Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Mendekatkan Lelang untuk Milenial
Republika
 Kamis, 17 Januari 2019 pukul 09:25:01   |   330 kali

Selama ini, lelang kerap dikaitkan dengan proses yang rumit dan tertutup. Akan tetapi, Direktorat Jenderal kekayaan negara kementerian keuangan IDJKN kemenkeu) mencoba membuat terobosan baru. Melalui portal daring lelang.go.id. siapa pun dapat ikut dan memenangkan lelang barang milik negara.

Direktur Jenderal kekayaan negara kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, saat ini setidaknya 70 persen aktivitas lelang sudah menerapkan konsep elektronik dan digitalisasi secara penuh. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada kota besar, tetapi tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Isa, pihaknya terus berupaya memaksimalkan peralihan dari proses manual ke digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Hal ini terbukti berhasil meningkatkan produktivitas lelang yang salah satunya dapat terlihat dari persentase lelang laku. "Tahun ini, lebih dari 30 persen lelang itu laku. Sebelumnya, 20 persen saja sudah harus susah payah," tuturnya ditemui Republika pekan lalu.

Isa mengakui, tingkat laku pada lelang tidak dapat mencapai 100 persen. Sebab, pihak perbankan yang menjadi peserta dominan 160 persen) memiliki kebiasaan tidak mau melelang dengan harga terlalu murah pada tahapan pertama untuk menghindari issued. Mereka setidaknya membutuhkan dua sampai empat kali lelang sampai benar-benar laku.

Dalam konteks produktivitas, Isa menambahkan, sikap perbankan membuat posisi Ditjen KN sebagai tukang lelang tidak terlalu bagus. "Tapi, setidaknya, dengan 30 persen lelang laku sudah menjadi hasil yang baik," tuturnya.

Selain untuk meningkatkan efektivitas kinerja, peralihan ke digitalisasi menjadi upaya Ditjen KN untuk menarik perhatian para milenial. Isa menilai, mereka menjadi pelaku utama dalam transaksi elektronik saat ini, khususnya untuk platform ecommerce.

Ia mengatakan, sebenarnya, generasi milenial tidak akan asing dengan mekanisme lelang karena beberapa ecommerce telah menerapkannya. Misal, gawai baru dijual dengan harga sekian dan siapa cepat yang menawarkan dengan harga paling tinggi atau menarik sesuai ketentuan ecommerce, dia berhak mendapatkannya.

Apabila berpikir untuk meningkatkan frekuensi, jumlah barang dan rupiah yang ingin ditransaksikan melalui kontribusi milenial, Isa menilai, digitalisasi menjadi upaya konkret serta relevan. "Mereka dapat menjadi driver. Kalau saja mereka dapat memanfaatkan lelang dan bisa memberikan testimoni bahwa lelang memberikan keuntungan, akan semakin banyak yang tertarik tertarik," ucapnya.

Isa menyebutkan, banyak nilai lebih dari proses lelang. Di antaranya, proses yang transparan, akuntabel dan bisa menjadi efisien. Secara legal, produk hasil transaksi lelang juga terjamin terlindungi hukum. Dokumen yang diterbitkan pejabat lelang memiliki kekuatan sama dengan yang notaris buat.

Tidak hanya untuk peserta, proses lelang juga membantu negara dalam menuntaskan proses hukum. Barang yang disita atau dirampas negara dapat dituntaskan secara hukum dengan dijual melalui lelang. Selain itu. dari aktivitas lelang, ada bea lelang yang dapat menjadi pendapatan negara dengan kategori Penerimaan Negara Bukan pajak (pnbp).

Dampak yang tidak kalah penting adalah lelang sebagai aktivitas ekonomi yang produktif untuk menambah lapangan kerja. Saat ini, sudah ada balai (elang yang juga diisi pejabat lelang kelas dua atau pegawai non-PNS. "Mereka bisa mendapatkan penghasilan dari lelang. Kalau kita bisa perkuat (lelang), ada profesi yang terus dikembangkan," ujarnya.

ADINDA PRYANKA/ ed agus raharjo

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini