Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
INTEGRITAS, “TAMPAK SULIT” Bukan Berarti TIDAK MUNGKIN
Ratih Prihatina
Rabu, 27 September 2023   |   3132 kali

“Mba, aku kemarin kirim toner dan tinta printer ke kantor (KPKNL Pekalongan, red). Toner nya buat printer di ruangan Bendahara Penerimaan, Tinta nya buat printer di Penilaian”. Begitu kira-kira sebuah pesan whatsapp masuk ke ponsel sekitar beberapa waktu lalu.

“Wahhhh… dalam rangka apa ini Mbakkkk…”, kujawab pesan itu sembari langsung menebak alasan apa yang membuat ia mengirim tinta itu.

Beberapa hari berlalu, dalam pembicaraan kami selanjutnya ia mengatakan bahwa hal kemarin dilakukannya dalam rangka “meringankan hisab” demi mengingat telah beberapa kali menggunakan tinta-tinta tersebut untuk keperluan di luar pekerjaan. “Aku sudah menduga 100% alasanmu itu, Mba”, jawab saya yang hafal dengan persona-nya.

    Kemudian ada satu waktu dimana saat membuka SATU KEMENKEU, pop up fliyer yang menjadi tema adalah mengenai “Tipe-Tipe Orang Yang Tidak Berintergritas Di Kantor” yang isinya kita merupakan orang yang tidak berintegritas ketika di antaranya :

1.       Kita menjadi “SI PALING HEMAT”, yang uraiannya adalah menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi dalam rangka menghemat pengeluaran;

2.       Kita menjadi “SI PALING PUSH RANK”, yang digambarkan keadaan menghabiskan banyak waktu kerja di kantor dengan bermain game;

3.       Kita menjadi “SI PALING SAT SET”, yang gambarannya adalah meninggalkan kantor tanpa alasan yang sah sebelum jam kerja berakhir atau pada jam kerja;

4.      Kita menjadi “SI PALING MUMPUNG”, digambarkan menggunakan fasilitas kantor (2) semacam WIFI, listrik untuk keperluan pribadi di luar kepentingan kedinasan. Dalam video penjelasan, talent                           memeragakan  pegawai yang menggunakan wifi kantor untuk mengunduh berpuluh-puluh film atau semacamnya tonton ditonton kemudian, kemudian menanak nasi dan membuat air panas dengan panci     listrik;

 

I.                    DEFINISI-DEFINISI INTEGRITAS

 

Secara etimologis, integritas berasal dari bahasa latin integer yang berarti keseluruhan atau lengkap (Fachrudin, 2013).

Integritas adalah kualitas, sifat, atau keadaan yang menunjukkan suatu kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan untuk memancarkan wibawa dan kejujuran. Seorang individu yang memiliki integritas memperlakukan orang lain sebagaimana pribadi tersebut ingin diperlakukan, tetapi tidak mengharapkan timbal balik. Membantu orang lain dilakukan untuk alasan altruistic (fokus pada kesejahteraan orang lain), bukan untuk alasan egois (penghargaan pribadi seperti kemajuan karier atau pengakuan sosial (Kitas Besar Bahasa Indonesia/KBBI).

Integritas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai berupa faktor psikologis individu yang memiliki integritas tinggi antara fungsi jasmani dan rohaninya (Mangkunegaran, 2016).

Integritas merupakan sesuatu yang menuntut seorang pegawai untuk bersikap jujur, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugasnya. Semakin baik integritas seorang pegawai maka semakin baik pula kinerja yang dihasilkan. Integritas merupakan bentuk tanggung jawab seseorang atas apa yang dilakukannya dan hasilnya sesuai dengan norma, nilai atau prinsip yang benar, dan pendirian yang teguh tanpa paksaan dari pihak manapun (Wetik, 2018).

Integritas sebagai kebalikan langsung dari kemunafikan. Dia menganggap bahwa seorang munafik tidak memenuhi syarat untuk membimbing orang lain untuk mencapai karakter luhur. Integritas diperlukan untuk semua orang, tidak hanya pemimpin tetapi juga orang yang dipimpin. Orang ingin tahu bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya jika mereka ingin menjadi pengikut. Mereka percaya bahwa pemimpin peduli dengan kepentingan setiap anggota tim dan bahwa pemimpin harus memiliki keyakinan bahwa anggota timnya akan melakukan pekerjaan mereka. Para pemimpin dan pengikut ingin tahu bahwa mereka akan menepati janji mereka dan tidak pernah goyah dalam komitmen. Mereka yang hidup dengan integritas tidak akan merusak kepercayaan orang-orang yang mempercayai mereka (Dr. Kenneth Boa).


    Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Definisi lain dari integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan  nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan  kebenaran dari tindakan seseorang. Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).  Seorang dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya (Wikipedia)

Integritas  adalah konsisten berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta resiko yang menyertainya (PermenPAN-RB Nomor 38 Tahun 2017). Lebih lanjut dalam PermenPAN-RB Nomor 38 Tahun 2017 diuraikan perilaku kunci yang dapat menunjukkan tingkat integritas seorang ASN pada berbagai level menurut peraturan tersebut, antara lain:

1.       Mampu bertindak sesuai nilai, norma, etika organisasi dalam kapasitas pribadi;

2.       Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi;

3.       Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota yang dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi dalam lingkup formal.

 

II.                  UNSUR, DIMENSI DAN PENGUKURAN INTEGRITAS

Seseorang yang berkomitmen menerapkan prinsip integritas dalam hidupnya akan mengedepankan nilai-nilai yang dianut sebagai pedoman untuk melakukan pekerjaan. 9 (Sembilan) nilai-nilai integritas yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi adalah:

1.       Kejujuran : berarti kelurusan hati seseorang yang akan selalu berusaha untuk menjaga integritas dalam tindakannya dan tidak akan berusaha untuk menyembunyikan fakta atau menipu orang lain;

2.    Peduli : peduli dalam nilai integritas adalah komitmen untuk memperhatikan kepentingan orang lain. Ini berarti bahwa seseorang yang memiliki nilai integritas akan selalu berusaha untuk memastikan                bahwa tindakannya tidak akan merugikan orang lain atau membuat keputusan yang tidak adil;

3.    Tanggung jawab : seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab siap menanggung konsekuensi dari tindakan yang telah dilakukan. Nilai ini sangat penting karena dapat membantu menciptakan lingkungan      kerja yang bertanggung jawab dan profesional;

4.    Kerja keras : berarti melakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin dan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal dan mengatasi hambatan yang mungkin dihadapi dalam proses kerja;

5.    Mandiri : dimaknai sebuah keadaan yang tidak bergantung pada orang lain dan dapat berdiri sendiri. Pribadi yang mandiri mampu mengatur dirinya sendiri untuk menetapkan gambaran hidup seperti yang      diinginkan;

6.    Sederhana : hidup sederhana bukan berarti hidup miskin atau kikir, tetapi hidup yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak berlebihan dalam menggunakan harta yang dimiliki. Hidup sederhana                   membuat seseorang akan lebih bisa mengatur prioritas untuk menggunakan harta;

7.    Adil : adil artinya sama berat, tidak memihak kepada siapapun kecuali kepada kebenaran. Bukan memihak dengan alasan persamaan suku, agama, bangsa, atau pertemanan sehingga sikap ini akan                    mencegah konflik kepentingan. Selain itu, seseorang yang adil tidak bertindak sewenang-wenang;

8.    Berani : bukan hanya keberanian fisik, tetapi berani juga dapat berlaku dalam konteks emosional. Tindakan yang dilakukan tanpa rasa ragu dalam menghadapi suatu situasi atau permasalahan;

9.    Disiplin : Komitmen merupakan salah satu kunci terbentuknya disiplin. Sikap disiplin artinya mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks kerja, disiplin digunakan sebagai              kemampuan untuk bekerja secara efektif dan mencapai target dalam waktu yang ditentukan;

Integritas pada seseorang dapat dinilai dari beberapa indikator (Sukarna, 2018):

1.       Menunjukkan kejujuran;

2.       Memenuhi komitmen;

3.       Konsisten Dalam Berperilaku.

Ciri-ciri integritas dalam bekerja :

1.       Melakukan hal benar sekalipun tanpa diawasi;

2.       Berperilaku sesuai dengan apa yang diucapkan;

3.       Seseorang yang selalu konsisten dalam tindakannya dan tidak akan berubah-ubah dalam prinsip dan nilainya;

4.       Menjaga profesionalitas dan tidak akan melakukan tindakan yang merugikan organisasi atau rekan kerjanya;

5.       Menghormati hak-hak orang lain dan tidak akan melakukan diskriminasi;

6.       Menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok;

7.       Terbuka dan transparan dalam tindakannya, dan tidak akan ada rahasia atau hal yang disembunyikan.

Seseorang yang berintegritas diharapkan memiliki sikap positif yang terwujud dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Pun dalam dunia kerja, integritas memiliki peran penting dalam organisasi. Contoh perilaku individu yang berintegritas dalam lingkungan kerja antara lain :

1.   Mematuhi jam kerja / mematuhi jam kerja sesuai aturan : Kebiasaan yang paling penting adalah membiasakan diri untuk tepat waktu. Sikap ini mencerminkan komitmen dan konsistensi seseorang. Tepat          waktu sama dengan menghargai waktu kita sendiri dan waktu orang lain. Sikap seperti itu juga membuat orang-orang di sekitar percaya bahwa kita adalah orang yang dapat dipercaya;

2.   Bertanggung jawab atas pekerjaan : Berusaha memenuhi tanggung jawab atas pekerjaan yang telah diberikan dan berusaha mencapai hasil yang maksimal tanpa melemparkan tanggung jawab kepada              orang lain;

3.   Pemimpin yang dapat memberi contoh nyata yang baik : atasan menciptakan etika kerja yang harus diikuti oleh pegawai, tetapi mereka sendiri tidak bertindak sesuai dengan etika yang telah ditetapkan.  Padahal sebagai seorang atasan, yang bersangkutan harus memberikan contoh yang baik sesuai dengan apa yang ditetapkan organisasi. Integritas bukan hanya kewajiban pegawai tetapi juga seluruh bagian organisasi termasuk para pemimpinnya.

 

III.                MANFAAT INTEGRITAS BAGI ORGANISASI

 

    Integritas membangun makna positif bagi organisasi. Beberapa keuntungan bagi organisasi bila budaya integritas di dalamnya telah terlaksana dengan baik di antaranya :

1.    Menciptakan reputasi yang baik bagi organisasi.

Dalam konteks organisasi, integritas dapat dilihat dari bagaimana sebuah organisasi menjalankan kegiatannya dengan jujur, transparan, dan bertanggung jawab. Hal ini akan membuatnya mendapatkan reputasi yang baik, misalnya di bidang pelayanan bila stakeholder / pelanggan puas dengan apa yang didapatkan maka ia akan kembali lagi untuk mendapatkan pelayanan yang sama (repeat order). Lebih jauh seorang pelanggan yang puas diharapkan akan dengan senang hati mengabarkan pengalaman positifnya ke khalayak yang lebih luas. Reputasi yang baik meningkatkan kepercayaan masyarakat;

2.    Menciptakan budaya organisasi yang baik.

Integritas dapat menjadi dasar dari budaya organisasi yang baik karena integritas mengajarkan bahwa sebuah organisasi harus selalu berpegang pada nilai-nilai etika dan moral dalam melakukan kegiatan;

3.    Mengembangkan karyawan / pegawai dengan etika yang baik.

Ketika sebuah organisasi memperlihatkan integritas dalam cara mereka menjalankan kegiatan / bisnis, maka karyawan akan cenderung mengadopsi nilai-nilai yang sama dalam menjalankan tugas mereka sehingga organisasi yang memiliki karyawan dengan etika yang baik akan membuat bisnis semakin menarik di mata masyarakat. Organisasi yang memiliki integritas ditandai dengan minimnya pergantian karyawan dan berusaha meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas. Karyawan yang bekerja juga akan lebih merasa mendapatkan perlakuan yang adil.

 

IV.                URGENSI PERAN PEMIMPIN DALAM MEMBANGUN INTEGRITAS DI TEMPAT KERJA

Pemimpin harus mampu memimpin dengan contoh dan menciptakan lingkungan kerja yang profesional bagi para bawahannya. Pemimpin bertanggung jawab untuk timnya dan secara aktif mengelola kinerja timnya. Pemimpin memastikan bawahannya menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan organisasi, dan mematuhi manajemen risiko yang ada di tempat kerja. Pemimpin menjamin pelaporan internal dan berkontribusi terhadap perbaikan terus-menerus dari organisasi.

5 (lima) hal penting bagi pemimpin untuk membangun integritas di tempat kerja menurut Eko Suhascaryo, seorang praktisi di bidang pengelolaan & pengembangan sumber daya manusia yang fokus pada bidang Assessment Center, Competency Development, Technical Competency Assessment, Human Resources Management yakni :

1.    ETIKA KEPEMIMPINAN

Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang beretika dan professional serta konsisten dengan harapan organisasi. Etika kepemimpinan meliputi unsur-unsur memimpin dengan contoh, menetapkan harapan yang jelas dan terukur, menerapkan nilai-nilai organisasi, membuat keputusan yang dapat dipercaya, mempunyai kemampuan yang baik dan berkomunikasi dan menilai bawahannya, dan senantiasa bersedia mengembangkan keterampilan.

2.    MANAJEMEN DAN PENGAWASAN YANG AKTIF

Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang efektif dan bangga pada bagaimana mengelola tempat kerjanya. Pemimpin memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk mengelola bawahan, memantau kinerja tim, membangun keterpaduan kelompok dan mengatur arah strategis timnya. Beberapa sumber daya ini dapat berupa SOP di tempat kerja, panduan etika, penilaian kinerja, dan pengembangan profesional sehari-hari. Dalam konteks pengawasan, para pemimpin akan secara rutin memeriksa pengaduan yang masuk dan mengidentifikasi potensi masalah.

3.    PEMIMPIN MEMPUNYAI KEPERCAYAAN BAHWA BAWAHANNYA MERUPAKAN ORANG-ORANG YANG TEPAT

Dalam hal ini berarti bagaimana seorang pemimpin percaya bawahannya menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan organisasi dan bangga dengan layanan yang mereka berikan kepada stakeholder. Pemimpin senantiasa mempromosikan kode etik, menerapkan nilai-nilai organisasi, mendidik bawahan mengenai tanggung jawab dan etika, mendorong bawahan untuk pengembangan pembelajaran mereka, mengidentifikasi bawahan yang dapat menjadi ‘role model’ dan mengakui kemampuan bawahan.

4.    PEMIMPIN MENERAPKAN PROSES YANG EFEKTIF

Bagaimana seorang pemimpin membuat tempat kerjanya memiliki proses yang baik, percaya bawahannya memahami dan mematuhi kewajiban serta tanggung jawab kerja. Poin ini meliputi hubungan antara pemimpin dan bawahan saat pemimpin berkonsultasi pada bawahan, menilai resiko perilaku, memonitor kecenderungan isu-isu potensial, monitor kepatuhan, melakukan audit tanggung jawab dan lain-lain.

5.    PEMIMPIN MENERAPKAN PELAPORAN YANG PROFESIONAL

Bagaimana seorang pemimpin percaya bawahannya akan bertindak atas masalah integritas, dan nyaman dengan bagaimana kekhawatiran integritas diangkat dan dikelola di tempat kerjanya. Poin ini mengandung unsur-unsur bagaimana seorang pemimpin mempertahankan dan mempromosikan pesan utama bahwa semua bawahannya memiliki tanggung jawab untuk memastikan standar integritas di tempat kerja, mendorong pelaporan yang profesional, menciptakan budaya pelaporan yang aman, dan mereview penanganan pengaduan di dalam organisasi.

 

V.                  KESIMPULAN

Ber-INTEGRITAS tidak semata berupa keadaan ketika kita tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, tetapi juga mencakup beberapa dimensi perilaku lain sebagai penyusunnya antara lain kejujuran, peduli, kerja keras, mandiri, disiplin dan sebagainya. Ketika kita memiliki harga diri yang tinggi, orang-orang di sekitar dapat melihatnya melalui tindakan, kata-kata, keputusan, metode, dan hasil yang diraih. Begitu pula ketika kita menjadi manusia yang utuh dan koheren, dimanapun kita berada dan dalam kondisi apapun, kita tidak akan pernah meninggalkan sebagian dari diri kita dalam keadaan lain karena kita telah menjadi pribadi yang utuh.

 

Penyusun : Ratih Prihatina, Pelaksana Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan

 

Sumber-sumber :

https://www.youtube.com/watch?v=icFWHHhncoU (youtube Itjen Kemenkeu, tipe-tipe orang tidak berintegritas di kantor)

https://myrobin.id/untuk-pekerja/integritas-dalam-bekerja/

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palopo/baca-artikel/14524/Integritas-Mudah-Diucapkan-Harus-Dilaksanakan.html

https://www.ekosuhas.com/membangun-integritas-tempat-kerja/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini