Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Bank BNI Biayai Akuisisi Newmont
Tribunnews.com, 4 April 2016
 Senin, 04 April 2016 pukul 13:12:57   |   486 kali

JAKARTA- Tahun ini, perbankan masih menjauhi sektor pertambangan lantaran harga jual di pasar global masih anjlok. Kendati selera bank terhadap sektor tambang menurun, sejumlah bank dikabarkan siap mendanai aksi korporasi sektor tambang bernilai jumbo.

Sumber KONTAN berbisik, setidaknya ada dua bank pelat merah yang siap mengucurkan kredit di transaksi penjualan PT Newmont Nusa Tenggara, pemilik tambang emas terbesar kedua di Tanah Air. Dua bank tersebut yakni Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia (BNI).

Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo menyampaikan, pihaknya turut mengucurkan kredit terhadap konsorsium Medco Group selaku pembeli Newmont.
"Porsi pembiayaan bank akan dilakukan secara lelang. Besarannya proporsional sesuai jumlah yang ikut," jelas Rico, Minggu (3/4).

Meski turut dalam mendanai akuisisi Newmont yang nilainya diperkirakan US$ 3 miliar, tahun ini BNI tetap selektif mengucurkan kredit tambang. “Kredit tambang tumbuh sekitar 1%-2% tahun ini,” imbuh Direktur Bisnis Bank I BNI Herry Sidharta.

Kurangi porsi Target rendah ini tak lepas dari niatan BNI yang ingin menjaga kualitas kredit. Rapor kinerja jelek produsen tambang mendorong BNI untuk mengurangi kredit ke sektor ini. Tahun lalu, BNI mencatatkan penurunan kredit tambang sebesar 10,6% menjadi Rp 249 miliar per Desember 2015 ketimbang tahun 2014.

Dus, porsi kredit tambang kurang dari 1% terhadap total kredit BNI. Setali tiga uang, Bank Permata memprediksi, penyaluran kredit sektor pertambangan masih akan susut di tahun ini. Penyebabnya, Bank Permata memutuskan tidak akan menyalurkan kredit baru.

Direktur Wholesale Banking Bank Permata Anita Siswadi mengatakan, tahun lalu pihaknya mengucurkan kredit pertambangan sebesar Rp 4 triliun, setara 3,5% terhadap total baki kredit.

"Tahun ini, kredit tambang diperkirakan turun 14,29% menjadi Rp 3,5 triliun karena angsuran kredit berkurang,” ujar Anita. Jika dihitung sejak 2013, besaran kredit tambang telah susut sebesar 60%.

Bank Permata memberhentikan kredit baru sektor batubara, namun menambah sedikit kredit emas pada 2014 dan 2015. Rasio kredit bermasalah (NPL) kredit tambang Bank Permata sebesar 10% di akhir 2015.

Tren naik NPL kredit tambang terjadi secara industri. Meski nilai kredit susut, NPL kredit tambang naik 56,18% menjadi Rp 5,58 triliun di akhir 2015.

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini