Lembaga Managemen Aset Negara (LMAN) di bawah pengawasan
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
menginjak tahun kedua. Terkait hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
Indrawati menilai usia tersebut masih sangat dini dan masih bisa untuk
mengembangkan diri.
Ani, sapaan akrabnya ingin agar di tahun-tahun mendatang LMAN bisa menjadi
institusi penggerak cara berpikir untuk memanfaatkan aset negara sehingga
menciptakan nilai tambah bagi masyarakat. Kondisi itu menjadi penting dengan
harapan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.
"Saya ingin LMAN dan DJKN menularkan virus perubahan
mindset. Saya harap di usia 10-20 tahun lagi LMAN jadi ikon dari Republik
Indonesia dalam hal pemanfaatan aset," kata Ani, di Djakarta Theatre,
Jakarta Pusat, Rabu, 10 Januari 2018.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menginginkan aset negara tidak hanya
sekadar dicatat, dibukukan, diaudit dan dilaporkan. Namun juga bermanfaat bagi
negara. Dia ingin Indonesia seperti negara-negara yang berpendapatan tinggi di
mana aset bekerja untuk negara, bukan seperti negara berpendapatan rendah dan
menengah.
Menurutnya negara berpendapatan rendah dan menengah asetnya menganggur dan
negara yang bekerja. Pada titik ini, Ani ingin agar aset negara tidak tidur,
namun bekerja untuk negara. Optimalisasi harus dilakukan sehingga mempermudah
pemerintah guna mencapai sejumlah target perekonomian.
"Sekarang Indonesia dituntut untuk mulai manfaatkan aset sesuai the best
dan the highest used. Ini tantangan tersendiri. Ketika asetnya produktif,
mereka (aset) bekerja untuk kita, bukan kita kerja untuk mereka," pungkas
Ani