KUTA - Badan usaha
milik Negara (BUMN) dan anak usahanya bakal menggalang dana sekitar Rp 100
triliun dari pasar modal tahun ini. Mayoritas dana akan dihimpun melalui emisi
obligasi dengan target Rp 65 triliun. Sisanya dipenuhi dari penawaran umum
perdana (initial public offering/ IPO) saham, sekuritisasi aset, dan penambahan
modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Deputi Kementerian
BUMN Bidang Restruktruisasi dan Pengembangan Usaha Aloysius Kiik Ro
mengungkapkan, untuk memenuhi penggalangan dana dari IPO, tahun ini akan ada
sembilan anak usaha BUMN yang menggelar IPO saham dengan target Rp 20 triliun.
Setidaknya tiga anak
usaha BUMN akan melaksanakan IPO saham per kuartal yang dimulai pada kuartal II
2017. Anak usaha BUMN ini akan melepas 20-25% saham,ujar Aloysius di Kuta,
Badung, Bali, Jumat (10/3).
Dia menjelaskan, anak
usaha BUMN yang akan melangsungkan IPO saham berasal dari sektor asuransi,
penerbangan, infrastruktur, dan energi. Saat ini belum ada anak usaha BUMN yang
mengajukan dokumen sebagai permulaan proses IPO saham.Perusahaan-perusahaan
tersebut masih menunggu hasil audit untuk dipakai saat proses go public,tutur
dia.
Sama seperti IPO
saham, kata Aloysius, pemerintah juga bakal mengatur waktu pelaksanaan emisi
obligasi perusahaan BUMN maupun anak usahanya tahun ini.Kementerian tidak ingin
terjadi crowding out akibat persaingan harga masing-masing perusahaan,tandas
dia.
Aloysius Kiik Ro
mengaku belum mengetahui pasti nilai emisi surat utang BUMN serta anak usahanya
tahun ini. Hanya saja, terdapat obligasi perusahaan negara senilai Rp 65
triliun yang jatuh tempo tahun ini dan harus dibiayai kembali
(refinancing).Angka itu belum memperhitungkan issuer baru,ucap dia.
Dia menambahkan, tahun
ini dua perusahaan BUMN dan anak usahanya bakal melakukan sekuritisasi aset di
pasar modal. Kedua perusahaan itu adalah anak usaha PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang masing-masing akan melakukan sekuritisasi
aset hingga Rp 10 triliun dan Rp 2 triliun.
Menurut Aloysius, ada
satu pembangkit listrik milik anak usaha PLN yang bakal disekuritisasi dan
dimonetisasi tahun ini.PLN sedang mengundang selling agent dalam rangka
sekuritisasi tersebut,tutur dia.
Adapun untuk
penerbitan saham baru, kata dia, bakal dilaksanakan dua anak usaha BUMN, yaitu
PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) dan PT PP Properti Tbk (PPRO).
Bank Agroniaga dan PP Properti membidik perolehan dana masing-masing sekitar Rp
796 miliar dan Rp 1,5 triliun. (bersambung)
Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/home/dapen-diharapkan-lebih-manfaatkan-pasar-modal/157562