Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Menkeu: Aset Negara Bisa Dikelola untuk Pengembangan Startup dan UKM
https://investor.id/macroeconomics/275004/menkeu-aset-negara-bisa-dikelola-untuk-pengembangan-startup-dan-ukmnbsp
 Senin, 20 Desember 2021 pukul 10:17:30   |   571 kali

BANDUNG- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati tidak ingin aset negara  membebani keuangan negara hanya untuk pemeliharaan dan penjagaan. Aset negara harus dapat menjadi tempat yang mendukung produktivitas masyarakat, termasuk sebagai wadah pengembangan startup dan usaha kecil dan menengah (UKM) 

Hal itu ia sampaikan Sri Mulyani saat meresmikan aset kelolaan LMAN, Dhanadyaksa Dipatiukur menjadi ruang kerja bersama (co-working space) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/12). Ia menjelaskan,  Gedung Dhanadyaksa Dipati Ukur, Bandung dapat digunakan sebagai pemanfaatan aset negara sebagai creative Hub dan Co Working Space. 

Dengan demikian,  aset negara ini dapat dijadikan wadah untuk kolaborasi antara pelaku UMKm dan industri kreatif untuk mengembangkan bisnis. "Dengan mengucapkan bismillah saya akan menyampaikan Dhanadyaksa Dipati Ukur sebuah aset properti LMAN dengan ini untuk bisa dimanfaatkan oleh publik," ujar  Sri Mulyani ketika meresmikan aset tersebut di Bandung, Jumat (17/12/2021).

Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan,  awalnya gedung Dhanadyaksa Dipatiukur merupakan aset Eks-Pertamina yang hanya berupa gedung tua. Namun kini  gedung tersebut bisa disewakan kepada masyarakat, mulai dari anak-anak muda yang hendak memulai startup, hingga ruang bersama untuk para seniman baru.

Selain itu, gedung Dhaadyaksa Dipatiukur merupakan sebuah tempat yang memberikan kesemaptan bagi seluruh entrepreneur terutama startup dan (kaula muda) mahasiswa, maupun yang baru lulus Universitas, untuk memulai bisnis dalam bidang industri kreatif luar biasa dan berbagi ide.

Kumpulan anak muda itu kemudian menjadi komunitas dan saling berkolaborasi. Dengan begitu, dapat tercipta simbiosis mutualisme dan saling memanfaatkan, sehingga terjadi multiplier effect bagi ekonomi.

"Bayangkan banyak mahasiswa kita yang muda-muda ini they are eager to start business, mereka enggak melihat risiko, yang mereka lihat adalah pikiran mereka. They want to create dan kita berikan tempat seperti ini, and then programnya," beber Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, aset-aset negara memang harus ditransformasi dan dikelola dengan baik untuk warga sekitar. Aset negara tidak boleh hanya menjadi gedung tua dan kosong, ketika banyak UMKM dan anak muda yang membutuhkan tempat berkreasi.

Oleh karena itu, ia meminta Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), bersama dengan Ditjen Kekayaan Negara (DJKN), menjadi manager aset yang tidak hanya merasa memiliki, tapi mengubah aset menjadi aset produktif. Produktif bukan hanya menghasilkan uang, tapi membuat masyarakat berkreasi, menciptakan aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan kegiatan lainnya yang tidak ternilai harganya (priceless).

"Kita harus gelisah kalau hanya lihat sepenggal aset yang hanya berdiri di situ saja. Belum lagi kalau dia require a lot of money untuk menjaga dan tidak generate manfaat apapun. Itu yang harus buat kita gelisah," ucap Sri Mulyani.

Bendahara negara ini tidak ingin aset negara hanya menjadi liabilitas dalam neraca keuangan. Sebab, aset sebagai liabilitas hanya membebani keuangan negara dan membebani ekonomi. Aset tersebut harus berubah menjadi aset yang bernilai tambah.

“Negara memerlukan dana untuk menjaga dan mengelolanya. Apalagi, aset negara tersebar di penjuru negeri. Jika tidak dikelola dengan baik, aset-aset tersebut diserobot pihak tidak bertanggung jawab alias (mafia tanah)”tuturnya.

Lebih lanjut dia berharap, pemanfaatan aset di wilayah Bandung ini menjadi contoh bagi kementerian/lembaga atau pemerintah daerah (Pemda) di wilayah lain. "Apalagi aset tanah dan gedung. Kalau kita tidak gunakan, apalagi di tempat sangat mentereng dan bagus, orang selalu bergumam kalau bangunan pemerintah mengganggu pemandangan saja," tandas Sri Mulyani.

Pada kesempatan yang sama, Direktur LMAN Basuki Purwadi menambahkan, gedung yang merupakan aset eks PT Pertamina ini ditetapkan menjadi Barang Milik Negara dan diserahkan kepada LMAN melalui DJKN pada 21 Juni 2017 dalam kondisi free and clear. Gedung ini berdiri di atas tanah seluas 1.460 m2 dan terletak di Jalan Dipati Ukur Nomor 33, Lebakgede, Coblong, Bandung, Jawa Barat.
 
"Dhanadyaksa Dipati Ukur ini merupakan upaya LMAN untuk meningkatkan manfaat sosial, ekonomi, dan finansial atas aset negara serta berkolaborasi dengan pelaku industri kreatif dan pariwisata khususnya yang berada di kota Bandung. Gedung ini diharapkan juga menjadi tempat pemberdayaan para generasi muda dan pengusaha pemula (startup)," ujar dia.
 
Untuk memanfaatkan aset ini, LMAN mengajak generasi muda untuk terlibat dalam upaya optimalisasi aset negara melalui proses pemilihan operator kerjasama sumber daya manusia dan/atau manajemen (KSM). Setelah dilaksanakannya proses seleksi, pada April 2021, ditetapkan PT Global Sinergi Kreasindo (Co&Co) sebagai mitra optimalisasi aset Dhanadyaksa Dipati Ukur.
 
Aset Dhanadyaksa Dipati Ukur sendiri terbagi menjadi dua area, yaitu area office dan area retail. Sejak Juni 2021 Co & Co telah memulai program rutinnya dengan mengadakan beberapa kegiatan. Hingga saat ini, Dhanadyaksa Dipati Ukur telah diisi oleh enam tenant ritel dan lima tenant office.

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini