Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Surabaya > Artikel
Andy Pardede, The Pioneer of Self-Development Enthusiast
Galuh Mafela Mutiara Sujak
Rabu, 21 Juni 2023   |   201 kali

Andy Pardede, atau yang biasa dikenal dengan panggilan Pak Andy, merupakan Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surabaya yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300/KM.1/UP.11/2019 tanggal 11 Juni 2019 tentang Mutasi, Pengukuhan, dan Pengangkatan dalam Jabatan Administrator. Beliau adalah anak kedua dari lima bersaudara, lahir di Jakarta, 12 Januari 1969 serta memiliki 1 istri dan 1 anak.

Beliau memiliki masa pengabdian lebih dari 28 tahun, masa yang tak muda untuk berbakti. Tahun 1994 merupakan tahun pertamanya di Kementerian Keuangan, tepatnya Bulan Juli 1994. Namun masa kerja beliau dimulai berdasarkan Surat Keptusan Pengangkatan sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil terhitung tanggal 1 Januari 1995. Kemudian, pada tanggal 1 Mei 1996, beliau resmi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan.

"Menjadi PNS bukan impian pertama saya. Namun ternyata, inilah rencana terbaik Tuhan untuk saya" ungkap beliau. Setelah lulus menempuh pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Negeri Lampung pada tahun 1992, sudah puluhan surat lamaran beliau kirimkan, namun nihil, tak ada satupun panggilan yang beliau terima. Masa itu berjalan selama 2 tahun, hingga kemudian sang ayah memberi masukan pada beliau untuk mencoba mendaftarkan diri menjadi PNS. Dan sejak pengumuman penerimaan itu keluar, mulailah perjalanannya berkarir di Kementerian Keuangan.

“Sebagaimana yang menjadi nilai di kalangan orang Batak, “bukan harta yang diwariskan, tapi pendidikan menjadi hal utama yang harus diperjuangkan”, adalah nasehat orang tua yang selalu saya camkan dalam-dalam" terang beliau. Menjadi PNS tak lantas menyurutkan semangat beliau untuk mengembangkan diri. Tak lama, dua setengah tahun setelah diangkat sebagai PNS, beliaupun berhasil menerima beasiswa dari Kementerian Keuangan untuk melanjutkan pendidikan Master of Business Administration in Goizueta Business School, Emory University in Atlanta, USA.

Perjalanan menempuh jenjang magister ternyata tak mudah. Ketika menerima pembekalan kemampuan berbahasa Inggris dan matrikulasi selama 9 bulan di Jurangmangu, setelah periode pembekalan selesai, dan sambal menunggu keberangkatan, beliau dipulangkan ke kantor. Saat itu sedang marak huru hara akibat terjadinya krisis moneter di tahun 1997-1998. Krisis dalam negeri yang terjadi sempat membuat keberangkatan beliau hampir tertunda karena terjadi kesulitan pengurusan visa akibat anarkisme demonstrans.

Terdapat kisah lucu yang sempat beliau ceritakan pada kami. Di tengah kekacauan tahun 1998, beliau membeli berbagai keperluan melanjutkan sekolah, termasuk sepatu. Situasi yang sangat tidak kondusif menyebabkan banyak toko memilih untuk tutup, hanya ada beberapa toko sepatu di Pasar Senin yang masih buka. Ketika sedang memilih barang, tiba-tiba terdengar teriakan demonstran, “mau dibakar.. mau dibakar..” beliaupun panik dan sesegera mungkin memilih sepatu, membayarnya dan pulang. Cerita punya cerita, sesampainya di Atlanta, ternyata ukuran sepatunya terlalu kecil. Alhasil, kami ikut tertawa. "Tapi, dari sepatu itu akhirnya saya berteman baik dengan salah satu mahasiswa dari Jepang" tuturnya menambahkan. Kami diam bertanya-tanya, beliau pun meneruskan cerita, "ternyata sepatu tadi pas dengan ukuran sepatunya, akhirnya saya berikan saja. Eh, dianya senang, dipakai terus dengan bangga sambil berkata, “ini sepatu dari Jakarta”. Yah, terkadang dibalik suatu cobaan ada hikmah Tuhan tersendiri untuk kita, termasuk berkah bertemu istri tercinta". Beliau menuturkan bahwa sang istri merupakan salah satu petugas pelaksanaan pembekalan, dan disitulah beliau pertama kali bertemu dengan sang istri. “Buy one get two, ya Pak. Niat hati mau belajar, tapi juga dapat istri” canda kami yang disahut tawa oleh beliau.

Beliau merupakan sosok pekerja keras, berpendirian kuat dan selalu haus akan ilmu dan wawasan baru. Selama di Atlanta, beliau tidak tinggal di flat yang sama dengan awardee dari Indonesia namun memilih untuk tinggal bersama mahasiswa dari negara lain, salah satunya mahasiswa dari Jepang. Beliau berpendapat bahwa dengan begitu, kemampuan berbahasa inggrisnya dapat terus terlatih dan wawasannya akan kebudayaan negara lain juga semakin bertambah. Dua tahun kemudian, beliau kembali ke Indonesia dan melanjutkan penerapan ilmunya di Kementerian Keuangan.

Di bidang karir, beliau lebih banyak menimba pengalaman terkait piutang negara mulai dari tahun 2000 hingga tahun 2006. Mulai Desember 2006, beliau dipercaya menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Piutang Negara II dan sempat mutasi sebagai Kepala Subdirektorat Piutang Negara I. Kemudian, Pada tahun 2015, beliau diangkat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Jakarta I. Selanjutnya, mulai tanggal 14 Juni 2019, beliau diberi kepercayaan untuk memimpin Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Surabaya hingga sekarang.

Bagi beliau, semua orang bisa menjadi role model. “Setiap orang, setiap situasi, dan setiap pengalaman yang ada di sekeliling saya, yang bisa membuat saya melangkah ke titik yang lebih baik, adalah role model bagi saya, karena belajar dari siapapun yang bisa menjadi guru saya, itulah role model saya” tegas beliau.

Self-development encouragement selalu beliau junjung dan tularkan kepada siapapun. Sekembalinya dari Atlanta, beliau menjadi salah satu dosen pengajar di Politeknik Keuangan Negara STAN serta beberapa kali menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh DJKN.

Di KPKNL Surabaya, beliau berhasil membangun semangat belajar, mengembangkan diri tiada henti dan senantiasa melakukan yang terbaik pada semua pegawai. Berkat motivasi tersebut, pada tahun 2021, KPKNL Surabaya berhasil meraih predikat Zona Integritas Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani setelah sebelumnya telah ditetapkan sebagai Wilayah Bebas dari Korupsi pada tahun 2014. Tak hanya itu, KPKNL Surabaya juga mendapat penghargaan sebagai Kantor Penanganan Perkara Terbaik I se DJKN Tahun 2022 dan terpilih sebagai Unit Kerja Berpredikat “Sangat Baik” atas Hasil Evaluasi Pelayanan Publik di Unit Penyelenggara Pelayanan Publik Kementerian Keuangan Pada Tahun 2018. Dari sisi pengembangan pegawai, pada periode kepemimpinan beliau di KPKNL Surabaya, terdapat 1 pegawai yang berhasil memperoleh beasiswa Kementerian Keuangan MINTS (Ministerial Scholarship) dan 1 pegawai berprestasi yang berhasil memperoleh penghargaan the best presenter and best paper dalam Acara Seminar dan call for paper Simposium Nasional Akuntansi Vokasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Malang,  best presenter in 11th IRERS 2022 “Revitalising Real Estate: The Next Normal” pada National Institute of Valuation (INSPEN) Selangor, Malaysia, serta beberapa penghargaan lainnya.

Semangat memberikan pelayanan terbaik kepada internal pegawai maupun pengguna layanan juga selalu beliau gaungkan dalam acara morning call setiap hari senin. Berbagai inovasi pun menjadi solusi percepatan dan kemudahan layanan yang diberikan, seperti: Pelayanan melalui WA; POJOK WANI yang menyediakan fasilitas Pelayanan SKPT online, Penerbitan Kode Billing BPHTB online, Validasi PPH, serta Layanan E-Form Pasca Lelang; CAK MODIN yang memberikan informasi terkait capaian output, realisasi anggaran, pembayaran SPD dan peminjaman kendaraan dinas; CAK SURO atau dashboard monitoring capaian kinerja secara real time, dan masih banyak inovasi membangun lainnya. Semua itu tak lepas dari sinergi dan kerja sama tim yang baik dari seluruh pegawai KPKNL Surabaya.

Harapan beliau terhadap KPKNL Surabaya adalah agar bisa menjadi lebih baik lagi. Beliau berharap agar seluruh pegawai KPKNL Surabaya dapat saling menjadi bagian dalam support system dalam bersinergi mencapai target kinerja dan memberikan pelayanan prima kepada seluruh pengguna layanan. Beliau bercerita, “ada yang pernah bilang pada saya, seluruh pegawai Kementerian Keuangan itu pintar, namun apa yang bisa menjadikan kamu berbeda? kamu harus pintar-pintar”. Artinya, bahwa kita perlu pintar dalam menyikapi segala hal, pintar-pintar (bijak) dalam bertindak atau membuat suatu keputusan dan bersikap tanggung jawab atas tugas dan kewajiban yang dimiliki. “Santun dan integritas mode on, tidak pernah boleh dimatikan. Juga terkait dengan pengembangan diri, saya harap agar seluruh pegawai KPKNL Surabaya bisa terus meningkatkan kemampuan, baik soft skill maupun hard skill, baik melalui pendidikan formal maupun informal” pesan beliau. 


Credit: Tim Penulis Biografi Kepala KPKNL Surabaya

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini