Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Tarakan > Artikel
Kepemimpinan 360 Derajat: Pemimpin Tidak Dilihat Dari Jabatannya
Tiara Risti Lavenda
Kamis, 11 Mei 2023   |   1341 kali

Menjadi seorang pemimpin bukanlah persoalan mengenai jabatan yang telah didudukinya tetapi bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain sehingga mereka dapat berkembang. Seseorang mungkin bisa menjadi pemimpin tertinggi di sebuah organisasi tetapi ia belum tentu bisa menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya kecuali ia memiliki kemampuan untuk memahami dan mempengaruhi orang lain agar dapat berkembang. Orang lain tidak akan mengikutimu ketika kamu berada di puncak pimpinan, tetapi mereka akan mengikutimu ketika kamu menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya. Jadi, tidak peduli seberapa tinggi jabatannya dan seberapa hebat seorang pemimpin dalam mengatur orang lain, usahanya tersebut tidak akan berhasil jika orang-orang disekitarnya tidak mendengarkan, tidak peduli dan tidak bisa berkembang. Banyak teori yang mengangkat mengenai kepemimpinan, salah satunya adalah teori kepemimpinan 360 derajat yang dikemukakan oleh John C. Maxwell dalam bukunya yang berjudul The 360 Degree Leaders: Developing your influence from anywhere in the organization.

Dalam bukunya, John C. Maxwell menyebutkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, kita tidak perlu berada di puncak pimpinan. Jadi, siapa saja bisa menjadi seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan 360 derajat, seorang pemimpin tidak hanya mampu memimpin bawahannya, tetapi ia juga harus mampu memimpin atasan dan rekan-rekan kerja yang berada di level yang sama. Dengan menerapkan prinsip kepemimpinan 360 derajat, kita dapat memperluas pengaruh untuk dapat membentuk tim kerja yang solid dan berkinerja tinggi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1.   Memimpin ke atas

Sekilas, memimpin atasan merupakan hal yang tidak masuk akal. Namun, hal ini bisa saja terjadi, karena kepemimpinan tidak hanya mengenai jabatan, tetapi terkait bagaimana pengaruh kita terhadap orang lain yang membuatnya menjadi berkembang. Hal ini berkaitan dengan strategi untuk mendukung atasan dalam memberikan nilai tambah kepada organisasi dan melakukan pekerjaan kita agar mencapai keunggulan kinerja organisasi. Contohnya adalah kita mendapatkan kepercayaan atasan atas kemampuan yang kita miliki untuk dapat memberikan masukan terhadap suatu permasalahan/kebijakan di dalam organisasi. Berikut beberapa tips agar seseorang dapat memimpin keatas:

a.       Ringankan beban atasan

Atasan tentunya memiliki tanggung jawab yang banyak, namun dengan adanya bawahan, kita dapat meringankan beban atasan tersebut. Hal ini bisa dimulai dengan mengerjakan pekerjaan yang telah diberikan dengan sebaik mungkin, sehingga atasan dapat mempercayai bawahannya sebagai karyawan yang kompeten.

b.       Jangan hanya membawa masalah

Ketika terdapat masalah, jangan hanya membawa masalah tersebut kepada atasan, namun berikan juga beberapa solusi yang sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi. Hal ini dapat membuat atasan lebih mudah dalam memilih solusi terbaik.

c.       Mampu menggantikan atasan ketika atasan tidak ada

Ketika atasan telah mempercayai bawahannya, maka akan ada momen dimana bawahan perlu menggantikan atasan dalam sebuah rapat. Hal ini cukup krusial, apabila dapat dilakukan dengan baik, maka hal ini dapat mendorong atasan untuk memberikan tanggung jawab yang lebih bahkan akan berpotensi bagi bawahan untuk naik jabatan.

2.   Memimpin ke Samping

Dalam hal ini berkaitan dengan mempengaruhi rekan kerja untuk bekerjasama dan saling melengkapi dalam tim. Salah satu caranya adalah dengan mengerjakan pekerjaan kita dengan baik sehingga apabila terdapat perkejaan yang saling berhubungan, kita tidak merepotkan pekerjaan rekan kerja kita. Tidak hanya itu, kita juga dapat membantu rekan kerja untuk meningkankan kinerjanya secara terus menerus. Dengan demikian, daripada kita bersaing secara tidak sehat dengan rekan kerja yang satu level dengan kita, lebih baik kita berkolaborasi dalam bekerja. Memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan rekan kerja, dapat meningkatkan performa dalam bekerja. Cara memiliki hubungan pertemanan yang baik adalah dengan mendengarkan karena pada dasarnya setiap orang ingin mengerti orang lain dan dimengerti. Terdapat beberapa cara untuk dapat memimpin ke samping antara lain:

a.     Memahami rekan kerja

b.     Terus menerus belajar

c.      Menghargai rekan kerja yang lain

d.     Kontributif, membantu, memberikan support kepada rekan kerja

e.     Mengungkapkan, bukan hanya diam ketika terdapat masalah

f.       Membantu untuk memimpin apabila terdapat rekan kerja yang kesulitan

g.     Membuat orang lain untuk sukses dan berhasil

Terdapat analogi mengenai “elevator principle” dimana ketika kita menaiki lift dan lift tersebut naik ke atas, kita akan ikut naik ke atas, namun ketika lift itu turun ke bawah, kita akan ikut ke bawah. Hal ini mencerminkan bahwa ketika kita mendukung orang lain untuk sukses dan berhasil, kita akan ikut terangkat ke dalam kesuksesan itu, namun ketika kita menjatuhkan orang, lama-lama kita juga akan ikut terjatuh ke dalam kegagalan.

3.   Memimpin ke bawah

Hal ini berkaitan dengan strategi dalam meluangkan waktu dan usaha untuk mendapatkan pengaruh atau dukungan dari bawahan. Adanya kesadaran bahwa tidak hanya atasan saja yang harus diperlakukan dengan baik, namun bawahan juga. Ketika menjadi pemimpin, janganlah hanya berdiam di dalam ruangan, namun keluarlah dan lihat kondisi bawahan-bawahannya. Mengobrolah dengan para bawahan, pahami kendala yang mungkin sedang dilalui oleh bawahan. Hal ini tidak terbatas pada satu level dibawah jabatan, namun dapat berlevel-level dibawah jabatan kita. Dekat dengan bawahan juga dapat menjadikan atasan menjadi lebih memahami kondisi di lapangan seperti apa. Salah satu peran pemimpin dalam memimpin ke bawah adalah tidak hanya berbicara mengenai hasil, tetapi juga membangun kehangatan emosional dengan cara mengapresiasi hasil kerja, memberikan kepercayaan dan tidak meremehkan bawahan. Dengan keyakinan bahwa bawahan memiliki kemampuan yang bagus, maka hal ini juga dapat membuat atasan yakin dan percaya bahwa ia dapat mengembangkan kemampuan bawahan dengan optimal.

 

Kesuksesan sebuah organisasi tentunya ditentukan dari seorang pemimpin. Namun, perlu diingat bahwa maksud dari seorang pemimpin disini adalah pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan yang sejati, dimana pemimpin tersebut mampu memberikan pengaruh kepada orang lain untuk berkembang. Kepemimpinan 360 derajat mengajarkan kita bahwa siapapun kamu, dimanapun posisimu saat ini, justru kamu harus bisa menunjukkan sifat kepemimpinan kamu yang sebaik-baiknya. Menjadi pemimpin yang hebat tidak akan terjadi dalam semalam. Janganlah menunggu jabatan tertentu untuk menjadi seorang pemimpin karena ketika kamu bisa memimpin di dalam posisimu saat ini, maka itu merupakan sebuah tiket mu untuk berhasil dikepemimpinan yang berikutnya. (Penulis: TRL/KPKNL Tarakan)

 

Sumber:

Aisyah, Nur. 2020. 360 Degree leadership. Medan: Universitas Medan Area.

Anthony Dio Martin Official. 2020, 8 Desember. Kepemimpinan 360 derajat: Mau Jadi Pemimpin Berkarisma? Baca Buku John C Maxwell Ini [Video].

Maxwell, JC. 2005. 360 Degree Leaders: Developing Influence from Anywhere in Organizations. Nashville, Tennessee: Thomas Nelson, Inc.

Prihatina, Ratih. 2023. Mengenal 360 Degree leadership, Menjadi Pemimpin dari Segala Arah. Pekalongan: KPKNL Pekalongan.

Si Kutu Buku. 2022, 9 Januari. Cara Mempengaruhi Siapa Saja, Bos Hingga Rekan Kerja, 360 Degree leader [Video].

 

 

 

 

 

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini