Direktorat Jenderal Kekayaan Negara bekerja sama dengan Universitas Padjajaran Bandung menyelenggarakan Kuliah Umum Strategic Asset Management di Auditorium Kampus Magister Management (MM) Universitas Padjajaran Bandung pada tanggal 26 Oktober 2010.

Acara ini bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan yang diputuskan pemerintah dengan kaidah-kaidah akademis (Policy Based Research). Dengan adanya penyelarasan ini, ke depan diharapkan akan tercapai suatu kerja sama yang terus menerus antara pemerintah dan kalangan akademisi.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara menyampaikan materi bertema Strategic Asset Management dan Akuntabilitas Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). Dirjen menyampaikan pokok-pokok Asset Management diantaranya mengenai prinsip-prinsip pengelolaan BMN. Dengan berubahnya paradigma tatakelola pemerintahan yang baik, prinsip-prinsip pengelolaan kekayaan negara juga mengalami perubahan. Prinsip-prinsip yang digunakan yaitu: akuntabilitas yang berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dan pemeriksaan keuangan.

Selain itu disampaikan juga mengenai Reformasi Manajemen Aset Negara, Peran Pengelolaan BMN dalam kaitannya dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Dirjen juga memaparkan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses pengelolaan BMN.

Dalam acara ini, berperan sebagai Panelis adalah Dr. Sulaeman Rahman, SE, MBA yang merupakan Lektor Kepala fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran. Panelis menyampaikan sudut pandang pengelolaan aset dari sisi akademisi. Bertindak sebagai moderator adalah Aldrin Herwani, SE, MM, Deputi Direktur Research Coorperation LM Unpad.

Kuliah umum berjalan meriah. Hal ini dilihat dari antusiasme peserta yang kurang lebih berjumlah 100 peserta dari Mahasiswa Magister Management Unpad. Antusiasme itu nampak saat para peserta mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Tercatat sejumlah pertanyaan dari 7 orang penanya. Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad pun ikut bertanya dalam sesi akhir kuliah umum ini.