Dunning-Kruger Effect dikutip dari Morris, Errol (20 Juni 2010). "The
Anosognosic's Dilemma: Something's Wrong but You'll Never Know What It Is (Part
1)". The New York Times “merupakan suatu bias kognitif ketika seseorang tidak
memiliki kemampuan tetapi mengalami illusory
superiority, artinya ia merasa kemampuannya lebih hebat daripada orang lain
pada umumnya. Bias ini diakibatkan oleh ketidakmampuan orang tersebut secara
metakognitif untuk mengetahui segala kekurangannya”. Penyebab terjadinya bias
kognitif Dunning-Kruger Effect dapat
dijelaskan melalui diagram di bawah ini.
Sumber : https://blog.tomatopay.co.uk/dunning-kruger-effect-and-journey-of-a-software-engineer
Diagram di
atas menjelaskan level seseorang dalam mempelajari suatu bidang baru. Dalam
diagram tersebut secara sederhana dijelaskan bahwa dalam proses mempelajari suatu bidang baru, seseorang akan melewati
3 level atau tingkatan yaitu ignorant, cultured, dan expert.
Level ignorant merupakan tahap dimana seseorang baru saja mulai
mempelajari suatu bidang baru, pada tingkatan tersebut seseorang akan memiliki
kepercayaan diri yang sangat tinggi terhadap pemahamannya atas bidang tersebut.
Pada level ini subjek yang dipelajari masih merupakan subjek yang sifatnya
general dan cenderung mudah dipahami sehingga dia akan merasa percaya diri atas
pemahamannya sendiri. Tahap selanjutnya adalah level cultured, pada
tahap ini seseorang akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah
dibandingkan ketika awal dia memulai mempelajari suatu bidang. Pada tahap ini subjek
dan kasus yang dia temukan akan memerlukan pemahaman yang cukup mendalam
sehingga sering kali dia harus berkonsultasi dengan seseorang yang berada di
level expert. Tahap ketiga dalam mempelajari suatu bidang baru adalah
level expert dimana tingkat kepercayaan diri atas pemahamannya terhadap
suatu bidang sejalan dengan apa yang telah dikuasai dimana dia telah menguasai
bidang tersebut secara luas dan mendalam.
Seseorang yang dikategorikan mengalami “Dunning-Kruger Effect” ini merupakan orang-orang yang berada pada tahap ignorant dan enggan melanjutkan atau menambah pemahamannya terhadap bidang tersebut lebih dalam dan luas lagi karena merasa dirinya cukup expert pada bidang tersebut padahal tidak memiliki suatu dasar yang jelas untuk mendukung argumennya. Hal tersbut ditandai dengan argumen yang diawali dengan kata “jika” dan “mungkin”.
Efek Dunning-Kruger
dapat menimbulkan konsekuensi negatif pada dunia kerja
Pengaruh ini
dapat berdampak signifikan pada suatu organisasi karena dapat menyebabkan
pengambilan keputusan yang kurang tepat oleh seorang pimpinan terutama dalam pengambilan keputusan
dengan konsekuensi jangka panjang. Misalnya dalam organisasi terdapat seorang pegawai yang sebenarnya kinerjanya kurang, namun dalam bersikap
terlihat sangat percaya diri dan seolah-olah mengetahui seluruh aspek pekerjaan. Pegawai tersebut kemudian
ditempatkan pada
suatu unit yang memiliki lot pekerjaan yang cukup tinggi dan jenis pekerjaan
yang bersifat teknis. Pada akhirnya ia mengalami kesulitan karena pengetahuan yang ia kuasai baru mencapai titik
permukaan suatu bidang keilmuan. Dalam kasus lain, keputusan penempatan pegawai yang buruk dapat memiliki
konsekuensi jangka pendek yang serius. Dalam dunia penerbangan, ketika seorang pilot merasa terlalu percaya diri untuk menerbangkan pesawat
jenis baru, ia mengira bahwa semua pesawat sama saja. Pengambilan keputusan semacam ini
sangat berbahaya karena dapat menimbulkan suatu konsekuensi fatal yang mengancam
nyawa penumpang.
Oleh karena
itu perlu adanya pemahaman bahwa dalam mempelajari suatu bidang, kita harus mengusahakan untuk teru belajar hingga minimal mencapai tahap cultured
atau bahkan expert. Meski hal ini bukan sesuatu
yang mudah dilakukan, namun ketika seseorang mempelajari suatu bidang sampai pada tahap cultured, maka keinginan untuk lebih
mendalami bidang tersebut akan menjadi lebih besar. Pada tahap cultured, seseorang akan merasa
masih banyak hal terkait bidang tersebut yang belum diketahui dan belum dipahami
sehingga
muncul kebutuhan
untuk mencari enlightenment ke orang yang lebih expert pada
bidang tersebut.
Untuk
mengakhiri, mengutip quotes dari William Shakespeare “The fool doth think he is
wise, but the wise man knows himself to be a fool”.
(ditulis oleh : Mohandes Osmer
Devara M)
Sumber :
https://www.linkedin.com/pulse/dunning-kruger-effect-why-do-incompetent-people-move-up-enza-artino
https://www.elegantthemes.com/blog/business/dunning-kruger-effect
https://www.mentimeter.com/blog/the-science/spotting-the-dunning-kruger-effect-in-a-workplace
https://myctofriend.co/blog/managing-the-dunning-kruger-effect-in-your-startup
https://en.wikipedia.org/wiki/Dunning–Kruger_effect