Pontianak, 5 April 2023 –
Dalam rangka peningkatan kemanfaatan atas hasil analisis dalam Kajian Fiskal Regional (KFR), Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Diseminasi
Kajian Fiskal Regional (KFR) Tahun 2022 Provinsi Kalimantan Barat secara hybrid dengan tema “Peran Fiskal dan Moneter untuk Menjaga Stabilitas Ekonomi Kalimantan
Barat”. Kegiatan dilaksanakan secara luring di Aula Kanwil Ditjen
Perbedaharaan Provinsi Kalimantan
Barat dan secara daring di Zoom Meeting
Conference serta disiarkan langsung melalui Kanal Youtube
Kanwil DJPb Kalbar.
Kegiatan
Diseminasi KFR Kalimantan Barat Tahun 2022 dihadiri oleh Tri Budhianto, S.P.,
M.T., Direktur Pelaksanaan Anggaran
DJPb dan dr. Harrisson, M.Kes.,
Sekretaris Daerah Kalimantan Barat serta menghadirkan narasumber dari berbagai
elemen pemerintah dan akademisi, yaitu:
Kukuh Sumardono Basuki
(Kepala Kanwil DJPb Kalbar), Nur Asyura Anggini Sari (Kepala Perwakilan
Bank Indonesia Kalbar), Moh Wahyu Yulianto
(Kepala Badan Pusat
Statistik Kalbar) , dan Prof. Eddy Suratman
(Regional Economist, Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura).
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan
ini adalah sebagai
sarana mempublikasikan dan menyebarluaskan informasi yang termuat dalam Kajian Fiskal
Regional yang telah kami disusun Kanwil DJPb Kalbar, juga sebagai sarana pelaporan Kanwil
DJPb kepada Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan untuk menjadi masukan
dalam menyusun kajian fiskal secara nasional/komprehensif. Dalam
sambutannya, Kepala Kanwil DJPb Kalbar
berharap bahwa acara Diseminasi ini dapat menjadi media informasi yang bernilai
strategis kepada pemangku kepentingan di lingkup Kanwil DJPb Kalbar serta sebagai
wadah diskusi/sharing untuk menajamkan data ekonomi dan fiskal
regional di lingkup Kalimantan Barat.
Melalui Keynote Speechnya, Direktur
Pelaksanaan Anggaran DJPb mengapresiasi tersusunnya KFR
Kalimantan
Barat Tahun 2022 dan penyelenggaraan acara Diseminasi KFR ini, hal ini sebagai
bentuk implementasi peran Regional
Chief Economist & Financial Advisor serta sebagai sarana bagi penguatan sinergi
antara Kementerian Keuangan dengan para stakeholder di daerah. Melalui peran RCE dan financial advisor, Kanwil DJPb diharapkan dapat mengcapture daerah dan mengkomunikasikan semua kebijakan pusat
dapat berjalan dan menampung aspirasi daerah sehingga dapat menghasilkan
analisis yang berkualitas dan implementatif
dan hasil dari kajian dapat dijadikan referensi fiskal yang kredibel dan
dimanfaatkan oleh pemangku daerah.
Beliau juga menyampaikan bahwa acara ini merupakan suatu momen dan kesempatan yang baik bagi kita seluruh pihak yang
hadir untuk meng-update informasi,
membahas sekaligus berdiskusi mengenai
evaluasi atas implementasi kebijakan fiskal di sepanjang tahun 2022 yang masih
diliputi oleh berbagai tantangan
baik internal maupun eksternal. Pemerintah saat ini tengah bekerja keras dalam mengelola fiskal baik APBN maupun APBD
dalam upaya untuk pemulihan ekonomi, dan saat ini kita juga tengah mengawal kebijakan counter-effect. Stabilitas fiskal perlu didukung oleh sinergi antara pusat dan daerah untuk mendorong perekonomian
nasional. Fiskal didaerah menjadi penting untuk dimonitoring agar formulasi
fiskal tepat sasaran.
Sejalan
dengan yang disampaikan oleh Direktur Pelaksanaan Anggaran DJPb, dalam keynote speechnya Sekretaris Daerah
Kalbar, dr. Harrisson, M.Kes. meyampaikan apresiasi atas terselenggaranya
kegiatan ini. Pihaknya berharap
bahwa dengan terselenggaranya Kegiatan Diseminasi KFR Tahun 2022 ini dapat menjembatani mereka selaku pemerintah daerah dalam mendapatkan konsultasi, koordinasi, asistensi, pendampingan dan peningkatan kapasitas
dalam pengelolaan keuangan
daerah sehingga pemerintah daerah dapat lebih transparan, akuntabel
serta tertib administrasi dalam penyampaian laporan.
Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Barat pada Triwulan
IV-2022 mengindikasikan keberhasilan pemulihan
ekonomi,
yaitu tumbuh sebesar 5,01% (y-o-y), sama seperti angka pertumbuhan ekonomi
Nasional. Secara kumulatif, ekonomi
Kalbar Tahun 2022 dibanding 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 5,07% (c-to-c), angka ini lebih tinggi dibanding
pertumbuhan ekonomi Regional Kalimantan yang berada di angka 4,94%. Dibandingkan provinsi lain di regional
Kalimantan, Kalbar menduduki peringkat kedua setelah Kaltim yaitu dengan kontribusi sumber pertumbuhan
ekonomi terhadap Regional Kalimantan sebesar 0,77%. Capaian pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan
keberhasilan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta memandakan bahwa perekonomian di Kalbar sudah kembali pulih.
Pada Desember
2022 gabungan 3 kota IHK di Kalimantan Barat mengalami inflasi
year on year (yoy) sebesar 6,30%
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,77.
Tingkat inflasi month to month (mtm) Desember 2022 sebesar 0,55% dan tingkat inflasi year to
date (ytd) Desember 2022 sebesar 6,30%.
Jumlah penduduk
miskin Kalbar pada September 2022 mencapai 256,51
ribu orang (6,81 persen), meningkat sebesar 6,3 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2022
yang sebanyak 350,25 ribu orang. Tingkat ketimpangan
pengeluaran penduduk Kalimantan Barat yang diukur oleh Gini Ratio adalah
sebesar 0,311 (September 2022). Angka
ini menurun sebesar 0,003 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2022 yang sebesar 0,314. Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) Kalbar pada Agustus 2022 sebesar 5,11%. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2022 sebanyak
2,69 juta orang, naik 59 ribu orang dibanding Agustus 2021. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
naik sebesar 0,52 persen. Penduduk yang bekerja sebanyak 2,56 juta
orang, naik sebanyak
75,07 ribu orang
dari Agustus 2021.
Nilai Tukar Petani
(NTP) Gabungan Desember
2022 di Kalimantan Barat sebesar 142,73 poin, naik sebesar 0,16 persen
dibanding NTP November 2022. NTP
Subsektor Perikanan pada Desember 2022 adalah sebesar 102,95 (naik 0,75%
dibanding November 2022).
Berdasarkan
reviu atas sasaran makro dan kesejahteraan antara capaian dan target tahun 2021
dalam RPJMD, 9 dari 11 sasaran
di Kalimantan Barat telah tercapai
yaitu Pertumbuhan Ekonomi,
Inflasi, Kemiskinan, Rasio Gini, NTP Tanaman Pangan, NTP
Tanaman Hortikultura, NTP Perkebunan Rakyat, NTP Peternakan, dan NTP Perikanan (NTN). Sementara 2 sasaran lainnya
yaitu IPM dan tingkat pengangguran belum tercapai.
Pada APBN Regional
Kalbar, penerimaan pendapatan lingkup wilayah Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun
2022 baik perpajakan maupun non pajak adalah sebesar Rp13.660,29 miliar atau sebesar 119,73% dari target pendapatan. Persentase pendapatan dari pajak sebesar 118,69