Andy Pardede, atau yang
biasa dikenal dengan panggilan Pak Andy, merupakan Kepala Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Surabaya yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 300/KM.1/UP.11/2019 tanggal 11 Juni 2019 tentang Mutasi,
Pengukuhan, dan Pengangkatan dalam Jabatan Administrator. Beliau adalah anak
kedua dari lima bersaudara, lahir di Jakarta, 12 Januari 1969 serta memiliki 1
istri dan 1 anak.
Beliau memiliki masa pengabdian
lebih dari 28 tahun, masa yang tak muda untuk berbakti. Tahun 1994 merupakan
tahun pertamanya di Kementerian Keuangan, tepatnya Bulan Juli 1994. Namun masa kerja
beliau dimulai berdasarkan Surat Keptusan Pengangkatan sebagai Calon Pegawai
Negeri Sipil terhitung tanggal 1 Januari 1995. Kemudian, pada tanggal 1 Mei
1996, beliau resmi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan.
"Menjadi PNS bukan
impian pertama saya. Namun ternyata, inilah rencana terbaik Tuhan untuk
saya" ungkap beliau. Setelah lulus menempuh pendidikan Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen di Universitas Negeri Lampung pada tahun 1992, sudah puluhan
surat lamaran beliau kirimkan, namun nihil, tak ada satupun panggilan yang beliau
terima. Masa itu berjalan selama 2 tahun, hingga kemudian sang ayah memberi
masukan pada beliau untuk mencoba mendaftarkan diri menjadi PNS. Dan sejak
pengumuman penerimaan itu keluar, mulailah perjalanannya berkarir di
Kementerian Keuangan.
“Sebagaimana yang menjadi
nilai di kalangan orang Batak, “bukan harta yang diwariskan, tapi pendidikan menjadi
hal utama yang harus diperjuangkan”, adalah nasehat orang tua yang selalu saya
camkan dalam-dalam" terang beliau. Menjadi PNS tak lantas menyurutkan
semangat beliau untuk mengembangkan diri. Tak lama, dua setengah tahun setelah
diangkat sebagai PNS, beliaupun berhasil menerima beasiswa dari Kementerian
Keuangan untuk melanjutkan pendidikan Master of Business Administration in Goizueta
Business School, Emory University in Atlanta, USA.
Perjalanan menempuh
jenjang magister ternyata tak mudah. Ketika menerima pembekalan kemampuan
berbahasa Inggris dan matrikulasi selama 9 bulan di Jurangmangu, setelah
periode pembekalan selesai, dan sambal menunggu keberangkatan, beliau
dipulangkan ke kantor. Saat itu sedang marak huru hara akibat terjadinya krisis
moneter di tahun 1997-1998. Krisis dalam negeri yang terjadi sempat membuat
keberangkatan beliau hampir tertunda karena terjadi kesulitan pengurusan visa
akibat anarkisme demonstrans.
Terdapat kisah lucu yang
sempat beliau ceritakan pada kami. Di tengah kekacauan tahun 1998, beliau
membeli berbagai keperluan melanjutkan sekolah, termasuk sepatu. Situasi yang
sangat tidak kondusif menyebabkan banyak toko memilih untuk tutup, hanya ada
beberapa toko sepatu di Pasar Senin yang masih buka. Ketika sedang memilih
barang, tiba-tiba terdengar teriakan demonstran, “mau dibakar.. mau dibakar..” beliaupun
panik dan sesegera mungkin memilih sepatu, membayarnya dan pulang. Cerita punya
cerita, sesampainya di Atlanta, ternyata ukuran sepatunya terlalu kecil.
Alhasil, kami ikut tertawa. "Tapi, dari sepatu itu akhirnya saya berteman
baik dengan salah satu mahasiswa dari Jepang" tuturnya menambahkan. Kami
diam bertanya-tanya, beliau pun meneruskan cerita, "ternyata sepatu tadi
pas dengan ukuran sepatunya, akhirnya saya berikan saja. Eh, dianya senang,
dipakai terus dengan bangga sambil berkata, “ini sepatu dari Jakarta”. Yah,
terkadang dibalik suatu cobaan ada hikmah Tuhan tersendiri untuk kita, termasuk
berkah bertemu istri tercinta". Beliau menuturkan bahwa sang istri
merupakan salah satu petugas pelaksanaan pembekalan, dan disitulah beliau
pertama kali bertemu dengan sang istri. “Buy one get two, ya Pak. Niat
hati mau belajar, tapi juga dapat istri” canda kami yang disahut tawa oleh beliau.
Beliau merupakan sosok
pekerja keras, berpendirian kuat dan selalu haus akan ilmu dan wawasan baru.
Selama di Atlanta, beliau tidak tinggal di flat yang sama dengan awardee
dari Indonesia namun memilih untuk tinggal bersama mahasiswa dari negara lain,
salah satunya mahasiswa dari Jepang. Beliau berpendapat bahwa dengan begitu, kemampuan
berbahasa inggrisnya dapat terus terlatih dan wawasannya akan kebudayaan negara
lain juga semakin bertambah. Dua tahun kemudian, beliau kembali ke Indonesia
dan melanjutkan penerapan ilmunya di Kementerian Keuangan.
Di bidang karir, beliau
lebih banyak menimba pengalaman terkait piutang negara mulai dari tahun 2000
hingga tahun 2006. Mulai Desember 2006, beliau dipercaya menjabat sebagai Kepala
Subdirektorat Piutang Negara II dan sempat mutasi sebagai Kepala Subdirektorat
Piutang Negara I. Kemudian, Pada tahun 2015, beliau diangkat sebagai Kepala
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta I. Selanjutnya, mulai tanggal
14 Juni 2019, beliau diberi kepercayaan untuk memimpin Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang Surabaya hingga sekarang.
Bagi beliau, semua orang
bisa menjadi role model. “Setiap orang, setiap situasi, dan setiap
pengalaman yang ada di sekeliling saya, yang bisa membuat saya melangkah ke
titik yang lebih baik, adalah role model bagi saya, karena belajar dari
siapapun yang bisa menjadi guru saya, itulah role model saya” tegas
beliau.
Self-development
encouragement selalu beliau junjung dan tularkan kepada siapapun. Sekembalinya dari Atlanta,
beliau menjadi salah satu dosen pengajar di Politeknik Keuangan Negara STAN
serta beberapa kali menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh
DJKN.
Di KPKNL Surabaya, beliau
berhasil membangun semangat belajar, mengembangkan diri tiada henti dan
senantiasa melakukan yang terbaik pada semua pegawai. Berkat motivasi tersebut,
pada tahun 2021, KPKNL Surabaya berhasil meraih predikat Zona Integritas Menuju
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani setelah sebelumnya telah ditetapkan
sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi pada tahun 2014. Tak hanya itu, KPKNL
Surabaya juga mendapat penghargaan sebagai Kantor Penanganan Perkara Terbaik I
se DJKN Tahun 2022 dan terpilih sebagai Unit Kerja Berpredikat “Sangat Baik”
atas Hasil Evaluasi Pelayanan Publik di Unit Penyelenggara Pelayanan Publik
Kementerian Keuangan Pada Tahun 2018. Dari sisi pengembangan pegawai, pada
periode kepemimpinan beliau di KPKNL Surabaya, terdapat 1 pegawai yang berhasil
memperoleh beasiswa Kementerian Keuangan MINTS (Ministerial Scholarship)
dan 1 pegawai berprestasi yang berhasil memperoleh penghargaan the best
presenter and best paper dalam Acara Seminar dan call for paper
Simposium Nasional Akuntansi Vokasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri
Malang, best presenter in 11th
IRERS 2022 “Revitalising Real Estate: The Next Normal” pada National
Institute of Valuation (INSPEN) Selangor, Malaysia, serta beberapa
penghargaan lainnya.
Semangat memberikan
pelayanan terbaik kepada internal pegawai maupun pengguna layanan juga selalu beliau
gaungkan dalam acara morning call setiap hari senin. Berbagai inovasi
pun menjadi solusi percepatan dan kemudahan layanan yang diberikan, seperti: Pelayanan
melalui WA; POJOK WANI yang menyediakan fasilitas Pelayanan SKPT online,
Penerbitan Kode Billing BPHTB online, Validasi PPH, serta Layanan E-Form Pasca
Lelang; CAK MODIN yang memberikan informasi terkait capaian output, realisasi
anggaran, pembayaran SPD dan peminjaman kendaraan dinas; CAK SURO atau dashboard
monitoring capaian kinerja secara real time, dan masih banyak inovasi
membangun lainnya. Semua itu tak lepas dari sinergi dan kerja sama tim
yang baik dari seluruh pegawai KPKNL Surabaya.
Harapan beliau terhadap KPKNL Surabaya adalah agar bisa menjadi lebih baik lagi. Beliau berharap agar seluruh pegawai KPKNL Surabaya dapat saling menjadi bagian dalam support system dalam bersinergi mencapai target kinerja dan memberikan pelayanan prima kepada seluruh pengguna layanan. Beliau bercerita, “ada yang pernah bilang pada saya, seluruh pegawai Kementerian Keuangan itu pintar, namun apa yang bisa menjadikan kamu berbeda? kamu harus pintar-pintar”. Artinya, bahwa kita perlu pintar dalam menyikapi segala hal, pintar-pintar (bijak) dalam bertindak atau membuat suatu keputusan dan bersikap tanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang dimiliki. “Santun dan integritas mode on, tidak pernah boleh dimatikan. Juga terkait dengan pengembangan diri, saya harap agar seluruh pegawai KPKNL Surabaya bisa terus meningkatkan kemampuan, baik soft skill maupun hard skill, baik melalui pendidikan formal maupun informal” pesan beliau.