Jakarta - (mediaindonesia.com Kamis, 14 Juli 2011 05:10 WIB)  Rencana holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan ditargetkan akan selesai tahun ini, karena dianggap mendesak setelah banyak BUMN perkebunan yang masih merugi atau mengalami kemunduran.

"Kami sudah presentasi ke Menteri Keuangan, harapannya holding perkebunnan dapat direalisasikan tahun ini," ujar Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Megananda Daryono di BUMN Executive Breakfast Meeting di Ballroom Aryaduta Hotel Jakarta, Rabu (13/7).

Megananda menerangkan kementerian BUMN melihat struktur organisasi kooporasi akan lebih efektif dan efisien jika dibuat dalam bentuk holding. Pasalnya, banyak BUMN perkebunan yang dalam kondisi keuangan tidak cukup baik.

"Holding yang akan melakukan kredit untuk didistribusikan ke anak perusahaan," ujarnya. Nantinya, perusahaan holding menjadi induk perusahaan dari 15 perusahaan BUMN perkebunan, yakni PT Perkebunan Nusantara I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia.

Dikatan olehnya, PT Perkebunan Nusantara (PT PN) I pada tahun 2010 hanya mendapat keuntungan Rp25 miliar, PT Rajawali Nusantara Indonesia juga mendapat keuntungan yang kurang bagus.

"Karena rugi, PT PN I harus dibantu oleh PT PN III dan IV. Pabrik gula PT PN XIV dibantu oleh RNI dan PT PN X, dibantu dari segi pendanaan karena tidak bankable," terangnya. (*/OL-2)