Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Menperin: Perundingan Inalum Masih Alot soal Harga

 Jum'at, 24 Mei 2013 pukul 11:33:05   |   233 kali

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan Pemerintah Jepang sedang menyiapkan proposal tandingan terkait negosiasi kepemilikan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). "Pihak Jepang sedang menyiapkan proposal tandingan, mereka akan datang ke sini akhir Juni atau minggu pertama Juli," ujarnya seusai rapat koordinasi terkait Inalum di Jakarta, seperti dikutip Antara.Menteri Perindustrian (Menperin) menambahkan penyiapan proposal tersebut merupakan salah satu dari hasil pertemuan tim negosiasi asal Indonesia, yang baru saja mengadakan pertemuan dengan tim perunding Jepang di Tokyo pekan lalu.

Menurut dia, dalam pertemuan tersebut pihak Jepang telah menerima apa yang menjadi keinginan Pemerintah Indonesia, namun negosiasi masih alot terkait penetapan harga pembelian yang layak. "Mereka sudah mengikuti keinginan Indonesia bahwa pada 31 Oktober 2013 sesuai `master agreement` tidak bisa ditawar, hanya sekarang terkait `at worth price` berapa," ujarnya. Hidayat mengharapkan apapun hasil perundingan tersebut, kepemilikan Inalum secara mutlak beralih ke tangan Indonesia pada November 2013.

"Ini masih negosiasi. Inalum berada di tangan Jepang selama 30 tahun, jadi pasti ada cara pandang yang berbeda," ujar MS Hidayat yang juga menjadi Ketua Tim Perundingan Perjanjian Kerja Sama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) ini. Pemerintah telah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 7 triliun untuk pengambilalihan Inalum pada Oktober 2013 yang berasal dari APBN 2012 sebesar Rp 2 triliun dan sisanya dari APBN 2013 sebesar Rp 5 triliun. Namun negosiasi masih mentah terutama karena adanya perbedaan nilai buku yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan Pemerintah Jepang, terkait aset perusahaan Inalum sebesar 140 juta dolar AS. (DH)

Sumber : www.gatra.com

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini