Situasi pandemi Covid-19 masih cukup terkendali baik di
tingkat global maupun domestik, di mana Indonesia berhasil mengendalikan
gelombang pandemi terakhir. Sementara itu, harga komoditas global masih
volatile meski beberapa sudah menunjukkan tren penurunan. Hal ini tak lepas
dari pelemahan demand dan perbaikan pasokan yang mulai mendorong moderasi
beberapa komoditas energi dan pangan. Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada 2022 diperkirakan menguat signifikan. Hal ini sejalan dengan
tren penguatan pemulihan dalam tiga kuartal pertama 2022, serta senada dengan
pertumbuhan indikator perekonomian yang masih relatif kuat meski menunjukkan
tren penurunan seiring perlambatan global.
Tren pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang menguat tentu tak lepas dari kinerja baik APBN yang berlanjut
hingga bulan November 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara
dan pembiayaan investasi yang terakselerasi, didukung lonjakan pendapatan
negara dan realisasi pembiayaan utang yang terjaga dengan baik.
Kinerja APBN yang baik tidak
hanya secara nasional, tetapi juga di tingkat daerah. Salah satunya di Provinsi
Papua Barat Daya yang merupakan provinsi termuda di Indonesia. Dari segi
pendapatan perpajakan yang dikelola KPP Pratama Sorong sampai dengan 30 November
2022 telah terealisasi sebesar Rp1.149,79 miliar atau 101,17 persen dari target
tahun 2022 yang sebesar Rp1.136,42 miliar. Jika dibandingkan dengan periode
yang sama di tahun sebelumnya pendapatan perpajakan tumbuh 16,62 persen. Nilai tersebut
termasuk didalamnya pendapatan perpajakan dalam rangka impor yang dipungut
melalui Ditjen Bea Cukai dan dibukukan oleh KPP Pratama Sorong.
Penerimaan perpajakan disumbang
dari sektor Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial, sektor Konstruksi,
sektor Perdagangan Besar dan Eceran Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda
Motor, sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Transportasi dan
Pergudangan. Mengingat begitu pentingnya penerimaan pada sektor Administrasi
Pemerintahan dan Jaminan Sosial, kami menegaskan kembali kepada Bendahara
Satuan Kerja terkait pelaksanaan PMK Nomor 59/PMK.03/2022, yang pada intinya
terkait pemotongan dan/atau pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak bagi
instansi pemerintah agar dilaksanakan dengan seksama.
Pendapatan kepabeanan dan cukai yang
dibukukan oleh KPPBC Sorong sampai dengan 30 November 2022 telah terealisasi
sebesar Rp761,47 juta atau 119,42 persen dari target tahun 2022 yang sebesar
Rp637,64 juta. KPPBC Sorong
juga turut melaksanakan kewajiban pemungutan pajak dalam rangka impor yang penerimaannya
dibukukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sampai dengan 30 November 2022, realisasi pajak dalam rangka impor yang berhasil dipungut oleh KPPBC Sorong sebesar Rp5,9
miliar. Dalam upaya
meningkatkan Devisa Hasil Ekspor serta pemberdayaan UMKM, Bea Cukai Sorong
memberikan layanan asistensi ekspor kepada para pelaku usaha khususnya UMKM
melalui program Rumah Kitong Bisa Ekspor.
Dari sisi pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), KPKNL Sorong mencatat realisasi PNBP yang berasal dari pelaksanaan lelang, pengurusan piutang negara dan pengelolaan Barang Milik Negara sebesar sebesar Rp10.701.718.297 atau 110,81 persen dari target tahun 2022 yang sebesar Rp9.657.500.000. Realisasi Pokok lelang sebesar Rp123.404.442.950 atau 137,12 persen dari target tahun 2022 yang sebesar Rp90.000.000.000. Jumlah barang milik negara yang dikelola oleh KPKNL Sorong sebanyak 676.253 NUP dengan nilai sebesar Rp56.461.062.592.371..
Sampai dengan 30 November 2022 realisasi belanja APBN di Provinsi Papua Barat
Daya yang disalurkan KPPN Sorong sebesar Rp3.344,07 miliar atau sebesar 77,19 persen dari total anggaran Rp4.332,38 miliar. Realisasi
tersebut terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.971,14 miliar atau 82,93 persen dari
anggaran Rp2.376,94 serta transfer ke daerah dana desa sebesar Rp1.372,94 miliar atau 70,21 persen dari
anggaran miliar sebesar Rp1.955,44 miliar.
Realisasi belanja pemerintah
pusat terdiri atas belanja pegawai sebesar Rp807,82 miliar (94,35 persen dari anggaran sebesar Rp856,23 miliar), belanja barang
sebesar Rp780,78 miliar (80,66 persen dari anggaran
sebesar Rp967,95 miliar), belanja modal sebesar Rp378,04 miliar (68,95 persen dari anggaran sebesar Rp548,26 miliar), dan belanja
bansos sebesar Rp 4,49 miliar (100 persen dari anggaran
sebesar Rp4,49 miliar). Sedangkan realisasi transfer ke daerah terdiri atas
realisasi DAK Fisik sebesar Rp696,94 miliar (60,98 persen
dari anggaran sebesar Rp1.142,96 miliar), DAK Non Fisik sebesar Rp108,04 miliar (93,48 persen dari anggaran sebesar Rp115,58 miliar) dan Dana Desa
sebesar Rp567,96 miliar (81,50 persen dari anggaran
sebesar Rp696,90 miliar).
Sampai dengan 27 Desember 2022 realisasi belanja
APBN Provinsi Papua Barat Daya yang disalurkan KPPN Sorong sebesar Rp4.076,48 miliar (94,00 persen), yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.322,80 miliar (97,55 persen) serta transfer ke daerah dana desa sebesar Rp1.753,68 miliar (89,68 persen).
Dengan sisa waktu sampai dengan akhir tahun 2022 kita optimis realisasi belanja akan lebih optimal. Realisasi belanja tidak semata-mata hanya mementingkan jumlah belanjanya, tetapi yang paling penting juga harus memperhatikan kualitas belanja. Dengan belanja APBN yang berkualitas diharapkan dapat berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional secara umum dan khususnya di Provinsi Papua Barat Daya.
* Siaran Press disampaikan pada tanggal 28 Desember 2022 secara bersama oleh KPPN Sorong, KPP Pratama Sorong, KPPBC TMP C Sorong dan KPKNL Sorong di Aula KPPN Sorong.