Mendekati akhir
Kuartal I 2023, PMI Global mulai membaik meski belum ekspansif. PMI Indonesia
masih berada di zona ekspansi bersama Tiongkok dan Vietnam yang juga pulih, sementara
sebagian negara besar masih di zona kontraksi. Selanjutnya, harga komoditas
masih volatile dengan harga energi dalam tren menurun. Risiko global juga masih
dibayangi oleh tingginya inflasi di negara maju yang masih jauh di atas suku
bunga acuan, sementara di negara berkembang, inflasi sudah berada di bawah suku
bunga acuan.
Sementara itu,
prospek perekonomian domestik masih kuat dan diproyeksikan tumbuh stabil di
Kuartal I 2023. Selain itu, kinerja Rupiah dan pasar SBN juga masih terjaga,
namun demikian gejolak dan sentimen di pasar keuangan perlu terus dicermati.
Kinerja APBN pada Februari 2023 mencatatkan surplus didukung tren belanja yang
positif, serta diimbangi kinerja pendapatan yang masih kuat. Meski demikian,
kewaspadaan dan mitigasi tetap dilakukan mengantisipasi ketidakpastian di
sepanjang tahun 2023.
Di level regional, APBN di wilayah Provinsi Papua Barat Daya juga
menunjukkan kinerja yang baik. Dari segi pendapatan perpajakan yang dikelola
KPP Pratama Sorong sampai dengan 28 Februari 2023 sebesar Rp137,46 miliar atau 9,88
persen dari proyeksi penerimaan tahun 2023 sebesar Rp1.390,74 miliar. Persebaran
daerah yang menyumbangkan penerimaan pajak masih didominasi dari Kota Sorong
dan Kabupaten Sorong masing sebesar Rp84,53 miliar dan Rp22,72 miliar atau
78,02 persen dari total penerimaan. Sedangkan dari jenis
penerimaan pajak, penerimaan terbesar disumbangkan PPN/PPnBM dan PPh Non Migas
yaitu masing-masing sebesar Rp71,88 miliar dan Rp62,12 miliar atau 97,48 persen dari total
penerimaan.
Penerimaan
perpajakan disumbang dari sektor Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial
Wajib, sektor Konstruksi, sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Motor, sektor Transportasi dan
Pergudangan, sektor Jasa Profesional Ilmiah dan Teknis, dan sektor Pertanian
Kehutanan dan Perikanan. Mengingat begitu pentingnya penerimaan pada sektor
Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial, kami menegaskan kembali kepada
Bendahara Satuan Kerja terkait pelaksanaan PMK Nomor 59/PMK.03/2022, yang pada
intinya terkait pemotongan dan/atau pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
bagi instansi pemerintah agar dilaksanakan dengan seksama.
Pendapatan kepabeanan dan cukai
yang dibukukan oleh KPPBC Sorong sampai dengan 28 Februari 2023 telah
terealisasi sebesar Rp101,17 juta atau 26,57 persen dari target tahun 2023
sebesar Rp380,76 juta. Dalam rangka mengamankan target penerimaan negara, KPPBC
Sorong senantiasa melakukan pengawasan terhadap potensi-potensi pelanggaran
seperti penjualan minuman beralkohol oleh toko/warung yang tidak berizin. KPPBC
Sorong juga turut melaksanakan kewajiban pemungutan pajak dalam rangka impor
yang penerimaannya dibukukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pada bulan
Februari 2023, realisasi pajak dalam rangka impor yang berhasil dipungut oleh
KPPBC Sorong sebesar Rp1,08 juta. Total pendapatan PDRI selama bulan Januari
s.d. Februari 2023 mencapai Rp65,77 juta.
Dalam upaya meningkatkan Devisa
Hasil Ekspor serta pemberdayaan UMKM, Bea Cukai Sorong memberikan layanan
asistensi ekspor kepada para pelaku usaha khususnya UMKM melalui program Rumah
Kitong Bisa Ekspor. Komoditas ekspor yang masih menjadi andalan saat ini berupa
hasil tangkapan laut dengan volume ekspor pada bulan Januari 2023 mencapai
45.806 KG senilai USD 568,3 ribu dan bulan Februari mencapai 61.679 KG senilai
USD 775,52. Melalui program Rumah Kitong Bisa Ekspor, harapannya ada komoditas
baru yang bisa didorong untuk realisasi ekspor.
Di tengah upaya Bea Cukai
mewujudkan kinerja yang makin baik, tantangan dari luar muncul dengan maraknya
penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai. Modus penipuan yang terjadi berkaitan
dengan kegiatan belanja online mencapai 42,7 persen dan selebihnya dengan modus
hubungan khusus di media social (romansa), diplomatik, money laundry, dan lelang. Masyarakat harus berhati-hati
dengan berbagai modus tersebut dan tidak mudah tergiur. Beberapa ciri penipuan
yang dikenali antara lain jumlah pungutan yang tidak wajar, menggunakan nomor
pribadi, ada upaya intimidasi terhadap korban, dan meminta pembayaran ke
rekening pribadi.
Sebagai
langkah antisipasi dari semakin maraknya penipuan mengatasnamakan Bea Cukai,
upaya yang telah dilakukan Bea Cukai yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat
luas melalui jejaring media sosial dan bekerja sama dengan berbagai pihak
dalam. Dari sisi masyarakat juga dapat berperan dengan mengupayakan 3 (tiga)
langkah, yaitu: pertama, jangan panik
apabila dihubungi oleh pelaku yang mengaku petugas Bea Cukai, tetap tenang
meskipun ada unsur intimidasi. Kedua, jangan
langsung transfer ke rekening yang diberikan oleh pelaku. Seluruh kewajiban
pembayaran atas penerimaan negara disetorkan ke nomor rekening kas negara,
bukan nomor rekening pribadi. Masyarakat juga dapat mengecek nomor rekening
diinfokan pelaku melalui laman https://cekrekening.id. Ketiga, lakukan konfirmasi kebenaran
informasi ke Bea Cukai melalui saluran-saluran yang tersedia, yaitu Contact
Center Bravo Bea Cukai via telepon 1500225, live
chat Noni Bravo Bea Cukai, media sosial @bravobeacukai, cek status barang
kiriman di laman https://beacukai.go.id/barangkiriman, atau
unduh aplikasi Mobile Bea Cukai di playstore (android).
Dari sisi Kekayaan Negara, KPKNL Sorong mencatat
realisasi PNBP yang berasal dari pelaksanaan lelang, pengurusan piutang negara
dan pengelolaan Barang Milik Negara sebesar Rp. 830,43 juta. PNBP tersebut
dibagi untuk wilayah Provinsi Papua Barat Daya sebesar Rp. 656,07 juta dan
Provinsi Papua Barat sebesar Rp. 174,35 juta. Penerimaan PNBP untuk Provinsi
Papua Barat lebih didominasi PNBP yang berasal dari Pelaksanaan Lelang sebesar
Rp. 110,14 juta dan PNBP BMN sebesar Rp. 64,21 juta. Pada Provinsi Papua Barat
Daya penerimaan PNBP lebih didominasi penerimaan PNBP yang berasal dari
Pelaksanaan Lelang sebesar Rp. 437,86 juta dan PNBP BMN sebesar Rp. 218,22
juta.
Realisasi Pokok lelang yang diraih oleh KPKNL Sorong
sebesar Rp 3,5 milyar yang terbagi untuk
wilayah Provinsi Papua Barat Daya sebesar Rp. 2,9 milyar dan untuk Provinsi
Papua Barat sebesar Rp. 0,55 milyar.
Untuk
meningkatkan peran UMKM dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada
Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya, KPKNL Sorong mengadakan
program Kedai Lelang UMKM 2023 dengan tema “Inovasi Lelang Mendorong
Pertumbuhan Penjualan Lelang Produk UMKM”. Program ini ditujukan untuk
meningkatkan pemasaran produk UMKM yang dihasilkan pada Provinsi Papua Barat
dan Provinsi Papua Barat Daya melalui website lelang.go.id dan melalui Lelang
Terjadwal Khusus dalam bentuk Bazar UMKM. Kegiatan Kedai Lelang UMKM ini akan
diselenggarakan pada kegiatan Kemenkeu Satu yang melibatkan satuan
kerja/masyarakat umum di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat Daya.
Mohon
partisipasi seluruh masyarakat di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua Barat
Daya khususnya di Kota Sorong untuk ikut serta memajukan dan meningkatkan peran
serta produk UMKM dalam program PEN dengan cara membeli dan menggunakan produk
UMKM.
Apabila
ada satuan kerja atau masyarakat umum yang ingin berpartisipasi dalam Kedai
Lelang UMKM yang diselenggarakan KPKNL Sorong dapat menghubungi kami melalui
email kpknl.sorong@kemenkeu.go.id, website:il.ink/KasuariKPKNLSorong,
WA:081292926400, dan Halo DJKN 150-991.
Dari sisi
belanja, sampai dengan 28 Februari 2023 realisasi belanja
APBN di Provinsi Papua Barat Daya yang disalurkan KPPN Sorong sebesar Rp1.056,56 miliar atau sebesar 9,07 persen dari total anggaran Rp11.652,35 miliar. Realisasi tersebut terdiri atas belanja
pemerintah pusat sebesar Rp228,12 miliar atau 8,52 persen dari anggaran Rp2.677,91 serta transfer
ke daerah sebesar Rp828,43 miliar atau 9,23 persen dari anggaran miliar sebesar Rp8.974,44 miliar.
Realisasi belanja pemerintah pusat terdiri atas belanja pegawai sebesar Rp123,76
miliar (12,49 persen dari anggaran sebesar Rp991,10 miliar), belanja barang
sebesar Rp78,53 miliar (7,05 persen dari
anggaran sebesar Rp1.114,52 miliar) dan belanja modal sebesar Rp25,83 miliar (4,56 persen dari anggaran sebesar Rp566,22 miliar). Sedangkan belanja
bansos sampai dengan 28 Februari 2023 belum ada realisasi dari anggaran sebesar
Rp6,06 miliar.
Sedangkan realisasi transfer ke daerah terdiri atas realisasi Dana Bagi
Hasil sebesar Rp294,90 miliar (16,87 persen dari
anggaran sebesar Rp1.748,48 miliar), Dana Alokasi Umum
sebesar Rp533,54 miliar (14,47 persen dari
anggaran sebesar Rp3.686,22 miliar) dan DAK Non Fisik sebesar
Rp20,78 (4,01 persen dari anggaran sebesar
Rp517,74 miliar). Sedangkan DAK Fisik (anggaran Rp1.039,31 miliar), Dana Otsus
dan Insentif Fiskal (anggaran Rp1.285,36 miliar) serta Dana Desa (anggaran Rp697,33
miliar) belum ada penyaluran sampai dengan 28 Februari 2023.
Dalam negeri ekonomi kita masih sangat baik. Kuartal I kita optimis akan tetap terjaga stabil dari sisi pertumbuhan ekonomi yang tadi didukung dari data-data penerimaan perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak, dan bea cukai. Kinerja APBN di 2023 sampai Februari jauh lebih bagus dibanding Februari tahun lalu. APBN akan tetap menjadi instrumen yang kita jaga untuk menjaga seluruh masyarakat Indonesia. Shock yang mungkin terjadi akibat goncangan ekonomi global harus terus kita antisipasi. Untuk itu, APBN akan terus responsif dan fleksibel. Demikian pernyataan Ibu Menteri Keuangan dalam dalam publikasi APBN Kita edisi Februari 2023.
* Siaran Press disampaikan pada tanggal 21 Maret 2023 secara bersama oleh KPPN Sorong, KPP Pratama Sorong, KPPBC TMP C Sorong dan KPKNL Sorong di Aula KPPN Sorong