Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Rebut Inalum, RI Harus Negosiasikan Banyak Angka

 Rabu, 22 Mei 2013 pukul 09:29:52   |   273 kali

Jakarta - Menteri Perindustrian, MS Hidayat memastikan Nippon Asahan Aluminium Co Ltd (NAA) yang berbasis di Jepang bakal mempersiapkan proposal tandingan terkait harga pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). "Minggu lalu ada tim Indonesia dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian berangkat ke Tokyo untuk menggelar rapat. Dan keputusannya mereka (NAA) akan menyiapkan proposal tandingan," ungkap Hidayat di Jakarta, Senin (20/5/2013).


Hidayat mengaku, pemilik 58,87% saham Inalum tersebut akan bertandang ke Indonesia paling cepat akhir Juni atau pekan pertama Juli. Kedatangan NAA dilakukan untuk terus menegosiasikan harga akuisisi 100% Inalum ke pangkuan Indonesia. "
"Kami masih punya waktu 3 bulan sampai 31 Oktober 2013, sehingga 1 November ini seluruh saham Inalum jadi milik Indonesia. Tapi untuk menuju kesepakatan, banyak angka yang harus di negosiasi lagi," tukasnya.


Meski bakal menghadapi perundingan alot, pemerintah mengaku NAA akan mengikuti keinginan Indonesia untuk memiliki sepenuhnya Inalum sesuai master agreement. Artinya, tidak akan ada lagi proses tawar menawar terkait pengambilalihan Inalum. Saat ini, permasalahan hanya terletak pada perbedaan harga jual Inalum.


Pemerintah sendiri telah mengalokasikan dana untuk akuisisi Inalum dari NAA sebesar Rp 7 triliun. Sayangnya, Hidayat belum bersedia menyebut harga negosiasi. "Nantilah karena NAA akan datang ke Indonesia secara resmi. Yang penting dana Rp 7 triliun sudah disepakati dengan DPR," pungkas Hidayat.


Sebelumnya, langkah pemerintah untuk mengambil alih Inalum dari NAA pada 31 Oktober 2013 masih terganjal perbedaan nilai buku aset. Terdapat selisih nilai audit BPKP dan Jepang sekitar US$ 140 juta. "Kalau kami ambil alih, itu ada selisih sekitar US$ 140 juta. Nilai buku itulah yang sedang ingin dinegosiasikan lagi supaya seperti nilai kami," kata Hidayat. (Fik/Shd)

Sumber: www.liputan6.com

 
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini