Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Lima BUMN Diprediksi Go Public Tahun Ini

 Rabu, 02 Mei 2012 pukul 08:23:38   |   334 kali

Pemerintah menargetkan sedikitnya ada lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan go public pada tahun ini. Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Jakarta, Selasa (1/5), mengaku optimistis lima BUMN itu bisa go public melalui penerbitan saham perdana lewat mekanisme penawaran umum ke publik. Alasannya, karena lima BUMN itu sudah masuk dalam rencana program Deputi Kementerian BUMN. Dahlan Iskan memastikan, Deputi Kementerian BUMN sudah menelaah perusahaan-perusahaan pelat merah maupun anak perusahaannya yang berencana melakukan initial public offering (IPO) pada 2012. "Mereka (Deputi Kementerian BUMN--Red) sudah janji kepada saya bisa dilakukan IPO. Tetapi, kalau mereka tidak bisa, biar saya saja yang kerjakan," kata Dahlan. Dahlan berjanji akan memicu Deputi Kementerian BUMN untuk mengkaji perusahaan BUMN yang dapat menawarkan saham perdananya pada tahun ini. "Saya juga malu kalau BUMN hanya satu saja yang bisa IPO. Mereka harus berusaha lebih keras lagi," tuturnya. BUMN yang dijadwalkan IPO pada tahun ini, antara lain PT Semen Baturaja (Persero), yang direncanakan menawarkan 30 persen saham dengan indikasi perolehan dana mencapai Rp 1 triliun. Selanjutnya, PT Pertamina Gas (Pertagas), PT Pertaminal Drilling Services, PT GMF AeroAsia, serta PT PLN Enjiniring. PT Semen Baturaja telah membuka pendaftaran (prakualifikasi) lembaga penunjang untuk IPO pada periode 9-12 April 2012. Dengan demikian, diharapkan IPO dapat dilakukan pada akhir Agustus atau awal September 2012. Dalam dokumen pendaftaran IPO, perseroan akan menggunakan laporan keuangan akhir Maret 2012 dan target perolehan dana IPO sebesar Rp 1 triliun. Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa juga mengatakan hal yang sama. Menurut Hatta, tahun ini akan ada tiga hingga lima BUMN yang akan melepas saham perdana di lantai bursa Indonesia. Kendati demikian, menurutnya, pemegang saham mayoritas tetap akan dikuasai pemerintah. Hatta menuturkan, pemerintah sangat mendorong BUMN untuk IPO karena ingin mengembangkan kinerja operasional BUMN tersebut. Dia mengambil contoh, potensi pelabuhan dan bandara di Indonesia yang membukukan keuntungan yang besar setiap tahunnya. Tentunya, jika ingin mengembangkan pelabuhan dan bandara, pengelola tidak perlu lagi meminjam uang di bank yang bunganya tinggi. "Nanti ke depan, jangan lagi gunakan dana perbankan, tetapi gunakan instrumen obligasi dan instrumen pasar modal untuk mengembangkan infrastruktur," ujarnya. Pemerintah, menurutnya, memang berhati-hati mengenai IPO BUMN karena tidak ingin kasus Garuda Indonesia yang dijual terlalu mahal dan Krakatau Steel yang dijual terlalu murah terulang kembali terhadap BUMN lainnya.

Pemerintah sangat berkepentingan untuk selalu mengontrol kinerja operasional BUMN guna meningkatkan profitabilitas dengan menjadi pemegang saham mayoritas, selain dengan menjadi perusahaan terbuka akan sangat mendorong BUMN lebih transparan, sehingga membuka peluang untuk memberikan nilai tambah bagi pemegang saham berupa dividen.   sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=302397
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini