Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Pemerintah Siap "Lego" 6 BUMN

 Senin, 19 Maret 2012 pukul 08:23:02   |   302 kali

Tahun ini, pemerintah memasukkan enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam skema privatisasi. Ketiga BUMN tersebut yakni, Semen Baturaja, BTN, dan Kimia Farma melalui pasar modal. Selain itu, juga tiga BUMN lain yakni INTI, Iglas, dan Industri Sandang melalui skema strategic sales.

Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Pandu Djajanto mengatakan, dalam skema strategic sales, pemerintah akan menjual kepemilikan saham pada INTI, Iglas, dan Industri Sandang. "Tiga BUMN ini ditawarkan untuk diakuisisi perusahaan lain, terutama BUMN," ujarnya di Jakarta akhir pekan lalu.

Skema privatisasi tersebut sudah disetujui Menko Perekonomian Hatta Rajasa selaku Ketua Komite Privatisasi BUMN, Menteri Keuangan Agus Martowardojo selaku bendara negara, dan kini tengah diajukan ke DPR untuk dimintakan peresetujuan.

Berdasar dokumen Kementerian BUMN yang disampaikan kepada pimpinan DPR pekan lalu, disebutkan bahwa PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) akan diprivatisasi melalui skema strategic sales dengan melepas maksimal 49 persen saham milik negara.

Pertimbangannya, INTI bergerak di industri yang sangat kompetitif, skala usaha yang relatif kecil dengan margin yang sangat tipis, kesulitan modal kerja, dan salah satu yang terpenting adalah INTI sulit bersaing di pasar produk telekomunikasi. Karena itu, dengan diakuisisi BUMN lain, maka dengan sinergi diharapkan bisa meningkatkan kinerja INTI.

Adapun untuk PT Industri Sandang Indonesia, negara siap melepas 100 persen saham. Alasannya, Industri Sandang bergerak di sektor yang tidak sangat kompetitif (tekstil) dan tidak strategis bagi negara. Untuk itu, Industri Sandang diarahkan diakuisisi oleh BUMN lain agar bisa dimanfaatkan aset-asetnya. Sedangkan untuk PT Industri Gelas (Iglas), pemerintah berencana melepas seluruh sahamnya kepada pihak lain. Saat ini, pemerintah masih memegang 63,82 persen saham Iglas.

Pertimbangannya, selain sektor usaha yang tidak strategis bagi negara, Iglas juga dinilai sulit bersaing dengan kompetitor meskipun sebenarnya prospek usaha masih ada. Faktor lainnya, Iglas juga kekurangan modal kerja dan investasi, kondisi keuangan sangat buruk, likuiditas rendah, dan ekuitas perusahaan yang negatif.

sumber: http://www.fajar.co.id/read-20120318231822-pemerintah-siap-lego-6-bumn

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini