adalah jumlah antara nilai guna (nilai manfaat yang dapat dikonsumsi secara langsung dan tidak langsung) dan nilai non guna (nilai warisan/nilai yang muncul akibat eksistensinya). Namun, diantara nilai guna dan nilai non guna, tidak tertutup kemungkinan akan munculnya Option Value (nilai pilihan), yaitu nilai potensial yang muncul dan akan menjadi relevan di masa depan.

Agar adanya keselarasan antara teori dan praktik, pada hari kedua kegiatan dilanjutkan dengan Survei Lapangan (field trip) untuk melakukan simulasi Teknik  Inventarisasi Penilaian Flora & Fauna dan simulasi Teknik Survei Data & Pengunjung TWA Pulau Kembang (travel cost method). Untuk Teknik Inventarisasi Flora menggunakan Teknik Sampling Line Plot, yang merupakan teknik pengukuran dan pengamatan yang dilakukan pada sepanjang jalur yang dibuat dengan diberi jarak antar petak ukur. Pemetakan lahan dibentuk  dengan ukuran 2 x 2 m untuk pengamatan semai dan rumput herba, ukuran 5 x 5 m untuk pengamatan pancang, semak dan perdu, dan ukuran 20 x 20 m untuk pengamatan pohon (keliling diatas 30 cm). Sedangkan untuk Inventarisasi Fauna dilakukan dengan metode Garis Transek, yaitu metode  cara pengamatan langsung dimana seorang pencatat berjalan sepanjang garis transek dan mencatat setiap jenis satwa liar yang dilihat baik jumlah maupun jaraknya dengan pencatat.

Wisata alam dari Pulau kembang adalah adanya kondisi hutan yang masih baik di dalam kawasan seluas 60 ha dimana dalam kawasan ini dapat dijumpai berbagai jenis flora, fauna dan satwa.  Jenis Flora yang dapat dijumpai adalah sebagian dari jenis mangrove dengan ciri akarnya nya  yang khas dapat dijumpai di dalam hutan kawasan ini seperti jenis Api-api (Avicenia marina), Rambai (Sonneratia alba), Jingah (Gluta renghas), Panggang (Ficus retusa) dan jenis lainnya.  Untuk wisatawan yang ingin melihat potensi hutan yang ada di kawasan ini dapat melalui jalan titian yang ada pada kawasan ini.  Selain jenis flora wisatawan dapat juga menjumpai Fauna khas Kalimantan Selatan yaitu Bekantan (Nasalis larvatus), lutung (Presbytis cristata), dan kera abu-abu (Macaca fascicularis).  Untuk wisatawan yang berkunjung ke TWA Pulau Kembang,  kedatangannya akan disambut oleh segerombalan satwa kera abu-abu (Macaca fascicularis) begitu klotok/perahu mendekati pulau tersebut.

    

Pulau yang terletak di tengah-tengah Sungai Barito ini, merupakan satu kawasan konservasi yang berada dalam pengelolaan BKSDA Kalsel. Dikelola dengan upaya perlindungan sistem penyangga kehidupan, pelestarian keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara lestari SDA&E (pariwisata alam, rekreasi, penelitian dan pengembangan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya) sehingga bermanfaat bagi masyarakat.

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini