Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Surat Berharga Negara, Investasi yang Seksi di Tengah Pandemi
Rakhmayani Ardhanti
Rabu, 31 Agustus 2022   |   23368 kali

Sejak pandemi corona virus disease 2019 berlangsung di awal tahun 2019, kondisi dunia menjadi tidak menentu. Hampir segala aspek terkena dampaknya. Tidak hanya dari sisi kesehatan namun juga aspek ekonomi mengalami keterpurukan sehingga banyak yang kehilangan pekerjaan. Masyarakat yang beruntung mungkin masih bisa bertahan hidup dengan uang tabungan. Namun, untuk beberapa kalangan, dalam kondisi seperti ini jangankan untuk berinvestasi, untuk bertahan hidup pun sulit. 

Setelah bergolak dengan kondisi pandemi, tahun ini ekonomi perlahan mulai membaik. Masyarakat kembali bisa menyisihkan uang, tidak hanya untuk menabung namun juga untuk berinvestasi. Belajar dari pengalaman saat pandemi, pasar modal menjadi pilihan yang cukup menjanjikan, bahkan peningkatan jumlah investor cukup signifikan saat pandemi masih berlangsung di awal tahun 2021. Dilansir kontan.co.id (05/04/2021), tercatat pada akhir Februari 2021, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 4,51 juta investor. Padahal, pada penghujung tahun 2020, jumlahnya masih 3,88 juta investor. Artinya, dalam dua bulan, jumlah investor pasar modal sudah naik sebesar 16,24 persen.

Kemudahan melakukan transaksi di pasar modal adalah salah satu sebab meningkatnya jumlah investor saat pandemi berlangsung. Di saat Pembatasan Sosial Berskala Besar diberlakukan, hadirnya aplikasi yang memudahkan transaksi di pasar modal tanpa harus kemana-mana dan menawarkan beragam investasi dengan preferensi yang diinginkan user-nya tentu saja sangat memudahkan investor pemula.

Dalam pasar modal, terdapat beberapa jenis surat berharga yang diperjualbelikan yaitu Saham, Obligasi (Surat Utang), Reksadana, EFT (Exchange Traded Fund), Derivatif dan SBN (Surat Berharga Negara). SBN merupakan produk investasi yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah Republik Indonesia. Penerbitan SBN dilakukan pemerintah untuk mengelola portofolio utang negara dan menjadi diversifikasi sumber pembiayaan.

SBN terbagi menjadi 2 jenis yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Terdapat beberapa perbedaan antara SUN dan SBSN yaitu SBSN diterbitkan dengan prinsip syariah dan memerlukan underlying asset sebagai dasar penerbitannya sedangkan untuk SUN merupakan surat pengakuan utang tanpa syarat dari penerbit dan umumnya tidak memerlukan underlying asset.  Pada tahun ini telah terbit 2 (dua) seri SUN yaitu ORI021 yang terbit di tanggal 24 Januari 2022 sampai tanggal 17 Februari 2022, SBR011 di tanggal 23 Mei 2022 sampai dengan 16 Juni 2022 dan satu seri dari SBSN yaitu SR016 di tanggal 25 Februari 2022 sampai dengan 16 Maret 2022. Tidak berhenti sampai di situ, masih ada satu seri SUN dan 2 (dua) seri SBSN yang akan terbit pada semester kedua ini.

Dari ketiga seri SBN yang telah diterbitkan, animo masyarakat cukup antusias untuk menjadi investor yang dijamin oleh pemerintah. Seri pertama SBN dari SUN yaitu ORI021 berhasil menjual sebesar Rp 25,065 Triliun dengan jumlah investor 56.238 dengan sebaran profesi yang beragam, baik dari pegawai swasta, wiraswasta hingga ibu rumah tangga yang didominasi oleh generasi Y/Millennial sebesar 40,7 persen. Promosi surat utang negara dengan tagline “Pilihan Berharga untuk Semangat Baru” ini tidak hanya dilakukan dengan penyebarluasan melalui media sosial namun masyarakat diedukasi dengan kegiatan online. Tak heran, dari 56.238 jumlah investor 45,2 persen diantaranya adalah investor baru.

Begitu pula pada seri kedua SUN yaitu SBR011 yang berhasil meraup penjualan sebesar Rp 13,91 Triliun dengan jumlah investor 47.673 angka ini didominasi oleh generasi Y/Millennial sebesar 49,4 persen namun demikian secara nominal investasi tersebar pada generasi X dan Baby Boomers. Siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menginformasikan bahwa penerbitan SBR011 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel non-tradable dari jumlah investor maupun dari nominalnya, baik dibandingkan dengan instrumen yang telah ditawarkan sebelumnya secara online maupun secara offline sebelum penggunaan sistem e-SBN di tahun 2018.

Tak kalah dengan SUN, SBSN seri pertama di tahun 2022 yaitu SR016 juga mendapat animo yang tinggi. Siaran pers DJPPR (21/03/2022) menginformasikan bahwa SR016 sukses menjangkau investor semua generasi di 34 Provinsi dengan jumlah penjualan sebesar Rp 18,4 Triliun. Sama halnya dengan ORI021 dan SBR011, investor generasi Y/Millennial juga mendominasi pembelian SR016 yaitu 41,31 persen atau sebesar 18.416 dari 44.579 total investor.

Salah satu daya tarik dari SBN sehingga sukses menggaet beragam profesi dan generasi yaitu tingkat risiko yang rendah karena minimnya risiko gagal bayar. Dengan kondisi yang masih belum dapat dikatakan normal seperti sebelum adanya pandemi, pilihan berinvestasi dengan risiko rendah adalah pilihan yang baik untuk mengamankan nilai mata uang agar tidak menurun. Selain tingkat risiko rendah, kelebihan yang dimiliki SBN yaitu imbal hasil (yield) yang menarik karena menawarkan yield yang lebih tinggi daripada deposito dan pajak yield yang dikenakan lebih rendah dari deposito. SBN Ritel hanya dikenakan pajak 10 persen, jauh dibawah pajak bunga deposito sebesar 20 persen.

Sejumlah kelebihan dari SBN ini tentunya cukup untuk menjadi pertimbangan pilihan berinvestasi. Sebelumnya, persiapkan dana yang akan digunakan berinvestasi, dana untuk SBN non-tradable yang diinvestasikan tidak dapat ditarik sebelum jatuh tempo. Berbeda dengan SBN tradable, investor masih memiliki opsi untuk menjualnya di pasar sekunder setelah Minimum Holding Period.  Bagi investor baru, pastikan telah memiliki Single Investor Identification (SID) yang diterbitkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) karena tanpa SID pembukaan rekening surat berharga tidak dapat dilakukan.

SBN dapat dibeli pada periode tertentu, yaitu saat masa penawaran, maka pastikan mengecek di laman resmi DJPPR Kementerian Keuangan baik pada situs ataupun akun Instagram secara berkala jadwal penawarannya agar mendapatkan informasi yang akurat.  Setelah memilih investasi yang aman dengan informasi yang benar, maka pastikan pula membeli SBN di mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan agar terhindar dari penipuan-penipuan yang saat ini marak. Pembelian SBN dapat dilakukan di mana saja melalui aplikasi smartphone. Hasil penjualan dari SBN dipergunakan untuk pembiayaan APBN 2022 yang berfokus pada pemulihan dampak dari pandemi yang telah melanda sejak awal 2019.

Jadi, kapan lagi kita bisa berinvestasi sambil ikut berkontribusi membangun negeri?

Penulis: B. Ika Apriandini - KPKNL Yogyakarta

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini