Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Menkeu: Era Resources Boom Usai, Lalu Harus Apa?
Metrotvnews.com,01 Oktober 2014
 Kamis, 02 Oktober 2014 pukul 10:01:55   |   736 kali

Metrotvnews.com, Jakarta: Dalam sepuluh tahun ke depan, Indonesia akan masuk ke dalam era yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, karena era resources boom telah berakhir.

Demikian dikatakan oleh Menteri Keuangan, M. Chatib Basri, dalam diskusi bertema 'Should Fiskal Policy be Used to Promote Public Health', di Hotel Intercontinental Midplaza, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Seperti diketahui, Indonesia hingga kini sangat mengandalkan sumber daya alam (SDA). Namun, SDA ke depannya tidak mampu lagi menjadi penopang pertumbuhan harus ada sumber baru yang mampu mendukung Indonesia bertahan hidup.

"Indonesia harus beralih pada human capital based untuk mendorong pertumbuhan dan tidak bisa lagi mengandalkan SDA," tuturnya.

Chatib mengatakan, sekarang di berbagai negara dihadapkan pada kondisi dimana harga komoditas ekspor turun. Amerika saat ini mulai produksi Shell gas yang harganya USD3, sehingga menjadikannya produsen energi besar. Akibatnya, harga energi jenis minyak yang berasal dari SDA di negara-negara Timur Tengah akan turun.

Belum lagi China yang saat ini masuk pada era normal pertumbuhan ekonomi, di mana pertumbuhannya turun menjadi di level 7,5 persen dari yang awalnya 10 persen. Australia dan Brasil juga menghadapi masalah saat ini. Hanya ada tiga negara yang pertumbuhannya bisa di atas lima persen yakni China, India, dan Indonesia.

Namun, mereka lebih beruntung, meski mengalami masalah dengan harga komoditas, kualitas sumber manusianya lebih baik sehingga jika resources boom-nya berakhir bisa mengandalkan kemampuan dan inovasi dari SDMnya.

"Namun, kita juga tidak bisa bertahan dengan kualitas orang-orang kita, kita tidak bisa bertahan dengan buruh murah terus-terusan karena middle class-nya naik," ucapnya.

Ekonom UI ini menjelaskan, tidak ada cara selain meningkatkan kualitas human capital-nya yang di-concern-kan pada dua hal, yakni kesehatan dan pendidikan.

"Enggak ada cara lain, mereka harus disekolahkan. Maka kita alokasikan untuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Rp16 triliun yang kita investasikan di bond dengan return sebesar tujuh sampai sembilan peren, jadi setiap bukan kita dapat Rp1,2 triliun," terangnya.

Jadi, generasi muda Indonesia tidak perlu takut lagi jika mereka diterima di universitas top dunia seperti Harvard, MIT, Cambridge, Oxford, LSE tidak bisa kuliah karena tidak ada biaya. Pemerintah sudah mengalokasikan dana untuk LPDP.

"Dengan syarat, mereka harus pulang ke Indonesia. Saya lakukan itu, karena ketika saya kuliah di luar negeri, saya melihat yang lain (negara lain) datang dengan program (beasiswa) itu," ulas Chatib.

"Namun, kalau saja harus tunggu mereka, butuh waktu satu generasi. Maka kita adakan pelatihan-pelatihan. Privat sector diharuskan untuk mengadakan pelatihan," tambahnya.
AHL

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini