Pontianak, 23 Februari
2023 – Sebagaimana disampaikan dalam Rilis APBN KiTa
edisi Februari 2023 pada 22 Februari
lalu, Menteri Keuangan
Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan bahwa Pemulihan
Ekonomi Indonesia masih dalam momentum
yang kuat. Sebagaimana dirilis oleh BPS, pertumbuhan
ekonomi kuartal terakhir berada di angka 5,1 persen dan pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di tahun 2022 adalah
sebesar 5,3 persen. Hal ini menunjukkan pola
pemulihan yang resilien dan sangat meyakinkan karena selama 5 kuartal
berturut-turut, pertumbuhan ekonomi
Indonesia selalu di atas 5 persen.
Di Provinsi Kalimantan Barat sendiri, pertumbuhan ekonomi
secara kumulatif pada tahun 2022 adalah
sebesar 5,07 persen (c-to-c). Provinsi Kalimantan Barat juga menduduki peringkat
kedua setelah Provinsi Kalimantan Timur, yaitu dengan kontribusi sumber pertumbuhan ekonomi
terhadap Regional
Kalimantan sebesar 0,77 persen. Demikian disampaikan dalam rilis kinerja
APBN KiTa Regional
Kalbar Edisi bulan
Februari 2023.
Pendapatan negara dalam APBN Kalbar melanjutkan kinerja baik di
awal tahun 2023 dengan tumbuh 24,51 persen (yoy). Dalam APBN 2023 di Provinsi Kalimantan Barat, target pendapatan negara memang menunjukkan penurunan 6,49 persen dibandingkan dengan target tahun
lalu. Hal ini disebabkan oleh turunnya target komoditas bea keluar/pungutan ekspor
seiring dengan tren menurunnya harga CPO
dan turunannya yang sudah termoderasi serta turunnya volume ekspor komoditas
mineral (bauksit) karena berkurangnya
permintaan global. Hingga 31 Januari 2023, kinerja pendapatan negara di Kalbar terealisasi Rp1.025,89
miliar atau sekitar 9,62 persen dari target Rp10.669,48 miliar. Realisasi ini terdiri dari penerimaan
perpajakan yang mencapai Rp975,06 miliar (9,86 persen) yang didominasi oleh PPh dan PPN sebagai
penyumbang terbesar dalam porsi penerimaan negara lingkup Kalimantan Barat. Sedangkan, dari sisi PNBP realisasi hingga bulan
Januari telah mencapai
Rp50,83 miliar atau sekitar 6,53 persen dari target Rp778,08
miliar.
Kinerja baik APBN di Kalimantan Barat berlanjut hingga
bulan Januari 2023. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi belanja negara dalam APBN Kalbar hingga 31
Januari 2023 yang mencapai Rp1.741,99
miliar atau sekitar 5,83 persen dari total pagu belanja Rp29.867,51 miliar. Realisasi
ini menunjukkan pertumbuhan 40,77 persen dibanding dengan
periode yang sama pada tahun
sebelumnya. Total realisasi
belanja tersebut terdiri dari Realisasi belanja pemerintah pusat (K/L) sebesar Rp290,40 miliar
(2,82 persen) dan Realisasi Belanja Transfer ke Daerah dan Dana
Desa (TKDD) sebesar Rp1.451,60 miliar (7,41 persen).
“Kalau dilihat dari APBD Kalbar, hingga 31 Januari 2023
pendapatan transfer masih berkontribusi paling
besar, yaitu sebesar Rp1.175,6 miliar atau sekitar 78,66 persen dari total pendapatan
Rp1.494,53 miliar, Hal ini
menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKDD masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan pada Provinsi
Kalimantan Barat,” jelas Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat, Kukuh
Sumardono Basuki.
Di awal tahun 2023 ini masih belum terdapat realisasi untuk Dana Desa karena terdapat beberapa perubahan kebijakan terkait penyaluran dana desa, yaitu dalam rangka program pemulihan ekonomi untuk perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan ekstrem dalam bentuk BLT Desa, tahun ini penyalurannya paling sedikit 10 persen dan paling banyak 25 persen dari anggaran dana desa, dana operasional pemerintah desa paling banyak 3 persen dari anggaran dana desa, dan program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20 persen dari anggaran dana desa. Hingga 31 Januari 2023, masih belum terdapat realisasi DAK fisik karena batas waktu penyampaian Rencana Kegiatan Pemda hingga bulan Maret 2023 sehingga paling cepat dilakukan penyaluran DAK fisik pada bulan Maret.
Dukungan pemerintah kepada para pelaku UMKM juga ditunjukkan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi). Di Provinsi Kalimantan Barat, hingga 31 Januari 2023 belum terdapat realisasi penyaluran KUR yang disebabkan oleh adanya perubahan kebijakan penyaluran di tahun 2023. Sedangkan, untuk penyaluran UMi hingga 31 Januari 2023 mencapai 1.090 debitur dengan total penyaluran Rp5,11 miliar. Total penyaluran tertinggi terdapat pada Kabupaten Ketapang dengan jumlah debitur UMi 174 debitur dan total penyaluran Rp747,7 juta.
“Secara keseluruhan, kinerja
APBN di awal tahun 2023 mencatat capaian
yang positif sehingga
hal ini dapat kita gunakan
sebagai bekal untuk menjaga optimisme pemulihan ekonomi, baik secara regional maupun nasional. Namun, kita
tidak boleh lengah karena tantangan dan ketidakpastian masih harus tetap diantisipasi dan diwaspadai. APBN juga akan
tetap dijaga kesehatannya agar bisa
menjadi instrumen yang memberikan
perlindungan pada masyarakat dan ekonomi serta
mendukung transformasi ekonomi
untuk terus semakin
kuat dan maju,”
demikian disampaikan oleh
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat.