Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Strategi Dahlan hidupkan Perum Damri dan PT Pos Indonesia

 Kamis, 26 Juli 2012 pukul 13:59:22   |   500 kali

Popularitas dua perusahaan pelat merah yakni PT Pos Indonesia dan Perum Damri terus menurun. Penyebabnya karena kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut kalah bersaing dengan swasta. Sebagai pimpinan tertinggi di Kementerian BUMN, Dahlan Iskan tidak boleh tinggal diam melihat kondisi ini. 

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku tengah menyusun strategi agar perusahaan transportasi Damri dan perusahaan bidang logistik PT Pos Indonesia, kembali hidup dan berjaya seperti dahulu kala.

Strategi yang tengah dipertimbangkan adalah menggabungkan Perum Damri ke dalam PT Pos Indonesia. Dua BUMN tersebut diwacanakan dilebur. Baik PT Pos maupun Perum Damri dinilai mempunyai core atau inti bisnis yang sama yaitu sama sama membutuhkan transportasi.

"Saya membuka opsi Damri bergabung dengan Pos Indonesia. Ini pemikiran karena Pos Indonesia memerlukan itu," ungkap Dahlan ketika ditemui di Gedung Bank Indonesia (BI) Jakarta, Rabu (25/7)

Tidak sebatas itu saja, Dahlan juga saat ini memiliki opsi atau pilihan untuk menggabungkan Perum Damri ke PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan pertimbangan sama-sama bergerak di bidang transportasi. "Ada aspirasinya mau ke Pos atau KAI," katanya.

Namun, ide peleburan Perum Damri ke KAI tidak secara langsung. Dahlan berencana menyatukan Perum Damri dan Perusahaan Pengangkutan Daerah (PPD) yang berada di bawah naungan PT KAI. Penyatuan tersebut direncanakan dilakukan tahun ini. "Perum Damri dan PDD tahun ini dijadikan PT. Kalo bisa PT nya itu diakuisisi PT KAI. Alasannya sama-sama sektor transportasi darat," katanya.

Alasan lain yang menjadi bahan pertimbangan Dahlan adalah, idealnya BUMN tidak langsung mengurusi angkutan bus seperti Damri dan PPD. Dengan dasar itu, pihaknya berpikir lebih baik diintegrasikan dengan KAI. Sebelum terintegrasi dengan KAI, dua perusahaan tersebut akan bergabung dalam satu PT.

Penyatuan ini, lanjut Dahlan, berbeda dengan rencana proses penyatuan PT Inka dan KAI. Rencananya, penyatuan Inka dan KAI membutuhkan waktu dua tahun. "Masih harus dipersiapkan berbagai hal. Misalnya, KAI maunya beli kereta yang murah dulu, walaupun sekunder. Kalau baru, meskipun buatan Inka tapi belum mampu keuangannya. Tapi KAI beli kereta bekas bukan permanen, itu hanya sementara sambil memperbaiki keuangannya. Setelah baik harus beli baru juga. Sementara Inka, kerjaannya lagi banyak juga bahkan mau ekspor kereta," jelasnya.

sumber

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini