Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Optimalisasi Pemanfaatan Inovasi “Big Data”, ‘Internet Of Thing”dan “Artificial Intelligent” Dalam Management Aset
Antonius Suhenri
Senin, 25 November 2019   |   5770 kali

ABSTRAK

Perubahan Dinamis yang tidak menentu dalam lingkungan eksternal menyebabkan ancaman atau peluang ekonomi. Ancaman akan kehilangan pelanggan bagi para pelaku bisnis yang tidak melakukan perubahan proses bisnis. Namun, peluang ekonomi bagi pelaku bisnis untuk menciptakan pelanggan baru dan memperluas pangsa pasar global. Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR) menjadi trigger perubahan industri menjadi otomatis. Perubahan secara significant ditandai dengan penerapan inovasi teknologi berupa Big Data, Internet Of Thing, dan Artificial Inteligent kemudian mendorong perubahan ke arah yang lain.

 

Perubahan teknologi menyebabkan perubahan lain, yaitu:

1. Inventarisasi yang mempengaruhi Tata Kelola Manajemen Aset Barang Milik Negara oleh DJKN (Toward Distinguish Asset Manager).

2. Revaluasi (Nilai Wajar Penilaian Kembali) Aset di Neraca LKPP yang mempengaruhi opini BPK atas objek pemeriksaan pada Keberadaaan, Kepemilikan dan Peruntukan BMN.

 

Bagaimana cara menghadapi tantangan perubahan teknologi? Mungkinkan penerapan Big Data, Internet Of Thing, dan Artificial Intelligent bisa membantu Inventarisasi dan Revaluasi oleh DJKN.

 

Dengan demikian, Inventarisasi BMN dapat dilakukan sebaik-baiknya dan kerja sama satker dan Pengelola BMN dengan tingkat akurasi dapat lebih dipertanggungjawabkan. Dengan adanya Big Data yang terkoneksi real time sangat membantu Tim Penilai Revaluasi sehingga tidak mulai dari nol.

 

Kata kunci:  Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR), Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent,

                      Inventarisasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I. PENDAHULUAN

A. Dampak Perubahan Teknologi

DJKN telah berusaha melakukan perubahan lebih baik dalam Tata Kelola BMN. Belajar dari Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR) berdampak perubahan business model. Tanpa disadari lingkungan eksternal yang dinamis dan tidak menentu memberikan peluang dan ancaman bagi DJKN. Ancaman bagi DJKN apabila DJKN tidak melakukan perubahan inovasi teknologi. Secara makro dan mikro ekonomi, Negara akan tertinggal dari sisi Tata Kelola BMN.

 

Secara makro, digitalize economy berkembang pesat dimana semua orang dimudahkan belanja dimana saja dengan mobil phone termasuk pembayaran digital. Tiap orang dapat Belanja di industri e-commerce (Toko Online Tokopedia, Bukalapak, Bli-bli.com, olx.com, Amazone, Traveloka, dsb). Pembayaran mudah dengan mobile banking, e-money,  Financial Teknology (Fintech), Dompet Digital, Virtual Account, dsb. Kelebihan transaksi online yaitu One Stop Shopping artinya memberikan kemudahan bertransaksi, berpeluang untuk memperluas pangsa pasar dan menambah pendapatan. Digital Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent yang  tersedia di e-commerce berperan dalam tranksaksi dan pembayaran digital tersebut.

 

Secara mikro, perusahaan yang tidak berubah akan mengalami kehilangan penjualan dan pelanggan potensial karena sudah direbut oleh perusahaan e-commerce, dan lama kelamaan perusahaan akan mati.

 

Oleh sebab itu, artikel ini mendorong agar mampu bersaing di era globalisasi untuk menjadi Manager Aset yang handal atau Toward Distinguish Asset Manager.  Memanfaatkan Digital Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent untuk  Menata Kelola BMN dengan sebaik-baiknya sehingga terintegrasi digital,  otomatis, real time terkoneksi dengan internet seperti Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR)

 

B. Pemahaman Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR) 

Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR) ditandai dengan penerapan inovasi manufacturing proces berupa otomisasi dan custom mass production dengan memanfaatkan Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent. Demikian juga Tata Kelola Manajemen Aset Barang Milik Negara mengikuti era otomisasi dan kustomisasi agar tetap sustainable. Oleh sebab itu, perlu pemahaman awal definisi dan penerapan Big Data, Internet Of Thing, dan Artificial Inteligent.

 

 

 

C. Visi Menteri Keuangan-DJKN Menjadi Distinguish Asset Manager

Arahan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, bahwa kedepannya DJKN bukan hanya sebagai Asset Administrator tetapi meningkat kepada Distinguish Asset Manager. Menkeu menjelaskan bahwa suatu saat proses digitalisasi untuk mendokumentasikan Big Data Aset Negara dalam bentuk Sistem Informasi Aset Negara. Sistem tersebut memberikan informasi dengan cepat tentang Aset Negara yaitu GPS Aset, Status Aset, Kondisi Aset, Penanganan yang sedang dilakukan dan nilai asset.

 

Untuk mendukung arahan Menteri Keuangan, DJKN telah menyesuaikan strategi 10 tahun ke depan untuk mengoptimalkan modal Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan kredibel dan efesien dalam mengelola Aset Negara. DJKN menjadi Distinguish Asset Manager dimana Aset Negara dapat memberikan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat mis: pelayanan cepat, pembukaan lapangan kerja, PNBP Aset, dan efesiensi biaya.  Sesuai visi Kemenkeu yaitu: ”Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang produktif, kompetitif, inklusif dan berkeadilan di abad 21”.

 

D. Pengaruh Teknologi, Inventarisasi dan Nilai Wajar Aset

Sistem Informasi Aset Negara dipengaruhi 3 unsur yaitu Teknologi, Inventarisasi, dan Nilai Aset (Revaluasi). Unsur Teknologi sudah jelas dibutuhkan dalam era otomatisasi. Unsur nilai wajar aset (Revaluasi) berpengaruh sangat besar terhadap pengelolaan BMN. Besarnya nilai wajar aset di neraca menunjukkan jumlah komposisi rasio aset terhadap hutang, nilai wajar kekayaan negara dan mempengaruhi opini BPK atas Laporan Keuangan.

 

E. Permasalahan Revaluasi Tahun 2017-2019

Pengaruh Inventarisasi oleh satker adalah yang paling dominan terhadap revaluasi BMN sejak tahun 2017-2019. Apakah mungkin penerapan Teknologi Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent mampu memberikan solusi terhadap inventarisasi. Selain itu, inventarisasi satker dapat membantu DJKN sebagai Aset Manager yang handal atau Distinguish Asset Manager untuk menyajikan nilai wajar yang handal dalam LKPP.

 

II. PEMBAHASAN

A. Dampak Perubahan Ke arah Strategi Baru

Perubahan sangat penting untuk kelangsungan hidup (sustainability) organisasi. Organisasi mengubah strategi untuk bisa sustainable dan inovatif . DJKN di usia ke-13 tahun sejak  bertransformasi dari DJPLN.  Kinerja sesuai visi misi DJKN dan visi misi Kemenkeu. Salah satu visinya adalah Tata Kelola Aset Negara antara lain memperbaiki Nilai Aset di Neraca LKPP yang komprehensif dan lebih rapi, memenuhi kriteria 3 T (Tertib Fisik, Tertib Administrasi, dan Tertib Hukum) dan tentunya akhirnya mendapatkan Opini WTP dalam LKPP.

 

Tepat di hari jadi DJKN ke-13, dengan tema “Distinguish Asset Manager”, penulis membuat artikel yang mengaitkannya dengan Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR). Industri bertransformasi pada proses produksi karena lingkungan bisnis sudah berubah ke arah digital dan otomisasi. Oleh sebab itu, strategi baru diperlukan menghadapi Era 4.0 IR. Bila strategi baru tidak bisa dieksekusi, maka akan menyebabkan gagalnya organisasi. Strategi yang dipaksakan namun belum siap nyatanya akan menyebabkan kegagalan organisasi. Oleh sebab itu diperlukan SDM unggul atau Distinguish Employee.

 

B. Aset menghasilkan Return On Investment (ROI) dengan memanfaatkan Teknologi Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent.

Strategi yang tepat dalam Tata Kelola Aset mempengaruhi secara makro dan mikro ekonomi. Tata kelola menjadi salah satu instrumen kebijakan ekonomi karena ada ROI ataupun Opportunity Cost. Dana APBN yang digunakan dijadikan kebijakan fiskal untuk belanja Aset sangat significant mempengaruhi ekonomi secara makro dan mikro. Uang APBN yang keluar dimanfaatkan secara bijaksana artinya tidak habis begitu saja, tidak berwujud bagi ekonomi.

 

Setiap Rp.1 yang dikeluarkan APBN harus ada Value of Money. Artinya, Aset Negara harus ada Return On Investment (ROI). Kalau seandainya aset tidak mendorong pertumbuhan ekonomi dan tidak menghasilkan PNBP atas aset negara tersebut berarti under utilize atau menghasilkan oppourtunity cost. Aset yang demikian perlu strategy Recycle dan dibangunkan dari aset tidur. Apabila tidak tepat sasaran perlu dikoreksi besarnya dana untuk pendanaan aset dan dialihkan kepada yang benar-benar aset untuk mendukung ekonomi makro dan mikro. Perlu investasi dana untuk recycling dan membangunkan aset yang tidur agar terdeteksi potensinya dan tercatat dalam database Sistem Aset Negara  yang terintegrasi dan dapat dipromosikan.

 

Promosi produk di dunia usaha dapat dilakukan di perusahaan-perusahaan e-commerce atau toko online mis: Tokopedia, Bukalapak, bli-bli.com, Amazone.com, olx.com, go-jek, dsb menawarkan one stop shopping untuk berbelanja, menikmati liburan, memesan hotel, berbisnis dsb dan melakukan pembayaran secara mudah dan real time dengan mobile banking, fintech, virtual account, e-money, dompet digital, go-pay yang ter-install dalam mobile phone dimana saja dan kapan saja dsb.

 

Distruptive economy dimana pola bisnis sudah berubah mengikuti teknologi hasil 4.0 IR. Sama seperti itulah DJKN dapat melakukan promosi aset dalam Tata Kelola Aset Negara untuk mengoptimalkan Return of Investment (ROI) dengan teknologi digitalisasi dan otomasi.

 

Mengoptimalkan Return of Investment dalam teknologi yaitu memanfaatkan Big Data, Internet Of Thing,dan Artificial Inteligent.  Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR) ditandai dengan penerapan inovasi manufacturing proces berupa otomisasi dan custom mass production.

 

C. Pemahaman Revolusi Industri 4.0 (4.0 IR) 

Teknologi 4.0 IR berdasarkan beberapa jurnal Internasional yaitu Revolusi Industri 4.0 merupakan Revolusi Industri ke-4 yang pertama sekali dicetuskan di Jerman tahun 2011. Terjadi perubahan significant atas proses produksi atau manufacturing proces pada Pabrik. Revolusi dimulai abad 18 dari mesin mekanik manual, mekanik elektrik, digitalisasi dan sekarang permulaan Abad 21 otomisasi dan dikenal Smart Factory.  Dalam Smart factory digunakan teknologi canggih yang dapat berkomunikasi dan bertukar informasi secara teknologi atau Information Communication by Technology (ICT) dimana antara mesin-mesin dan antara manusia dan mesin dapat berkomunikasi dengan adanya penerapan Big Data, Internet Of Thing, Artificial Inteligent.

1. Penerapan Cyber – Phiscal System (CPS) membuat kita dapat berkomunikasi, mengontrol dan memonitor mesin dan produk dari jarak jauh serta dapat dilakukan kustomisasi produk sewaktu proses sesuai preferensi customer.  Kelebihannya adalah lebih efesien dan dapat menghasilkan pendapatan lebih besar. Namun investasi yang dilakukan sangat besar untuk Perangkat Teknologi dan SDM yang handal.   

2. Big Data yaitu adalah suatu Manajemen Data dimana data-data dikelola dan terintegrasi dalam suatu sentralisasi penyimpan data yang besar atau server atau cloud storage yang besar. Big data terkoneksi internet dengan proses produksi, customer, supply chain dalam Internet of Thing. Big Data terkoneksi dimulai dari Input, Konversion, Output, Supply Chain, sampai Customer Preferrency.  

3. Internet Of Thing (IoT) adalah komunikasi objek melalui konektifitas internet dan setiap objek memiliki address masing-masing sehingga dapat diketahui posisi objek berada melalui jaringan Seluler, Wifi, Bluetooth, Bar Code, dsb. Disamping itu, tersedia Internet of Service (IoS) untuk berkomunikasi dan berinteraksi antara orang, sistem dan mesin untuk memberikan nilai tambah dalam proses produksi. Selain itu, Internet of Data (IoD) menghasilkan data yang dikelola dan di-share melalui internet.

 

Dengan ditanamkan Sensor Cyber Pysical System (CPS) pada sistem dapat menghasilkan Big Data yaitu terintegrasinya data produk dan proses produksi yang dapat dimonitor dari jarak jauh dengan internet. Persyaratan dalam Internet of Data yaitu akses harus memiliki password dan security yang ketat sehingga tidak semua bisa akses, harus ada ijin atau approval.  

4. Teknologi Artificial Intelligent adalah Otak buatan atau kecerdasan buatan dari sistem otomatis atau robotik yang dapat bertindak memutuskan sendiri dan dapat belajar dari banyaknya data yang dimasukkan. Artificial Intelligent dapat menjadi ancaman apabila tidak dikontrol dan berbahaya bagi manusia karena robot tidak ada rasa kemanusiannya.

 

D. Inovasi Tata Kelola – Teknologi, Inventarisasi, Nilai Aset

1. Teknologi

Teknologi Big Data, Internet Of Thing (IoT), Cyber Pysical System (CPS,) Artificial intelligent sebagaimana diuraikan di atas dalam Tata Kelola Manajemen Aset BMN dapat diterapkan dan sangat mungkin bisa diterapkan kepada aset negara. Ada beberapa aplikasi yang bisa dioptimalkan dan ada teknologi yang baru. Bila dikaitkan Sistem Informasi Aset Negara terkait nilai Asset, dengan Neraca LKPP maka isu yang paling dominan adalah Revaluasi BMN. Revaluasi adalah Penilaian Kembali BMN.

2. Inventarisasi Diperluas -  Membuat Big Data Terkoneksi

Revaluasi tidak akan berhasil tanpa Inventarisasi BMN oleh Satker dengan baik. Kerjasama satker dan pengelola sangat diperlukan. Tahap awal Inventarisasi BMN diperluas aspek akuntansi dan non akuntansi untuk membuat Big Data.

3. Inventarisasi satker dengan Pengelola Terkoneksi

Data hasil inventarisasi di satker harus sama hasilnya, update dan valid dengan data di Pengelola artinya sama-sama valid dan real time dapat diketahui. Apabila Satker (pengguna barang) melakukan update inventarisasi BMN, maka Big Data juga update karena terkoneksi Internet dengan Big Data. Ini merupakan persyaratan mutlak menurut hemat penulis.

4. Input Big Data oleh Satker  Lengkap

a.         Data tanah dan bangunan : Input data Big Data oleh satker sebaiknya lengkap mis: nama Tanah dan Nama Bangunan, spek dan luas ukuran harus jelas, status, Dokumen Penatausahaan dan sertifikat kepemilikan Hak Atas Tanah, lokasi GPS, alamat, peruntukan, dan sebagainya dalam SIMAN harus lengkap. Selain itu, kondisi lapangan diisi, mis: fisik bangunan di lapangan kapan terakhir di rehab, untuk menentukan penyusutan fisik, fungsi dan ekonomis juga diperlukan. Foto BMN (4 tampak) dilengkapi per item bukan mewakili, apakah dihuni atau tidak, bisa dimanfaatkan atau asset idle yang bisa dikerjasamakan atau di sewakan.

b.        Dengan demikian setiap ada permohonan terkait aset misalnya penetapan status, penghapusan, pemanfaatan, pemindahtanganan, sudah langsung link dengan data SIMAN satker.  Permohonan bisa dilakukan secara online menggunakan jaringan internet.

c.         Data Inventaris dan Kendaraan hampir sama dengan data tanah dan bangunan yaitu jelas dokumen penatausahaannya mulai  dokumen Kepemilikan, fisik dipelihara tidak. Apabila ada yang hilang baik dokumen,  fisik maupun rusak wajib dilaporkan dan dipertanggungjawabkan. Barang yang hilang harus dilaporkan. Barang atau kendaraaan yang idle yang tidak digunakan untuk TUSI atau yang bisa di manfaatkan di luar TUSI di luar jam kerja juga dilaporkan. Kondisi Kendaraan diinput dalam aplikasi SIMAN dan terekam kapan di-service.  

d.        Aplikasi SIMAN sebagai Big Data harus terkoneksi dengan SIMAK BMN (Terkait Barang) dan SAIBA (terkait Uang) supaya bisa mengetahui mutasi aset, saldo neraca aset, nilai pengadaan, belanja modal untuk perencanaan pengadaan, data-data rehab yang pernah dilakukan, perbaikan yang pernah dilakukan, aset idle, aset yang akan dimanfaaatkan, serta data yang lainnya secara terkoneksi internet  dan real time.

e.         Rekonsiliasi BMN - Otomatis

Rekonsiliasi Internal satker sebaiknya benar-benar diterapkan agar data BMN benar-benar update. Pelaporan kepada Pengelola dalam bentuk Rekonsiliasi Semesteran dan Tahunan BMN juga harus benar dievaluasi, dan dilaporkan berjenjang dari Kuasa Pengguna Barang (UAKPB). UAPPB-Korwil, UAPPB-Eselon I dan Kemenkeu harus benar dan online berbasis jaringan internet sehingga lebih baik. Dengan teknologi Big Data yang telah ditanamkan Artificial Intelligent maka rekonsiliasi secara otomatis dapat dilakukan.

f.         Perbaikan Data – Dari jarak jauh

Dengan didukung Internet Of Data dan Internet Of Service, apabila menemukan ada kesalahan dalam input data maka bisa diprogram oleh Artificial Intelligent sebelum dicetak BAR Rekonsiliasi BMN. Perbaikan database SIMAN, dan SIMAK satker dapat dilakukan dari jarak jauh oleh Pengelola apabila sudah ada Backup data dalam Big Data (database) dan sudah terkoneksi apalagi bila sudah terpasang CPS, dari jarak jauh sudah dapat diperbaiki karena ada monitor dan report progress.  Alur ini dari Aplikasi Persedian, SIMAK BMN, SAIBA dan SIMAN terkoneksi dalam 1 Big Data. Namun, karena masing-masing belum terintegrasikan, data satker yang hilang tidak terbackup di Big Data.

g.         Akibat belum Terintegrasikan

Karena Aplikasi belum terintegrasi, menyebabkan tidak bisa real time dan tidak bisa terkoneksi data dari inventarisasi seluruh satker kepada Pengelola dan tidak bisa memperbaiki dari jauh serta tidak bisa update real time. Selain itu, yang dikerjakan butuh waktu dan tenaga lebih apalagi inventarisasi yang belum selesai. Ketika revaluasi seharusnya kita tidak mulai dari nol karena seharusnya sudah ada database di SIMAN. Belum tertampungnya semua yang dibutuhkan dalam SIMAN, masih di masing-masing aplikasi dan backup data masing-masing. Demikian juga informasi pengelolaan mis: aset yang bisa dimanfaatkan dan aset yang idle tidak tertampung dalam SIMAN sehingga pengelola tidak bisa mengetahui real time.

h.        Belum terintegrasinya antara Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), Sistem Informasi Managemen Aset dan Keuangan (SIMAK BMN), SIP, Persediaan ke Sistem Informasi Managemen Aset Negara (SIMAN) secara real time menyebabkan Rekonsiliasi yang dimaksud tujuannya tidak tercapai, hanya menerima data dari SIMAK BMN secara manual namun tidak ada crosschek. Tujuan utama SIMAN adalah akan dijadikan 1 Big Data Aset Negara oleh DJKN belum tercapai.

 

Artinya Big Data BMN yang tertampung belum memuaskan, masih jauh dari harapan bukan saja belum terintegrasikan ditambah masih banyak dibutuhkan bukan hanya kode barang, barang belanja sudah terdaftar di aplikasi SIMAK BMN dengan Penetapan Status Penggunaan (PSP), belanja barang sama dengan belanja uang.  Akuntansi secara sempit mulai dari pencatatan jurnal aset, pengihtisaran dalam buku besar, perhitungan penyusutan barang bergerak, jurnal adjustment, dan laporan barang di Neraca. Big Data butuh lebih dari sekedar itu. Inventarisasi dari satker yang valid dan terkoneksi real time, koneksi internet yang cepat, server besar untuk 1 (satu) database Big Data yang besar yang menyimpan backup data dari SIMAN, SIMAK, dan SAIBA, SIP, dan Persediaan satker. Setelah Inventarisasi selesai dan lengkap diinput dalam SIMAN berarti untuk melengkapi Sistem Informasi Aset Negara diperlukan nilai aset. Inilah peran Jafung Penilai turun untuk melakukan penilaian sesuai kompetensinya.

 

i.          Desktop Valuation –Tanpa Survey Lapangan

Penilai biasa melakukan survey data pembanding ke lapangan, namun dengan adanya Big Data, Data pembanding dapat diperoleh di internet ataupun dari jual beli online mis: olx.com dapat dijadikan salah satu sumber data pembanding untuk survey sehingga lebih efesien. Namun, untuk barang bergerak yang tidak substansial dan tidak sulit ditemukan dipasaran dapat dijadikan acuan data pembanding disamping pendekatan biaya dan pendapatan. Namun, Penulis sebagai penilai tidak menyarankan untuk objek berupa tanah dan atau bangunan. Survey fisik tetap harus dilakukan supaya profesional sebagai penilai dalam memberikan adjustment yang dapat dipertanggungjawabkan.  

 

j.          Hambatan-hambatan Revaluasi yaitu Inventarisasi gagal meng-capture.

Hambatan-hambatan Revaluasi antara lain masalah pengakuan aset belum sepenuhnya sesuai dengan fisik lapangan ketika disurvey oleh penilai. Hal ini terjadi karena jumlah yang tercatat dengan yang di lapangan/fisik berbeda. Perbedaan lainnya, pengadaaan satu paket dicatat 1 padahal pengadaaan barangnya banyak jenisnya yang berbeda. Terdapat juga kesalahan kode akun barang dengan fisik yang tidak sesuai mis: tercatat Bangunan Permanen ternyata Semi Permanen. Selain itu, Aset yang tidak ditemukan dan telah berpindah tempat mis: Rumah Dinas sudah dirobohkan diganti Gudang. Kantor Pemerintah berubah menjadi Rumah Dinas. Pengadaan yang kadang berbeda dengan hasil bangunan dan kualitas sesuai RAB.  Kesalahan pengenaan sanksi keterlambatan pengadaan menimbulkan kerugian negara dan menjadi piutang macet karena bangunan mangkrak, namun tidak dicatat dan dilaporkan segera. Hal pengamanan dan pemeliharaan juga luput dari perhatian karena tidak dilaporkan dan diupdate dengan sebaik-baiknya.

 

k.        Teknologi Mengeliminir Masalah apabila Inventarisasi sudah benar

Dengan Big Data, Koneksi Internet Of Thing dan Artifical Intelligent hal ini bisa dieliminir kalau inventarisasinya sudah benar.  Dengan demikian Tata Kelola BMN tercapai apabila secara real time dan terkoneksi internet. Ditambah dengan Artificial Intelligent, Data Inventarisasi dapat diolah dengan Algoritma Matematika untuk optimalisasi BMN. Algoritma Matematika adalah kunci dari Artificial Intelligent. Dengan dimasukkan jutaan data BMN dalam SIMAN maka Artificial Intelligent akan secara otomatis bisa berpikir, mendeteksi dan belajar dari data history tersebut dan membuat logik sendiri, sehingga data yang dibutuhkan bisa dijawab dan dicari secara real time oleh sistem. Namun, perlu ada kontrol yang menyeluruh atas Artificial Intelligent agar tidak mudah ditembus.

 

l.     Standar Kendali Mutu atau Wadsal.

Apabila ada kesalahan di tengah jalan, dapat dideteksi dan diukur sebelumnya sehingga bisa diselesaikan dengan cepat. Inilah konsep Custom Mas Production, sesuai preferensi pelanggan. Beberapa masalah Non Akuntansi di SIMAN misalnya: tidak terupdate kondisi fisik, fisik barang masih bagus tetapi tidak dipergunakan karena penyusutan fungsi (ketinggalan zaman dan teknologi) dan tidak ekonomis lagi, perubahan luas, perubahan kuantitas, perubahan pengembangan dengan KDP, Pengembangan langsung, Renovasi Bangunan yang dilakukan tahun berapa terakhir, Penambahan beberapa Aset dari Pengadaan, penghapusan, kesalahan data tanah, dan atau bangunan, kesalahan sebagainya. Kesalahan tersebut bisa dideteksi dari Early Warning System  (EWS) dalam Artifial Intelligent dan dapat dengan segera dilakukan perbaikan dari jarak jauh dengan sistem CPS.

 

E. Inovasi Tata Kelola-Optimalisasi Big Data, Internet Of Thing, dan Artificial Intelligent melalui Inventarisasi dan Kerjasama dengan Satker

Dengan demikian diharapkan bila dikombinasikan semuanya mulai Inventarisasi, Teknologi, Penilaian, wasdal dengan EWS,  kerja sama yang baik dengan satker KL dengan sebaik-baiknya akan tercipta 1 (satu) database Big Data yang terhubung dengan internet. Internet Of Thing dari Barang Milik Negara untuk deteksi keberadaan GPS dan status aset. Artificial Inteligent yang dapat berpikir dan bertindak berdasarkan jutaan data BMN yang dimasukkan dan bisa menghasilkan data dan informasi yang dibutuhkan Pimpinan terkait objek BMN dan mencegah kesalahan dan memperbaiki tata kelola dengan real time. Baik posisi GPS, Nilai Aset, Kepemilikan, status peruntukan secara real time dapat diakses dan disajikan dari seluruh aplikasi SIMAK BMN, Persedian, SIMANTAP, SAIBA satker yang telah terkoneksi dengan Big Data SIMAN Kantor Pusat.

 

Dengan demikian, harapan kita akan Tata Kelola BMN khususnya dari unsur  Inventarisasi, Teknologi dan Revaluasi berhasil.  Jafung Penilai dapat melakukan penilaian secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan yang bermanfaat untuk Neraca LKPP, dan pengelolaan BMN baik untuk pemanfaatan maupun pemindahtanganan yang akan menentukan besarnya PNBP bagi Negara.    

 

III. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan dan saran:

a.         Diperlukan strategi baru menghadapi Era 4.0 IR sesuai visi misi DJKN dan visi misi Kemenkeu, strategi tersebut adalah inovasi teknologi untuk menjadi DJKN Distinguish Asset Manager.

b.        Perlu investasi untuk recycling aset yang tidur dan underutilyze karena belum semua terdeteksi potensinya karena belum tercatat di database Sistem Aset yang terintegrasi sehingga tidak dapat dimanfaatkan optimal.

c.         Tata Kelola BMN tidak lepas dari unsur  Inventarisasi, Teknologi dan Revaluasi yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

d.        DJKN dapat mengoptimalkan Return of Investment (ROI) dalam teknologi dengan memanfaatkan Big Data, Internet Of Thing,dan Artificial Inteligent sebagaimana dunia usaha mengubah model bisnisnya di era e-commerce/digital.

e.         Teknologi Big Data, Internet Of Thing (IoT), Cyber Pysical System (CPS,) Artificial intelligent sebagaimana diuraikan di atas dalam Tata Kelola Manajemen Aset BMN dapat diterapkan dan sangat mungkin bisa diterapkan kepada aset negara

f.         Kelebihan teknologi 4.0 IR adalah lebih efesien dan dapat menghasilkan pendapatan lebih besar. Namun investasi yang dilakukan sangat besar untuk Perangkat Teknologi dan SDM yang handal. Disarankan perlu diklat SDM sesuai minat dan kompetensi pegawai. 

g.         Tahap awal kerjasama Inventarisasi BMN oleh satker dan pengelola diperluas aspek akuntansi dan non akuntansi untuk membuat Big Data SIMAN. Berarti Database SIMAN harus terkoneksi internet dengan SIMAK BMN, SAIBA, SIP, dan Persediaan

h.        Dengan teknologi Big Data yang telah ditanamkan Artificial Intelligent maka rekonsiliasi secara otomatis dapat dilakukan dengan didukung Internet Of Data dan Internet Of Service dan apabila menemukan ada kesalahan dalam input data bisa perbaiki dengan segera. Namun, perlu ada pengawasan akses data yang ketat.

i.          Dengan adanya Big Data, data pembanding tersedia di SIMAN terkoneksi dengan SIP, internet ataupun dari jual beli online mis: olx, dapat dijadikan salah satu sumber data pembanding untuk survey digital sehingga lebih efesien. Penilai tidak perlu survey data pembanding ke lapangan bila tersedia di media online sehingga dapat mengefesienkan biaya dan mengoptimalkan pendapatan.

j.          Algoritma Matematika adalah kunci dari Artificial Intelligent. Dengan dimasukkan jutaan data BMN dalam SIMAN maka Artificial Intelligent akan secara otomatis bisa berpikir, mendeteksi dan belajar dari data history tersebut dan membuat logik sendiri, sehingga data yang dibutuhkan bisa dijawab dan dicari secara real time oleh sistem untuk pengambilan keputusan maupun rekonsiliasi digital

k.        Standar Kendali Mutu atau Wadsal diperlukan secara real time, apabila ada kesalahan di tengah jalan dapat dideteksi dan diukur sebelumnya sehingga bisa diselesaikan segera. Inilah Custom Mas Production yaitu sesuai preferensi pelanggan. Dengan Artifial Intelligent dapat segera dilakukan perbaikan dari jarak jauh dengan sistem CPS. Ini yang akan diterapkan dalam SIMAN The Big Data

l.          Apabila inventarisasi telah dilaksanakan satker dan diverifikasi oleh pengelola dengan sebaik-baiknya maka tugas Jafung Penilai melakukan penilaian secara profesional. Dengan demikian Neraca LKPP dapat menyajikan hasil revaluasi dengan akurat dan tidak ada perbedaan antara hasil revaluasi dengan catatan BPK.

 

Dengan demikian, perubahan membutuhkan keberanian Pimpinan untuk berpikir “out of box” karena dibutuhkan investasi yang besar. Membuat opsi yang berbeda tanpa takut ditolak demi tercapainya visi dan misi DJKN dan Kemenkeu. Dengan mitigasi risiko (risk managament), kontrol EWS serta pengawaasan dari Pimpinan atas penggunaan Big Data, Internet Of Thing dan Artificial Intelligent, niscaya Tata Kelola BMN akan berhasil dan DJKN menjadi Distinguish Asset Manager.  

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.         Baldassarre F, Ricciardi F, Campo R (2018).The Advent Of Industri 4.0 in Manufacturing Inddustri: Literatura Revies and Growth Opportunities.Italy

2.         Beata Slusarczyk (2018). Industri 4.0–Are we ready?.Polish Journal Of Management studies.Czestochowa

3.         Crnjac M, Veza I, Banduka N (2017).From Concept to The Industry 4.0. , International Jounal of Industrial Engineering and Management (IJIEM).Croatia

4.         Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2017 dan 2018

5.         Rojko A (2018). Industri 4.0 concept: Background and Overview.

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini