Pimpinan suatu
organisasi perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan dari/tujuan
organisasi sangat tergantung dari kinerja bawahan. Bawahan bekerja baik, hasil
kerja pimpinan juga baik. Bawahan bekerja buruk, maka mereka akan jadi
penghambat kinerja pimpinan organisasi. Tidak sedikit pimpinan organisasi yang
merasa bahwa kinerja dia adalah hasil kerja dia sendiri. Kalau ada masalah pada
bawahan, ia memilih untuk meninggalkan bawahannya, lalu bekerja sendiri, akhirnya
ia jadi single fighter.
Kunci sukses pimpinan
suatu organisasi adalah kemampuan memimpin banyak orang. Makin tinggi jabatan
pimpinan suatu organisasi, maka makin banyak orang yang harus dipimpin.
Artinya, kalau mau sukses, seorang pimpinan organisasi harus melatih diri untuk
bisa memimpin banyak orang. Salah satu kunci penting dalam kepemimpinan adalah
kemampuan membina hubungan baik dengan bawahan. Kemampuan itu harus ditumbuhkan
dari tingkat paling dasar, saat seseorang pimpinan masih bekerja dalam unit/tim
kecil. Dari situ kemampuan itu tumbuh, membuat ia sanggup memimpin tim/organisasi
yang lebih besar,
Banyak orang dengan
kemampuan teknis yang hebat, dan cerdas secara akademik, tapi dia gagal dalam
memimpin suatu organisasi, hal tersebut biasanya karena dia dalam melakukan
pekerjaan organisasi lebih memilih bekerja sendiri (single fighter). Hal
ini terjadi karena kurangnya kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan
para bawahannya.
Hal-hal mendasar apa
saja yang diperlukan dalam membangun hubungan baik antara pimpinan dengan para
bawahan, yaitu :
1.
Perlunya sinkronisasi antara tujuan
organisasi dengan tujuan-tujuan individu (bawahan) di dalam organisasi.
Hal
ini diperlukan karena jangan sampai ada pertentangan antara tujuan organisasi
dan tujuan individu anggotanya(bawahan), dalam kaitan itu harus diyakinkan
bahwa pencapaian tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi
individu (bawahan) dalam organisasi
2.
Suasana kerja yang menyenangkan
Bawahan
jangan dibuat terlalu focus pada pekerjaan yang bersifat rutinitas, perlu juga
dibuat pekerjaan menarik dan penuh
tantangan. Selain itu perlu diciptakan hubungan kerja yang akrab, lingkungan kerja yang membangkitkan gairah
bekerja, seperti fasilitas kerja yang lengkap, sarana penunjang lainnya yang
memadai.
3.
Informalitas yang wajar dalam hubungan
kerja
Semakin baik administrasi/manajemen suatu organisasi hubungan kerja pun makin informal, tanpa melupakan segi formal dari hubungan kerja itu. Tugas seorang pimpinan harus dapat menyeimbangkan antara informalitas dan formalitas dalam hubungan kerja.
4.
Bawahan bukan mesin
Semua orang
pada dasarnya ingin kepribadiannya diakui, mendapat perlakuan yang adil, keinginannya diperhatikan,
kebutuhannya dipuaskan, kemampuannya memperoleh kesempatan untuk dikembangkan.
Dalam hal ini penghargaan dan perasaan memegang peranan yang menentukan.
5.
Pengakuan dan penghargaan atas
pelaksanaan tugas dengan baik (extraordinary performance)
Seorang
pimpinan harus cepat mengakui dan menghargai pelaksanaan tugas dengan baik yang
dilakukan oleh seorang bawahan. Bentuknya dapat berupa kenaikan pangkat,
kenaikan gaji berkala luar biasa, hadiah uang, surat penghargaan, dan kombinasi
dari beberapa hal itu.
Seorang pimpinan
tentunya mempunyai peran berhasil tidaknya suatu organisasi, apabila Pimpinan ingin berhasil memimpin suatu organisasi prinsip-prinsip membangun
hubungan yang baik dengan bawahan tentunya harus dilakukan dengan benar.
(Heru
Widiyanto- Seksi HI KPKNL Tasikmalaya)
Sumber Referensi
:
1. Filsafaat Adminsitrasi (Sondang P. Siagian Terbitan Gunung Agung)
2. Kolom Face Book Kang Hasan Idea