Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
PT PP Incar Rp13 Triliun
Bisnis Indonesia, 07 Desember 2016
 Selasa, 13 Desember 2016 pukul 15:02:01   |   363 kali

JAKARTA - Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT PP (Persero) Tbk., berencana mengincar dana Rpl3 triliun dari hasil aksi korporasi penawaran umum perdana saham (IPO) tiga anak usaha perseroan.

Direktur Utama PTPP Tumiyana mengatakan tiga anak usaha perseroan yakni PT PP Pracetak, PT PP Peralatan dan PT PP Energi bakal IPO dengan masing-masing target dana Rp3,S triliun, Rp3,8 triliun dan Rp5,7 triliun. "Target kami market cap mereka bisa Rp55 tribun," katanya, Kamis (6/12).

Menurutnya, proses IPO PP Energi akan dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, perusahaan akan melepas saham PP Energi sebesar 10%-15% dalam aksi IPO itu. Pada tahap kedua, jumlah saham yang dilepas bisa mencapai 20%. Dengan demikian, total saham yang akan dilepas mencapai 35%.

Direktur PTPP Lukman Hidayat mengatakan perseroan memiliki sejumlah rencana di bidang energi. Salah satunya adalah menggarap sejumlah proyek PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). "Sekarang masih proses tender-tender," katanya.

Selain itu, perusahaan berencana mengakuisisi sejumlah perusahaan energi. Lukman mengatakan manajemen PTPP masih melakukan perundingan terkait rencana tersebut sampai saat ini.

Seperti diketahui, PP Energi adalah anak usaha yang baru didirikan oleh PTPP pada Agustus 2016. Dalam sektor energi, PTPP tidak hanya menggarap kegiatan usaha konstruksi, akan tetapi juga investasi.

Sejauh ini, pembangkit listrik yang dimiliki perusahaan antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 65 megawatt (MW) di Talang Duku, Sumatera Selatan dan Coal Fire Lampung 2x7 MW.

Sementara itu, Tumiyana mengatakan pihaknya berencana mengembangkan PP Peralatan dengan cara memperbesar aset perusahaan. Salah satu rencana yang akan direalisasikan dalam waktu dekat adalah akuisisi sejumlah perusahaan sejenis.

Tumiyana mengatakan pihaknya menjajaki untuk akuisisi tiga perusahaan di mana PP Peralatan akan menjadi pemegang saham mayoritas. "Prosesnya Januari selesai," katanya.

Pada saat ini, pilar bisnis PP Peralatan meliputi penyewaan peralatan konstruksi dan pemborongan bekisting proyek gedung. PP Peralatan memiliki sejumlah peralatan untuk disewakan antara lain tower crane, passenger hoist, earth moinng equipment dan perancah bekisting.

Selain itu, ujar Tumiyana, PP Pracetak akan menggarap bisnis pracetak bangunan tinggi. Pada saat ini, PP Pracetak mengoperasikan sejumlah pabrik pracetak di Cilegon dan Sadang. Pabrik pracetak di Cilegon memiliki kapasitas 180.000 ton per tahun dan pabrik di Sadang berkapasitas 160.000 ton per tahun.

Pada akhir 2016, Tumiyana meyakini dapat mencapai target yang telah ditetapkan yaitu kontrak baru Rp31 triliun dan laba bersih Rpl triliun. Pada 2017, perusahaan menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 30%.

Pada 2017, perusahaan akan mengurangi kontrak yang berasal dari APBD karena nilainya dianggap relatif kecil dan hendak meningkatkan produktivitas karyawan. Pada akhir 2016, komposisi proyek paling banyak berasal dari BUMN dengan porsi 46%, swasta 21% dan APBN 16%.

Manajemen PTPP juga berencana menganggarkan belanja modal senilai Rp26 tribun pada 2017 atau meningkat lebih dari 6 kali lipat dibandingkan dengan perkiraan realisasi Rp4 triliun sepanjang 2016.

Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Petindo menaikkan peringkat perusahaan dan surat utang emiten PTPP.

Analis Petindo, Haryo Kocone-goro dan Martin Pandingan mengatakan peringkat Pembangunan Perumahan dinaikkan dari idA menjadi idA + dengan prospek stabil. Peringkat juga berlaku untuk surat utang Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2013, Obligasi Berkelanjuta I Tahap II 2015, dan Medium Term Notes XXI Tahun 2014.

Total emisi dari tiga penerbitan surat utang itu mencapai Rpl,3 triliun dan akan jatuh tempo pada 2017, 2018, dan 2020.

Petindo menilai, peringkat emiten bersandi saham PTPP dinaikkan karena perseroan mampu melakukan diversifikasi bisnis sementara profil keuangan tetap dijaga konservatif.

Berdasarkan laporan Petindo yang dikutip Bisnis, Kamis (17/11), peringkat yang disematkan untuk PTPP mencerminkan posisi perseroan yang kuat di pasar konstruksi. PTPP juga menunjukkan arus kas yang stabil dengan sokongan dari Uni bisnisnya yang beragam. Diversifikasi bisnis PTPP dinilai bakal meningkatkan profitabilitas.

Saat ini, selain konstruksi, PTPP memiliki Uni bisnis di properti, beton pracetak, EPC, peralatan, hingga investasi di proyek infrastruktur. PTPP juga siap merambah bisnis transportasi dengan memproduksi metro kapsul, kendaraan angkutan umum berbasis rel.

Berdasarkan laporan keuangan, per September 2016 pendapatan PTPP tumbuh 23,6% menjadi Rp 10,84 triliun. Pendapatan terbesar dari konstruksi stagnan. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan dari EPC, properti, dan beton pracetak masing-masing naik 405%, 50%, dan 101%.

Alhasil, lonjakan pendapatan dari tiga Uni bisnis PTPP itu membuat kontribusi pendapatan juga meningkat. Porsi EPC naik paling signifikan dari 4,3% pada September 2015 menjadi 17,58% pada September 2016.

Yodie Hardiyan

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini