Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
BRI Salurkan Kredit Rp283,58 Triliun

 Rabu, 29 Februari 2012 pukul 15:08:04   |   304 kali

JAKARTA– PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menyalurkan kredit sebesar Rp283,58 triliun sepanjang 2011. Jumlah tersebut naik 14,83% dibandingkan 2010 yang mencapai Rp246,97 triliun.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan, sebagian besar kredit BRI masih disalurkan pada sektor UMKM dengan komposisi, kredit ritel dan konsumer 43,49%, mikro 31,80%,dan menengah 4,88%. Selebihnya ke sektor BUMN (11,34%) dan korporasi (8,49%). Adapun, pada akhir 2011 kumulatif penerima kredit usaha rakyat (KUR) mencapai 5,3 juta orang dengan nilai pinjaman mencapai Rp39,5 triliun dan outstanding yang meningkat pesat 73,95% selama setahun.

“Kredit tersalurkan dengan baik di mana kualitas kredit, dengan tingkat NPL dari 2,78% di tahun 2010 menjadi 2,30% di tahun 2011,”ujar Sofyan dalam paparan kinerja keuangan perseroan tahun 2011 di Jakarta kemarin. Sofyan menegaskan, pertumbuhan penyaluran kredit menjadi salah satu pendorong meningkatnya laba bersih BRI tahun 2011 yang sebesar 31,47%, menjadi Rp15,08 triliun dibandingkan perolehan laba pada tahun 2010 sebesar Rp11,47 triliun.

Pertumbuhan laba ini ditopang pendapatan bunga sebesar Rp46,95 triliun, naik 6,77% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp43,97 triliun. Adapun, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp33,87 triliun di 2011, naik 4,14% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp32,52 triliun. Adapun, pendapatan nonbunga (fee based income) BRI 2011 tercatat sebesar Rp3,4 triliun, naik 19,72% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp2,8 triliun.

“Peningkatan laba merupakan hasil dari pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan fee based income, serta terjaganya efisiensi operasional,” kata dia. Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni menjelaskan, beban penyisihan penyusutan aktiva produktif (PPAP/provisi) tahun 2011 lebih kecil dibandingkan tahun 2010. Menurut dia, hal ini dikarenakan pada 2011 proses konsolidasi penagihan pinjaman bermasalah (recovery asset) mencapai Rp1,8 triliun, naik dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp1,5 triliun.

“Di 2010 ada provisi tapi di 2011 tidak sebesar di 2010. Jadi, provisi di 2010 itu Rp7,9 triliun sementara 2011 menjadi Rp5,5 triliun, ini karena kualitas kredit bagus sehingga tidak membukukan cadangan yang besar,” ungkapnya. Selain itu, Baiquni mengatakan, pada 2012 perseroan tetap akan meningkatkan pendapatan fee base sebesar 20–25%.

Menurut dia, di tahun 2011 sumber fee base terbesar pertama bersumber dari trade finance yaitu tumbuh 77,4%,fee dari ATM 29,61%,fee deposit dan biaya administrasi tabungan 20,38%, dan sisanya administrasi kredit. Dalam penghimpunan dana, lanjut Baiquni,BRI berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,27%, dari Rp328,56 triliun pada 2010 menjadi sebesar Rp372,15 triliun pada 2011.

Komposisi DPK BRI pada tahun 2011 masingmasing adalah giro Rp75,58 triliun (20,31%), tabungan Rp152,47 triliun (40,97%),dan deposito Rp144,1 triliun (38,72%). Dengan pertumbuhan DPK, komposisi loan to deposit ratio (LDR) BRI menjadi sebesar 76,20%. erichson sihotang

sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/473444/

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini