Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Tarakan > Artikel
Dunning-Kruger Effect : Implikasinya Pada Dunia Kerja
Tiara Risti Lavenda
Jum'at, 20 Januari 2023   |   27718 kali

        Dunning-Kruger Effect dikutip dari Morris, Errol (20 Juni 2010). "The Anosognosic's Dilemma: Something's Wrong but You'll Never Know What It Is (Part 1)". The New York Times “merupakan suatu bias kognitif ketika seseorang tidak memiliki kemampuan tetapi mengalami illusory superiority, artinya ia merasa kemampuannya lebih hebat daripada orang lain pada umumnya. Bias ini diakibatkan oleh ketidakmampuan orang tersebut secara metakognitif untuk mengetahui segala kekurangannya”. Penyebab terjadinya bias kognitif Dunning-Kruger Effect dapat dijelaskan melalui diagram di bawah ini.


Sumber : https://blog.tomatopay.co.uk/dunning-kruger-effect-and-journey-of-a-software-engineer


Diagram di atas menjelaskan level seseorang dalam mempelajari suatu bidang baru. Dalam diagram tersebut secara sederhana dijelaskan bahwa dalam proses mempelajari suatu bidang baru, seseorang akan melewati 3 level atau tingkatan yaitu ignorant, cultured, dan expert. Level ignorant merupakan tahap dimana seseorang baru saja mulai mempelajari suatu bidang baru, pada tingkatan tersebut seseorang akan memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi terhadap pemahamannya atas bidang tersebut. Pada level ini subjek yang dipelajari masih merupakan subjek yang sifatnya general dan cenderung mudah dipahami sehingga dia akan merasa percaya diri atas pemahamannya sendiri. Tahap selanjutnya adalah level cultured, pada tahap ini seseorang akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan ketika awal dia memulai mempelajari suatu bidang. Pada tahap ini subjek dan kasus yang dia temukan akan memerlukan pemahaman yang cukup mendalam sehingga sering kali dia harus berkonsultasi dengan seseorang yang berada di level expert. Tahap ketiga dalam mempelajari suatu bidang baru adalah level expert dimana tingkat kepercayaan diri atas pemahamannya terhadap suatu bidang sejalan dengan apa yang telah dikuasai dimana dia telah menguasai bidang tersebut secara luas dan mendalam.

Seseorang yang dikategorikan mengalami “Dunning-Kruger Effect ini merupakan orang-orang yang berada pada tahap ignorant dan enggan melanjutkan atau menambah pemahamannya terhadap bidang tersebut lebih dalam dan luas lagi karena merasa dirinya cukup expert pada bidang tersebut padahal tidak memiliki suatu dasar yang jelas untuk mendukung argumennya. Hal tersbut ditandai dengan argumen yang diawali dengan kata “jika” dan “mungkin”.

Efek Dunning-Kruger dapat menimbulkan konsekuensi negatif pada dunia kerja

Pengaruh ini dapat berdampak signifikan pada suatu organisasi karena dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang kurang tepat oleh seorang pimpinan terutama dalam pengambilan keputusan dengan konsekuensi jangka panjang. Misalnya dalam organisasi terdapat seorang pegawai yang sebenarnya kinerjanya kurang, namun dalam bersikap terlihat sangat percaya diri dan seolah-olah mengetahui seluruh aspek pekerjaan. Pegawai tersebut kemudian ditempatkan pada suatu unit yang memiliki lot pekerjaan yang cukup tinggi dan jenis pekerjaan yang bersifat teknis. Pada akhirnya ia mengalami kesulitan karena pengetahuan yang ia kuasai baru mencapai titik permukaan suatu bidang keilmuan. Dalam kasus lain, keputusan penempatan pegawai yang buruk dapat memiliki konsekuensi jangka pendek yang serius. Dalam dunia penerbangan, ketika seorang pilot merasa terlalu percaya diri untuk menerbangkan pesawat jenis baru, ia mengira bahwa semua pesawat sama saja. Pengambilan keputusan semacam ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan suatu konsekuensi fatal yang mengancam nyawa penumpang.

Oleh karena itu perlu adanya pemahaman bahwa dalam mempelajari suatu bidang, kita harus mengusahakan untuk teru belajar hingga minimal mencapai tahap cultured atau bahkan expert. Meski hal ini bukan sesuatu yang mudah dilakukan, namun ketika seseorang mempelajari suatu bidang sampai pada tahap cultured, maka keinginan untuk lebih mendalami bidang tersebut akan menjadi lebih besar. Pada tahap cultured, seseorang akan merasa masih banyak hal terkait bidang tersebut yang belum diketahui dan belum dipahami sehingga muncul kebutuhan untuk mencari enlightenment ke orang yang lebih expert pada bidang tersebut.

Untuk mengakhiri, mengutip quotes dari William Shakespeare “The fool doth think he is wise, but the wise man knows himself to be a fool”.

(ditulis oleh : Mohandes Osmer Devara M)

 

Sumber :

https://www.linkedin.com/pulse/dunning-kruger-effect-why-do-incompetent-people-move-up-enza-artino

https://www.elegantthemes.com/blog/business/dunning-kruger-effect

https://www.mentimeter.com/blog/the-science/spotting-the-dunning-kruger-effect-in-a-workplace

https://myctofriend.co/blog/managing-the-dunning-kruger-effect-in-your-startup

https://www.myasbn.com/small-business/growth-strategy/why-the-dunning-kruger-effect-might-be-stunting-your-business-growth/

https://en.wikipedia.org/wiki/Dunning–Kruger_effect

 

 

 

 

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini