Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Manajer Aset Memandang Lumpur Lapindo
N/a
Selasa, 27 Desember 2016 pukul 07:48:53   |   1041 kali

Sidoarjo - Rabu, 21 Desember 2016, Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara I Kanwil DJKN Jawa Timur Beta E Adna beserta 2 orang staf berkesempatan meninjau pulau lumpur hasil pembuangan lumpur lapindo Sidoarjo seluas 94Ha yg terletak di Muara Kali Porong Sidoarjo.

Luar biasa, ternyata pulau tersebut memiliki potensi nilai yang tinggi selain letaknya yang strategis. Sangat cocok untuk pembudidayaan bandeng (konon kabarnya dapat berbobot 2,5 Kg), udang, tanaman mangrove, cemara udang, serta biota lainnya. Bahkan pihak Institut Teknologi Surabaya (ITS) telah terjun melakukan riset terlebih dahulu.

Pulau lumpur ini sangat diminati oleh berbagai pihak antara lain Kementerian Kelautan Perikanan,  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan kepentingannya masing-masing. Adanya pulau tersebut diperkirakan dapat meningkatkan kinerja dan berdampak baik terhadap kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Kementerian Keuangan c.q. Kanwil DJKN Jawa Timur saat ini tengah memproses alih status pulau lumpur tersebut menjadi Barang Milik Negara (BMN) kepada pihak instansi yang benar-benar serius dan memiliki komitmen yang tinggi serta rencana strategis yang mengutamakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945.

Terdapat beberapa potensi dari luapan lumpur yang semestinya dapat dioptimalkan oleh pemerintah. Menurut penelitian BPLS, dengan debit luapan lumpur yang stabil seperti saat ini, luapan lumpur baru dapat berhenti sekitar 25 tahun lagi. Secara teknis, luapan lumpur dapat digunakan untuk membuat pulau-pulau lumpur lainnya dengan rencana yang baik.

Selain itu lumpur lapindo seluas 400Ha, potensial digunakan sebagai bahan produksi batu bata yang menurut penelitian dari ITS memiliki kekuatan 1,5 kali dari batu bata biasa.

BPLS juga telah melakukan pengosongan area di sekitar tanggul sehingga luas total menjadi 600Ha yang dapat digunakan sebagai area pembudidayaan pohon sengon.

Lumpur lapindo ini adalah termasuk kejadian luar biasa di dunia sehingga dapat dijadikan pusat kajian Geologi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai daya tarik wisata.

Hal ini memerlukan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Semoga kita sebagai anak bangsa dapat mengambil hikmah dari segala musibah dan berpikir serta bertindak kreatif untuk kemajuan bangsa dan negara.

Penulis: Beta E Adna
Fotografer: Aryanto D Nugroho

(Dodiek W/KIHI Jatim)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini