Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Inalum Akan Jadi BUMN Ke 105

 Jum'at, 24 Mei 2013 pukul 11:36:35   |   417 kali

Menjelang taking over (pengambilalihan) PT Inalum pada Oktober 2013 oleh pemerintah Indonesia secara penuh dari sistem patungan selama 30 tahun dengan Jepang, seluruh operasional PT Inalum satu-satunya di Indonesia saat ini tetap berjalan optimal, sistem kerja berjalan dengan baik tanpa ada gangguan atau hambatan berarti. Inalum akan menjadi BUMN ke 105. Hal itu terungkap ketika sejumlah pimpinan media massa bersama pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Utara (Sumut) dan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Cabang Sumut melakukan kunjungan langsung ke lokasi pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Paritohan Kabupaten Toba Samosir, Kamis-Jumat (16-17/5/2013).


Ikut dalam rombongan antara lain Ketua PWI Sumut Drs M Syahrir, Wakil Ketua Bidang Organisasi Drs Khairul Muslim, Sekretaris Edward Thahir S.Sos, Wakil Ketua SPS Cabang Sumut Porman Wilson Manalu bersama Direktur Eksekutif HM Zaki Abdullah, Pemred Harian Analisa H Soffyan, Kepala LKBN Antara Biro Medan Drs Simon Pramono, Pemred Harian Andalas H Baharuddin dan Pemred Harian Medan Bisnis Bersihar Lubis. Selama mendampingi melakukan peninjauan, manajemen PT Inalum melakukan pemaparan serta dialog yang intensif dengan para insan pers. Secara bergantian, dimulai penjelasan Direktur Umum dan SDM Ir H Nasril Kamaruddin MBA bersama Direktur Bisnis Drs. S S Sijabat, Direktur Produksi H Harmon Yunaz beserta jajaran manajemen mengungkapkan kiprah PT Inalum sejak dari awal dirintis hingga momen-momen pengalihan ke Indonesia di 2013.


Secara umum diperoleh gambaran bahwa operasional PT Inalum yang tetap dalam kondisi optimal tersebut tidak terlepas dari berbagai aspek dukungan internal perusahaan yang secara penuh dan profesional menjalankan tugas, maupun adanya dukungan pihak eksternal perusahaan (stakeholder) yang terus berkomitmen dan ikut serta memajukan dan melanjutkan operasional PT Inalum untuk kebaikan bangsa dan negara.Hal itu terlihat dari dukungan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan alih teknologi, kinerja bisnis dan keuangan yang sehat dan prospektif, operasional pabrik peleburan dan PLTA yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, kontribusi dan kepedulian terhadap lingkungan (corporate social responsibility), serta dukungan lingkungan yang kondusif dan stabil.
Dalam hal kesiapan SDM dan alih teknologi, manajemen PT Inalum secara terencana dan terarah terus melakukan pengembangan SDM. Baik melalui alih teknologi dari Jepang, rekrutmen, pelatihan, seminar di dalam dan luar negeri, assessment dan peningkatan kesejahteraan guna menjamin ketersediaan dan kesiapan manpower yang handal dan disiplin dalam menjalankan perusahaan ke depan.


Begitu juga dengan kinerja bisnis dan keuangan PT Inalum, saat ini sangat sehat dan mempunyai prospek yang menguntungkan. Hal itu dikarenakan utang investasi telah lunas sejak 2011, dan mampu meraih laba bersih 178 juta dolar AS sejak 2004-2012 atau rata-rata 97,5 juta dolar AS per tahun, serta demand domestik yang jauh lebih besar dari produksi PT Inalum. Manajemen PT Inalum juga terus menjaga dan menjalankan operasional pabrik peleburan dan PLTA dengan segala daya dan upaya yang terbaik melalui sistem pemeliharaan atau perawatan, renewal, peningkatan teknologi pada fasilitas dan peralatan secara berkala, baik di pabrik peleburan maupun PLTA guna mempertahankan jumlah produksi secara efektif dan efisien.


Kondisi fasilitas dan peralatan yang prima itu dibuktikan dengan kemampuan meningkatkan kapasitas produksi aluminium dari 225.000 ton per tahun (desain awal) menjadi 250.000 ton, serta berhasil meraih sertifikat ISO 9001 sejak 1998, ISPS Code sejak 2005 dan akreditasi laboratorium ISO 17025 sejak 2010. PT Inalum juga berhasil meraih berbagai sertifikasi di bidang lingkungan seperti ISO: 14001, bendera emas untuk SMK 3, serta Certification of Emision Reduction (CER) dari UNFCCC pada 19 Maret 2013. Kemudian PT Inalum mampu melakukan penghematan energi pada pemakaian air baku di pabrik peleburan aluminium Kuala Tanjung, mengefisiensikan pemakaian air di PLTA dan mengefisiensikan energi listrik. Selangkah dengan itu, PT Inalum terus berkomitmen menjadi salah satu pabrik peleburan aluminium di dunia yang ramah lingkungan dan safety melalui keberhasilan mempertahankan predikat biru dalam penilaian Proper sejak 2003 hingga 2011.


Dalam hal kontribusi dan corporate social responsibility (CSR), PT Inalum sejak awal operasi tetap berkomitmen menjalin hubungan yang harmonis dengan pemangku amanah terkait, dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar di bidang keagamaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, fasilitas umum, kepemudaan serta penghijauan (go green).
Lebih dari itu, PT Inalum telah memberikan kontribusi kepada negara melalui kegiatan ekspor aluminium, pembayaran annual fee, dana penanggulangan lingkungan, pembayaran pajak perusahaan, pajak pendapatan perorangan, pembangunan fasilitas umum, penyerapan tenaga kerja dan supply energi listrik ke jaringan listrik di wilayah Sumatera Utara. Kondisi yang optimal itu didukung pula situasi lingkungan yang stabil dan kondusif atas peran serta semua pihak termasuk media massa. Hal itu berlangsung mulai dari sejak awal operasional PT Inalum 1 Januari 1976 hingga saat ini maupun nantinya pada waktu peralihan 31 Oktober 2013.

Dahlan Jamin Proses Pengalihan Lancar
Secara terpisah, Menteri BUMN Dahlan Iskan yang juga Ketua Umum SPS Pusat menjamin proses penyerahan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari Jepang ke Indonesia tidak akan terkendala. "Prosesnya tidak sulit. Begitu diserahkan dari Jepang akan jadi BUMN, karena sahamnya 100 persen itu milik negara," kata Dahlan baru-baru ini.
Dahlan mengungkapkan, kontrak kerja Inalum akan berakhir pada 31 Oktober 2013. Dengan berakhirnya kontrak itu, secara otomatis Inalum akan menjadi milik Indonesia seutuhnya. Dengan adanya penambahan PT Inalum, jumlah BUMN yang semula berjumlah 104 perusahaan pada 2013, maka jumlah BUMN akan bertambah satu menjadi 105 perusahaan.
Selain itu dengan kembali dikuasainya Inalum, lanjut Dahlan, pemerintah berjanji akan menempatkan orang Indonesia untuk menjabat pada jajaran direksi dan komisaris perusahaan.


Sebagai tambahan, Inalum adalah perusahaan aluminium smelter, hasil kerja sama Indonesia dengan Nipon Asahan Aluminium Co Ltd (NAA) yang berdiri sejak 1975. Saat ini, pemerintah Indonesia menguasai sekitar 41,13 persen saham Inalum. Sebagian besar, yakni 58,87 persen
saham dimiliki NAA. (rel)

Sumber : www.beritasore.com

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini